dua

3.8K 285 24
                                    

Happy reading !

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading !

Suara ketukan bolpoin yang dibenturkan ke meja memecahkan keheningan malam diruangan tersebut, tampak seorang pria terlihat sedang berpikir keras seraya mengacak rambutnya.

"Jendra sialan, gimana bisa gua dapet asisten pribadi buat dia dalam waktu dua hari, sedangkan semua yang ngajuin diri cabe cabean, bukannya dapet bonus, yang ada malah dipecat gua"

Dion menghela nafas kasar dan mencoba menenangkan pikirannya.

"Dion ganteng, Dion pinter, ayo pasti bisa"

Ia menyuntikkan beberapa kalimat positif ke dirinya sendiri, berharap itu semua mampu menstabilkan dirinya, tak lama kemudian sebuah file masuk ke email pribadinya, Dion melirik kecil dan menyeruput kopi susunya.

Violin Diajeng Lakeswara. Setidaknya nama itu yang Dion tangkap saat pertama kali ia membaca cv tersebut. Lakeswara, rasanya Dion tidak asing dengan marga tersebut.

"UHUKK !" Sekejap Dion tersedak kopinya.

Sial, Arya Lakeswara bukannya teman baik ayahnya Rajendra? Tapi mengapa anaknya memilih melamar menjadi asisten pribadi Rajendra? Bahkan pendidikan serta latar belakang keluarganya lebih dari mampu untuk menempatkan Violin di tempat pekerjaan yang lebih tinggi.

Bukannya tempat Rajendra buruk atau bagaimana, tapi dilihat dari segala sudut, Violin lebih cocok menjadi model atau aktris daripada asisten pribadi monster.

"Eh astagfirullah, inget yon, temen lo sendiri itu"

Tapi Dion tak mau memusingkan hal tersebut, daripada ia dipecat dan kena omelan pedas dari bos besarnya itu, ia memilih untuk menerima lamaran kerja Violin dan meminta Violin untuk di wawancarai, semoga saja Violin lebih tahan banting daripada dirinya.

***

Di tempat lain, seorang gadis manis dengan pakaian cenderung santai sedang bersenandung kecil sambil menenteng belanjaanya.

Sebenarnya Violin lebih dari malas karena disuruh Bundanya membeli keperluan wanita di minimarket ujung komplek, padahal dirinya sedang asik asiknya menonton film, tapi kekesalan dan kemalasannya seketika menguap karena bundanya membolehkan ia membeli stock snack.

Violin sudah membayangkan kasur empuknya, udara ac kamarnya, lampu dimatikan, film seru yang ia sambungkan ke proyektor pribadinya, ditambah segala camilan yang baru saja ia beli, benar benar surga dunia.

Tapi,

"Wah, ada mangsa baru bro, barang bagus nih, body nya aja beuh mantep"

Tiba tiba ada tiga laki laki bertubuh besar mengelilingi Violin, Violin yang merasakan alarm bahaya di sekitarnya pun mencoba menghindar.

"Eum permisi mas, saya mau lewat."

Lelaki yang berada di depan Violin menghadangnya.

"Mau kemana cantik? Ikut aja ayo sama kita kita, dijamin seru"

MY ARROGANT BOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang