satu

32 3 0
                                    

sudah dua minggu dari kunjungan gojou ke apartemenku. tidak ada kabar, kunjungan atau persiapan pernikahan yang dibicarakan denganku. meski gojou adalah teman baikku, masih sedikit informasi yang aku tahu tentang dirinya. 

dulu dia selalu terbuka pada kami tapi entah kenapa, kini gojou berubah jadi sosok yang hampir tidak aku kenali. semua pada dirinya berubah kecuali sifat ramah tamah kepada siapapun khususnya pada wanita cantik dengan badan yang indah.

untuk kasus kali ini aku melihatnya dari dalam toko dimana aku bekerja. aku bekerja menjadi salah satu pelayan toko kopi di dekat apartemenku. 

aku hanya menghela napas sembari melanjutkan kegiatan menyapu toko karena sebentar lagi adalah jam buka toko ini. mau bagaimana lagi. aku dan gojou sudah terpisah cukup lama. setelah lulus sma kami berpencar. untuk berkontak saja jarang apalagi bertemu kami sering bertemu hanya akhir akhir ini dimana aku pindah apartemen dari dua bulan yang lalu. dari situ aku dan gojou selalu bertemu.

kami menjadi tak seakrab dulu. canggung rasanya. kurasa gojou merasakan hal yang sama pada dirinya.

setelah aku membalik papan bertuliskan closed ketulisan open. gojou bersama wanita itu masuk dan duduk di kursi paling pojok. aku hanya menghela tanda cemburu. ku akui rasa suka pada gojou pada saat sma masih belum hilang sampai saat ini, itu adalah salah satu alasan mengapa saat di perguruan tinggi aku sama sekali tidak menjalin kasih dengan siapapun. yah, karena aku masih terbayang masa lalu, dan juga rasaku pada gojou satoru.

dia memanggil pelayan toko, teman kerjaku yang menghampirinya, aku yang memintanya.

"dia mantanmu?"

"kenapa bertanya seperti itu?"

"habisnya kamu seperti tidak mau bertemu dengannya. terlebih dia membawa pacar barunya."

aku hanya terdiam mendengarkan penuturannya. pacar baru ya? mungkin ini awal overthingkingku. gojou mengajakku menikah itu hanya candaan atau gurauan? kenapa dia bersikap seperti itu. aku menatapi cincin yang melekat di jari manisku. terasa pas dan sangat indah di pandang.

"kamu sudah tunangan, [name]. kamu harus melupakannya." aku menghela, dia tidak tahu saja yang melamarku adalah pria yang sedang berduaan di sana di pojok toko.

"nanti kamu yang antar, ya. kamu harus bisa menghadapinya."

aku mengangguk ragu sembari tersenyum tipis. aku penasaran bagaimana raut wajah gojou satoru melihat gadis yang dua minggu lalu ia lamar dan ia terlantarkan ada di hadapannya.

none, gojou satoruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang