╔═══════════════════════╗
e a r l y n o t e s:There is no any notes today.
╚═══════════════════════╝Miris sekali kenya itu kalau dilihat-lihat. Sudah nyaris sekitar dua puluh menit lamanya ia berdiri di depan gerbang papan Hwang Jimin. Hawa dengan daksa atas berbalut blouse satin berwarna nude itu sudah tidak terhitung lagi soal berapa kali ia menekan tombol interkom dan sama sekali tidak ada respon. Rumah Jimin seolah tidak berpenghuni. Padahal kalau memang tidak ada Jimin di rumah pun seharusnya penjaga rumah tidak menulikan diri. Tidak peduli kalau ini masih pagi, sebab dia tahu dan hapal kalau rumah Jimin biasanya hidup 24 jam.
Selalu begini kalau ia ingin berkunjung ke rumahnya Jimin.
Namanya Son Yieun.
Perempuan berumur tiga puluh tahun itu sebenarnya sudah muak sekali dengan relasi absurd antara dirinya dengan Hwang Jimin. Memang diantara mereka terikat dalam sebuah fiksasi yang disebut pertunangan, tetapi bagi Yieun rasanya tidak sama sekali. Hubungannya bersama Jimin seolah seperti sedang mengecap makanan yang tak berbumbu. Tak sedap.
Barangkali jika Yieun tidak tertarik dengan luminositas yang acap kali Jimin tunjukkan, sudah dipastikan bahwa ia akan menyerah dengan cepat. Namun, Son Yieun memang pandir, dia tetap melangkan tungkainya untuk maju meskipun ia sadar betul bahwa ada tembok besar yang memblokadenya. Ini bukan soal Yieun yang tertarik dengan segala sesuatu yang dimiliki oleh Jimin-bukan soal fisik atau material, namun lebih daripada itu. Tidak bisa dijabarkan.
Sejemang kemudian, tepat di tiga menit setelahnya, atensi Yieun teralihkan menuju ke belakang. Hwang Jimin muncul dari sana, dari rumah yang tidak Yieun ketahui siapa pemiliknya. Yang pasti, kuriositas Yieun meledak kalakian juga. Well, apa salah kalau Son Yieun memunculkan premis yang buruk saat Hwang Jimin keluar dari rumah tersebut di saat jumantara belum dihiasi secara penuh oleh mantari dengan daksa hanya berbalut piyama?
"Hwang Jimin," panggil Yieun.
Adam tersebut berjalan gontai ke arah Yieun dengan gurat muka penuh gemirang. Namun, sedetik kemudian, ekspresinya berubah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌ㅡ𝐒𝐢𝐧𝐚𝐭𝐫𝐚 [✓]
Romance[ 𝐜𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐞𝐝. ] Ketika netra saling bersitatap kembali, varietas perasaan eksentrik sontak bersarang dalam serebrum dan sanubari. Turbulensi saraf menyerang, katastrofe melanda. Dalam rengkuhan relasi absurd itu, Jung Taehyung dan Kim Jiya m...