Bab 23

5.6K 314 1
                                    


Al fitnatu, asyaddu minal qatl.


Tiga hari telah berlalu, artinya hari ini hari dimana Haura menerima takdziran dari perbuatan yang tidak pernah dia lakukan.

membela diri? percuma tidak ada yang percaya.

"Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh, pengumuman di tujukan untuk seluruh santri putri nanti setelah ngaji ashar segera menuju ke lapangan santri putri, terimakasih wassalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh," suara dari ruang keamanan, sudah bisa di tebak ini ada sangkut pautnya dengan masalah kemarin.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab Haura lirih.

"Ra, kamu santai aja kan kamu emang nggak salah, serapi-rapi orang menyimpan bangkai pasti bakalan kecium juga," ucap Nayya menguatkan, dia sudah tidak menangis lagi, dia sadar jika dia sendiri rapuh siapa yang menguatkan Haura.

"Aku santai kok Nay, aku yakin pasti di balik ini ada kebahagiaan yang menantiku," ucap Haura sambil tersenyum meskipun hatinya sakit.

"Kamu hebat Ra, aku salut banget sama kamu," ucap Nayya sambil memeluk Haura.

"Aku ke masjid dulu ya, mau sholat dhuha," Ucap Haura setelah melepas pelukan mereka.

"Mau di temenin?" tanya Nayya.

"Nggak usah, aku sendirian aja."

-----------------

Sesampainya di masjid, baru saja Haura ingin melakukan takbiratul ikhram, suara seseorang membuat Nayya mau tidak mau mengurungkan niatnya.

"Eh ... pasti ini modus lagi kan, mau cari kotak lagi kan? tapi sayang udah nggak ada."

Haura menoleh, membalas dengan senyuman. "Eh ... ustadzah Nasywa, saya kesini mau sholat ustadzah, ustadzah sendiri mau ngapain?" jawab Haura mengabaikan ucapan ustadzah Nasywa.

"Halah, palingan juga modus sama yang kaya dulu, bilangnya sholat, tau-tau nya malah mencuri," ucap ustadzah Nasywa sambil tersenyum sinis.

"Jika tidak ada lagi yang mau di bicarakan, saya sholat dulu ustadzah," ucap Haura yang langsung membalikkan badannya lalu memulai sholat.

Selesai sholat saat Haura akan pergi meninggalkan masjid dia menemukan ustadzah Nasywa yang sedang duduk di teras masjid.

"Ustadzah sedang apa?"

"Oh ... kamu udah selesai?"

Haura mengangguk menjawab pertanyaan ustadzah Nasywa.

"Kamu bisa ikut saya sebentar?"

"Bisa ustadzah."

Ustadzah Nasywa berjalan terlebih dahulu, Haura mengikuti langkah ustadzah Nasywa yang ternyata membawanya ke lab komputer khusus ustadz/ustadzah.

"Kamu duduk dulu," ucap ustadzah Nasywa.

Tak lama kemudian ustadzah Nasywa kembali sambil membawa flashdisk.

"Kita lihat bareng-bareng."

Tak lama vidio dari flashdisk itu di putar.

JANGAN LUPA IKUTANN PO NOVEL YAA😍

Haura Pesantren [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang