RUMAH TEBING

183 22 28
                                    

Ini sudah hampir pagi. Eunkwang berjalan menemani Sohee yang sangat ingin melihat matahari terbit. Mereka berjalan bertelanjang kaki berdua menenteng sandal yang mereka gunakan.

"Kau memotong habis rambutmu?" Tanya Eunkwang.

"Yeah, kepalaku sekarang mirip Peniel oppa" kata Sohee terkekeh ringan. Ia berhenti di satu titik dan duduk di pasir pantai. Eunkwang menemaninya.

"Aku ingin menikmati hidupku dengan baik, oppa. Aku tak tau mampu bertahan atau tidak. Tapi aku ingin menikmatinya sebaik mungkin" kata Sohee menatap lautan gelap. Eunkwang menatapnya.

"Kau akan sembuh. Kau wanita kuat" Eunkwang menyemangatinya.

"Sejak kecik aku tak pernah melihat matahari terbit secara langsung. Aku tak tau disini ada atau tidak, tapi aku akan menantikan fajar itu datang" katanya mengalihkan topic pembicaraan.

"Soheeya" panggil Eunkwang "maafkan sikap Yuri"

"Ah, aku memahaminya, oppa. Dia akan membenciku sampai aku mati. Hahaha" Sohee terkekeh ringan "aku benar-benar merasa iri pada hidupnya yang bergelimang cinta. Dari btob oppa, dari keluarga Jinkyu, dari banyak orang, darimu" pandangan Sohee teralih pada Eunkwang. Eunkwang menatapnya dan mengusap bahu Sohee pelan.

"Lihat aku oppa" kata Sohee melanjutkan "aku tak pernah jahat pada siapapun. Tapi hidupku berakhir seperti ini. Ujianku tak berhenti sampai waktuku mati"

"Sohee" Eunkwang diam. Sohee diam. Mereka duduk bersama dalam diam. Menanti siluet merah itu hadir dengan indah. Setelah cukup, Eunkwang dan Sohee kembali ke rumah Jinkyu.

***

Semua member BTOB sudah bangun dan masih berpiyama. Mereka semua termasuk Noona, Jinkyu serta Yuri menatap kehadiran Eunkwang dan Sohee.

Yuri menatap mereka berdua dengan tajam.

"Yuri ... kami ..." Yuri bangkit dan berjalan menghampiri Sohee.

PLAK!! Satu tamparan keras mendarat di wajah Sohee. Semua mata terperangah. Sohee kaget bukan main. Mata Yuri berkaca-kaca.

"SHIN YURI!!" Eunkwang memelototi dan membentaknya dengan tajam. Air mata Yuri luruh. Ia tersentak. Tak pernah ia mendengar Eunkwang membentaknya seperti itu. Mereka bertatapan dengan tajam. Sohee memegangi pipinya yang terasa panas. Hatinya sakit, sangat sakit.

"Yuri ..." Eunkwang berusaha menjangkau lengan Yuri karena ia tau perbuatannya membentak Yuri salah. Yuri menghindar. Ia berlari meninggalkan Eunkwang, masuk ke kamarnya.

"Sohee ..." Eunkwang akan mengurus Yuri nanti "Gwencana?" Sohee diam saja. Ia malu. Sangat malu. Ia bergegas menuju kamarnya. Noona menyusulnya.

Eunkwang mematung menatap adiknya satu persatu. Changsub tak tahan lagi. Ia bangkit.

"Aku tak akan membantumu lagi kali ini. Berhentilah jadi orang baik. Sikapmu membuat semua orang salah paham. Ada apa denganmu, hyung?" Changsub berbalik meninggalkan Eunkwang. Sungjae, Hyunsik, Peniel dan Ilhoon menyusulnya.

Minhyuk bangkit terakhir

"Mungkin kau harus mulai sadar kalau di dunia ini ada yang namanya Pilihan" Minhyuk menekan keras kata Pilihan dan berlalu meninggalkan Eunkwang. Ia mengacak-acak rambutnya. Ia kacau.

***

Yuri duduk memegangi kedua lututnya sambil menangis. Hatinya sakit bukan hanya karena Eunkwang membentaknya saja, tapi ia tidak berhenti salah paham melihat Eunkwang dan Sohee bersama. Ia mengalami krisis kepercayaan terhadap Eunkwang dan itu belum sembuh.

Eunkwang masuk ke dalam kamar.

"Yuri, maafkan aku" kata Eunkwang dingin "tapi aku tak suka sikapmu" Yuri berbalik dan masih berair mata.

"Lalu bagaimana dengan sikapmu padaku?" Yuri mendengus kesal.

