“Cerita ini fiktif. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan”
© Story of “Surga di Balik Jeruji 2” by @NailaAfra
.
.
.
.
.
.“Aku merindukanmu. Sungguh sudah sangat merindukanmu”
***
Alya menatap keluar jendela dengan mata melamun, duduk bersandar di tepi tempat tidur, tangannya terus mengelus-ngelus perutnya yang telah membesar. Memasuki kehamilannya kesembilan bulan, perasaannya terus dilanda sepi, seperti saat ini, ketika dia seorang diri di dalam kamar, netranya jatuh pada baju muslim putih yang menggantung di dinding.
Alya turun dari tempat tidur untuk menggapai baju muslim putih itu. Dia sengaja menggantungnya di tempat sama, seperti dulu, agar ketika dia merindukan sang pemilik, Alya dengan mudah meraih dan memeluknya. Alya mengelus baju muslim dengan lembut, mencium aroma bunga dan anggur yang seketika saja membuat kedua matanya memanas.
Tendangan kecil terasa di perut Alya, dia menunduk dan mengelus perutnya.
“Iya Nak? Mama baik-baik aja, cuma kangen sama Papa kamu.” Alya mendekatkan baju muslim ke perut, agar anaknya ikut bisa melepaskan kerinduannya. “Kamu juga pasti kangen banget sama Papa kan? Nggak mau diam, daritadi nendang-nendang perut Mama terus.”
Alya tidak sanggup lagi. Airmata jatuh berlinang ke pipinya. “Astagfirullah, Astagfirullah.” Dia menguatkan diri dengan menyebut nama Allah. Menyeka airmata kasar.
“Aku nggak boleh seperti ini.” Alya menggantung kembali baju muslim tersebut. Membalikkan badannya. “Aku harus kuat, harus tegar demi anakku.”
Alya mencoba menenangkan diri, hanya saja sulit. Alya terus melihat sosok yang dia rindukan, Daffa Raffan di pelosok kamar. Alya melihat sosok Daffa berbaring di tempat tidur, terkadang melihatnya di meja tempat biasa dia mengerjakan tugas kuliah atau di sudut kamar tempat Daffa sering melaksanakan shalat. Kamar ini penuh tentang Daffa Raffan. Penuh jejak kenangan dari lelaki itu.
“Aku butuh bernapas. Aku harus pergi dari sini. Harus pergi sebelum aku jadi gila.” Alya menuju pintu. Tak sanggup lagi berada di dalam kamar yang membuatnya sesak.
Namun sebelum berhasil mencapai pintu, rasa sakit menyerang, membuat Alya merintih dan jatuh terduduk di lantai. Kedua kakinya lemas, tidak sanggup berdiri. Alya merasakan air merembes mengalir ke pahanya. Dia akan melahirkan sebentar lagi. Tangis Alya seketika saja pecah. Di tengah rasa sakit yang menyiksa, dia berpegangan pada tepi meja untuk mencoba bangun, namun sulit, dia terduduk kembali.
“MAMA, MAMA, MAMA.”
Alya berteriak, menjerit kesakitan. Meraba-raba ke lantai, tampak tidak berdaya. “MAMA TOLONG!” Dia berteriak keras lagi, dengan keputus-asaannya meminta pertolongan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surga Di Balik Jeruji | Senja
SpiritualKehidupan Daffa Raffan berubah ketika dia terbebas dari penjara. Ia menjadi seorang mahasiswa, seorang pegawai perusahaan mabel dan juga seorang suami dari perempuan yang dia cinta, Alya Sahira. Dia mendapatkan kebahagiaan yang tidak pernah dimiliki...