~•~
Laisya baru saja keluar dari ruang kerja Farhan, ia baru saja mendiskusikan satu hal dengan Farhan dan Delia.
Laisya langsung berjalan menuju kamar nya, ketika ia melewati kamar Tio ia mendengar umpatan kekesalan dari kamar itu yang pintu nya sedikit terbuka membuat Laisya tertarik untuk mengintip hal apa yang di lakukan Tio sampai membuat nya mengumpat seperti itu.
"Ck.. anjing kenapa ini sakit lagi"umpatan kekesalan keluar dari mulut Tio yang sedang berdiri di depan kaca hanya dengan memakai celana pendek dan kaos singlet, ia mencoba mengoleskan salep pada bahu belakang nya yang cedera tapi kesulitan mungkin karna tangan nya tak sampai.
Tok..tok..tok..
Tanpa pikir panjang Laisya langsung mengetuk pintu kamar Tio dan membuka pintu itu secara perlahan, Tio langsung memasang ekspresi datar nya pada Laisya.
"Butuh bantuan?"tawar Laisya sambil berjalan mendekat pada Tio.
"Enggak dan gak ada yang nyuruh lo masuk kamar gue, keluar sekarang!!"usir Tio sambil menunjuk pintu kamar nya.
Laisya tak menghiraukan perintah dari Tio, ia malah merebut paksa salep yang di pegang oleh Tio lalu membalikan tubuh Tio agar mengehadap kaca.
"Setidak nya biarkan gue bantuin lo sebelum gue pergi"ucap Laisya sambil mengoleskan salep di bahu belakang Tio.
Tio yang mendengar kata pergi sontak menatap Laisya dari kaca, bisa ia lihat wajah Laisya yang lumayan tirus dan kantung matanya yang sedikit hitam. Ada rasa khawatir hinggap di hati nya namun ia kembali mengingat kebohongan yang Laisya ciptakan berhasil menghapus rasa khawatir itu.
"Lo mau pergi dari rumah ini?"tanya Tio di angguki oleh Laisya
"Bagus kalau gitu, lagian gue udah muak liat muka pembohong lo itu"sarkas Tio.
"Ya setidak nya lo cuman akan liat muka gue di sekolah"
"Semoga ujian segera di laksanakan, supaya lo cepet pergi dari gue"Tio menekan setiap katanya dan menatap Laisya datar melalui kaca.
"Lo beneran gak mau dengerin penjelasan gue?, selagi gue belum pergi"
"Gue gak mau dengar kebohongan yang lo ciptain lagi"tolak Tio membuat Laisya menatap nya lama melalaui kaca. Jadi sekarang mereka saling menatap melalui kaca.
"Baiklah"pasrah Laisya mencoba menghormati keputusan Tio.
Laisya memberikan salep nya pada Tio, Tio yang akan mengambil salep itu di buat keheranan karna ia tak melihat cincin pertunangan mereka yang sebelum nya tersemat di jari Laisya kini sudah tak ada.
Di kemanakan cincin itu?.
"Semoga luka lo cepet sembuh dan ya kurangin minuman bersoda dan mie instan nya, gue pergi jam 7 nanti"ucap Laisya sebelum ia pergi meninggalkan kamar Tio.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY I Love You
Teen FictionQalaisya bintang rainandi seorang remaja perempuan yang menyandang status yatim piatu dan bergantung hidup pada mesin. Di saat ia merasa sediri dan putus asa atas Kehidup nya tuhan mengirimkan orang-orang yang berbaik hati ingin mengisi kesedirian d...