847

153 20 0
                                    

Tahun 847, di distrik Trost. 2 tahun sejak dinding Maria dijebol dan dikuasai oleh Raksasa. Rumah Marina ada di distrik Shigansina, distrik terluar di dinding Maria. Rumahnya telah hancur dan dia tidak tahu bagaimana keadaan kedua orang tua dan saudara-saudaranya, dia tidak mau berharap karena itu hanya akan membuat hatinya sakit.

Ketika kejadian itu terjadi, ia sedang berada di daerah yang berbatasan dengan distrik Trost. Ia akhirnya ikut mengungsi bersama yang lain ke dinding Rose.

Marina merasa beruntung karena setelah hampir dua tahun terlunta-lunta di tempat pengungsian, ia bisa mendapat pekerjaan di salah satu bar di distrik Trost. Itu lebih dari cukup untuk pergi dari tempat pengungsian. Pemilik bar juga mengizinkannya tinggal di bar untuk sementara waktu sampai dia mendapat tempat tinggal lain.

Pintu bar terbuka. Tidak banyak orang yang datang pada pagi hari sebenarnya.

"Selamat datang. Ada yang bisa kubantu?"

"Apa kau punya teh?"

Selama Marina bekerja disini, dia tidak pernah mendapat pesanan teh. Biasanya bar itu menjual kopi dan alkohol saja. Memang ada sedikit persediaan teh, dan Marina rasa itu bukan untuk dijual melainkan milik pemilik bar.

Tapi Marina tidak enak jika harus mengatakan kalau pesanan orang ini tidak ada. Sudahlah, dia akan bilang kepada pemilik bar jika dia sudah datang.

"Apa teh hijau tidak masalah? Kami hanya punya itu."

"Tidak masalah."

"Baik, tunggulah sebentar."

Marina kemudian pergi ke dapur dan segera menyeduh teh itu. Untuk masalah teh, Marina sepertinya bisa percaya diri. Dia dan ayahnya adalah pecinta teh. Mereka sering bepergian jauh untuk mengumpulkan teh di setiap daerah. Ia banyak mengetahui tentang teh.

"Teh Anda, Tuan."

"Baru kali ini ada pelanggan datang sepagi ini. Bar kami masih sepi."

"Itu lebih baik. Aku tidak suka jika terlalu banyak orang."

"Kalau begitu datanglah lagi lain kali. Aku selalu mulai buka di jam ini."

Laki-laki itu tidak menjawab dan meneguk teh miliknya. Marina tidak berlama-lama disana karena sepertinya laki-laki ini menyukai ketenangan dan tidak suka mengobrol, Marina tidak mau mengganggunya.

"Tehmu enak.", ucapnya tiba-tiba sebelum Marina sepenuhnya pergi.

Marina yang mendengar itu berbalik dan tersenyum atas pujian yang diberikan. "Terima kasih. Aku cukup percaya diri jika itu tentang teh."

Mereka tidak berbicara lagi. Marina kembali ke aktivitasnya untuk membersihkan bar itu sebelum pemilik bar dan yang lain datang. Namun sesekali dia melihat ke arah pelanggan pagi itu.

Orang itu cukup rapi. Dan dari tinggi dan wajahnya sepertinya baru berumur belasan. Tapi kenapa sikapnya seolah lebih tua dari Marina sendiri? Hanya ada satu kemungkinan orang yang memiliki sikap dan penampilan seperti itu. Mungkin saja dia adalah anak seorang bangsawan. Tapi apa yang dia lakukan di Trost? Bukankah para bangsawan tinggal di dalam dinding Sina?

Tuan Kedai Teh (Levi Fanfiction) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang