Sinar matahari menembus kain putih tembus pandang yang kala itu menjadi atap untuk tempat pernikahan Ten dan Sera.
Warna putih, biru pastel, hijau daun, serta lampu-lampu gantung sederhana yang memancarkan warna warm white nampak mewarnai venue di pagi hari itu.
Waktu hampir menunjukkan pukul delapan pagi, dimana acara seharusnya segera dimulai. Para tamu undangan, teman, pun keluarga sudah berkumpul di lokasi.
Ten terududuk di depan penghulu yang tersenyum menatapnya. Ten gugup, tentu saja.
"Tenang saja, pernikahanmu akan berjalan dengan baik." ucap sang penghulu, menenangkan Ten sedikit.
Sementara itu di ruang rias mempelai wanita, Sera masih dengan ekspresi gugupnya. Dikelilingi para maids, pun ditemani oleh Kun, sang kakak.
"Sera, listen. Everything's gonna be alright, okay? Breathe, then smile brightly. Ten's waiting for you out there." ucapnya.
Sera menarik napas perlahan, kemudian menenangkan dirinya sendiri. Tangannya mencari keberadaan Kun yang berdiri di sebelah kanannya.
Kun menggenggam tangan sang adik, "Ayo."
—
Musik klasik dari Johan Sebastian Bach, yang bertajuk Arioso terputar kala Sera berjalan menuju tempat melaksanakan acara ijab kabul. Dimana Ten menunggu, bersama penghulu yang siap untuk menikahkan keduanya.
Tangannya bertaut pada lengan Kun, sang kakak. Senyum indahnya tak lepas dari pandangan semua orang, bagai menghipnotis setiap mata untuk terus menatap ke arahnya.
Sera boleh buta, namun hal itu tidak mengurangi kecantikannya sedikitpun.
Kala keduanya sampai di kursi yang telah disediakan, Kun membantu sang adik untuk duduk. Tatapannya ke depan, dengan senyum penuh keyakinan. Meyakinkan diri Ten untuk tidak gugup.
Kun menduduki dirinya di kursi yang ada di depan Ten, tepat di samping penghulu.
—
Prosesi pernikahan Ten dan Sera berjalan dengan lancar. Ten yang khawatir akan pengucapannya yang bisa saja berbelit, kini bernapas lega. Hal yang ia takutkan tidak terjadi.
Keduanya terduduk di panggung depan, menikmati beberapa lagu yang dibawakan oleh para pemusik.
Kebanyakan lagu klasik, memang. Sera yang meminta. Karya-karya milik para seniman musik dunia diperdengarkan dengan apik. Membuat acara semakin berwarna, dipenuhi musik dan kebahagiaan.
YOU ARE READING
NIRMALA | TEN LEE
Romance[ON GOING] [FLUFF - ANGST] "Nirmala, indah tanpa cacat." Kata Ten, kala ia diminta untuk mendeskripsikan Sera. Meskipun hampir seluruh dunia menganggap perempuan itu cacat - hanya karena keterbatasannya dalam melihat, Ten justru melihat itu sebagai...