"Kau hanya perlu mendengarkan penjelasanku, Yuri"

"Aku belum  bisa mempercayaimu, oppa"

"Kami hanya duduk di pantai menunggu matahari terbit" kata Eunkwang mencoba menjelaskan

"Wah, romantis sekali Seo Eunkwangssi, apa dia menangis di pelukanmu?, kalian berpelukan?, kalian berciuman?. Oppa, aku pernah mempercayaimu satu kali dan kau menghancurkan itu. Kau melakukannya lagi malam ini. Lukaku belum sembuh, oppa. Bahkan pelukan dan ciumanmu tak bisa menyembuhkannya" Tangisan Yuri semakin keras. Eunkwang diam saja. Rasanya percuma menjelaskannya hari ini.

"Aku ..." Eunkwang kehabisan kata-kata.

"Aku ingin sendiri oppa" Yuri membuang muka, menbelakanginnya. Eunkwang mengambil pakaian dan beberapa barangnya lalu pergi meninggalkan Yuri.

***

Suasana dirumah itu jadi serba canggung. Yuri mengurung diri seharian. Bahkan ia tak keluar untuk makan siang. Begitupun Sohee. Liburan kali ini benar-benar terasa aneh.

Jinkyu kembali dari suatu tempat dengan sepedanya.

"Kau darimana?" Tanya Ilhoon siang itu.

"Mengantar Yuri" kata Jinkyu. Ia sangat ini pulang ke rumahnya hari ini. Ia memintaku mengantarnya.

"Rumah?" Tanya Eunkwang.

"Ya, rumah di sisi tebing. Bukankah itu rumahmu?" Jinkyu masuk ke dalam. Eunkwang menatap Changsub.

"Antar aku kesana" kata Eunkwang. Changsub menghela nafas panjang dan beranjak.

"Baiklah"

***

Changsub meninggalkan Eunkwang disana. Eunkwang masuk dengan hati-hati. Ia melihat pintu kaca terbuka dan Yuri sedang duduk termenung disana.

"Yuri" Panggil Eunkwang. Yuri menoleh enggan.

"Aku sudah bilang aku ingin sendiri" kata Yuri. Eunkwang menghampirinya. Duduk disampingnya.

"Aaaaah kemarin malam aku melakukan hal seperti ini. Menemani wanita duduk menatap lautan" Eunkwang bicara dengan sadar. Yuri mengerling tajam "aku hanya duduk diam mendengarkannya bicara sampai aku mengantuk. Ia hanya ingin melihat matahari terbit yang bisa saja tak dilihatnya lagi di masa depan" Eunkwang melanjutkan. Yuri membuang muka.

"Aku akan masuk" kata Yuri bangkit. Eukwang mengikuti.

"Aku selalu ingat tempat ini dengan baik" kata Eunkwang "sebuah bayangan yang melesat cepat menjatuhkan diri dari sana" ia menunjuk tebing "anak perempuan dengan seragam sekolah kumal, anak perempuan yang tak pernah punya pacar, anak perempuan yang memanggilku ahjussi, anak perempuan yang mengeluarkanku dari mimpi buruk" kata Eunkwang. Ia menarik tangan Yuri. "Namanya Shin Yuri, bukan Kim Sohee. Perempuan bernama Yuri yang sangat aku cintai dan membuatku hampir mati ketika dia meninggalkanku" Yuri tersipu malu. Eunkwang menatapnya dalam. Ia mencium Yuri dengan penuh cinta.

"Tak ada wanita lain di hatiku, percayalah padaku, Yuri" Eunkwang meyakinkannya sekali lagi. Mereka diam. Mendengarkan debur ombak yang menabrak dinding tebing.

"Aku ... ingin jadi milikmu malam ini, oppa" kata Yuri pelan. Eunkwang membelai rambut Yuri dan tersenyum manis.

"Kau selamanya akan jadi milikku" kata Eunkwang. Ia menjawil dagu Yuri dan melumat bibir kecil itu dengan penuh nafsu. Yuri membuka satu per satu kancing pakaian eunkwang membiarkan Eunkwang memperlihatkan dadanya yang bidang. Yuri melingkarkan lengannnya di leher Eunkwang. Mereka berpagutan lama. Menyentuh satu sama lain. Eunkwang menariknya ke tempat tidur. Melucuti pakaian Yuri satu persatu. Ia menciumi tubuh Yuri mulai dari kepala, telinga, leher, dada dan bagian-bagian kesukaannya.

"Aku mencintaimu, Yuri" kata Eunkwang ditengah cumbuannya "tak ada yang mengganggu kita malam ini" Katanya pelan

"Aku mencintaimu, Oppa"

Mereka tenggelam dalam syahdunya cinta. Yuri mencoba untuk meyakinkan diri hanya dirinyalah satu-satunya orang yang diinginkan Eunkwang. Persetan dengan Sohee. Ia tak peduli. Selamanya Eunkwang adalah miliknya. Miliknya paling berharga. Miliknya satu-satunya.

***

DEAR MY AHJUSSI 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang