Di Dalam Mobil [18+]

3.2K 255 75
                                    

A/N:

NC is in de house!




















Dan akan puasa NC untuk banyak bab berikutnya ✌

*******

Taehyung mengamati Yoongi yang memejamkan matanya erat.

"Apa kau takut?"

Yoongi membuka matanya, menatap Taehyung kemudian mengangguk.

"Aku belum pernah melakukannya."

"Aku juga." Taehyung terdiam dan tampak menimbang-nimbang sesuatu. "Kurasa kita harus melepaskan celana kalau masih mau terus."

"Ah iya. Kurasa begitu."

"Ekhem! Aku mmm aku akan duduk dulu."

Taehyung menyandarkan punggungnya di kursi lalu menurunkan jeans dan celana dalamnya sekaligus. Saat menoleh, ia melihat Yoongi pun sudah tak mengenakan sehelai benangpun.

"Emm naik."

Taehyung mendudukkan Yoongi di pangkuannya dan memandangi wajah Yoongi yang ia akui sangat manis. Kulit mereka sama-sama terasa panas di tengah hawa dingin akibat hujan.

"Aku malu kalau kau tatap begitu."

"Bagaimana kalau berciuman saja?"

"Hemm. Kurasa boleh."

Taehyung melingkarkan lengan Yoongi di belakang lehernya dan mendaratkan telapak tangannya di pinggang ramping Yoongi. Ia mencium bibir merah itu lagi sebelum melumatnya pelan-pelan saat dirasa Yoongi mulai menikmatinya.

"Ngghhh...."

Erangan Yoongi lolos tanpa disadarinya. Jemarinya perlahan menggenggam erat rambut di bagian belakang kepala Taehyung dan menariknya lembut ketika bibir Taehyung menjelajah turun ke leher, tulang selangka, dan berhenti di bahunya dengan beberapa kecupan.

Tangan Taehyung membelai pinggul Yoongi, mengantar sensasi yang membuat kepala Yoongi berputar. Saat telapak tangan Taehyung meraba kulit pahanya, Yoongi kembali memejamkan mata, menikmati rasa geli yang menjadi satu dengan kenikmatan.

"Tae nggghh...."

Lenguhan Yoongi bersaing dengan suara berisik air hujan yang turun, membuat Taehyung semakin berani menjelajahi kulit mulus Yoongi dengan sapuan telapak tangannya.

"Tae, jangan di situ," pinta Yoongi kala Taehyung dengan sengaja melingkari penis Yoongi dengan tangannya.

"Kenapa?" Suara serak Taehyung terdengar sangat menggoda.

"Malu...."

"Jangan melihatnya kalau malu."

Taehyung mendekatkan tengkuk Yoongi ke arahnya dengan tangan kiri hingga bibir mereka kembali bertemu sementara tangan kanannya bergerak naik turun memompa penis tegang Yoongi.

"Mmm...."

Yoongi sendiri mulai bergerilya di tubuh kokoh Taehyung, menyukai rasa otot-otot Taehyung di bawah sentuhannya.

"Aah ah ah lebih cepat...." pinta Yoongi kala pelepasannya mendekat.

Taehyung mematuhi permintaan Yoongi dan mempercepat gerakan tangannya hingga tak lama setelahnya, penis Yoongi menyemburkan sperma yang membasahi tangannya.

"Ah maaf," ujar Yoongi sambil mengatur nafas.

"Tidak apa-apa."

Taehyung memungut jeans-nya yang basah dan menyeka tangannya. Setelahnya, ia merebahkan Yoongi dan menindihnya.

"Aku tidak ingin buru-buru tapi aku tidak bisa menahannya lagi."

"Kalau begitu, langsung saja," ungkap Yoongi setelah melihat bola mata Taehyung yang menggelap.

"Hemm."

Taehyung melebarkan paha Yoongi dan mempersiapkan kejantanannya yang sudah mengeras sejak tadi. Ia memasukkan kepala penisnya kemudian mendorong perlahan hingga dirinya terbenam di dalam kehangatan Yoongi. Taehyung mengalihkan perhatiannya pada Yoongi yang menutupi wajahnya dengan telapak tangan.

"Kau tidak apa-apa?"

"Hiks...sakit sekali rasanya...."

"Maaf." Taehyung bingung harus melakukan apa. Ia sama sekali tak tahu apakah ia harus diam dalam posisi seperti sekarang atau sebaiknya mengeluarkan penisnya.

"Kau mau kita berhenti?" tanyanya hati-hati.

"Hiks...tidak tahu."

Taehyung menunduk dan mengangkat telapak tangan Yoongi dari wajahnya. Wajah serta hidung Yoongi memerah dan air matanya mengalir.

"Maaf." Hanya itu yang dapat Taehyung ucapkan sebelum mengecup lembut kening, pipi, hidung, dan bibir Yoongi. "Kita coba saja ya. Kalau kau tidak suka, aku akan berhenti."

Yoongi mengangguk sambil sesenggukan.

Taehyung kembali menegakkan tubuhnya kemudian menekuk lutut Yoongi sebelum menggerakkan pinggulnya perlahan. Ia tak ingin lebih menyakiti Yoongi. Namun, lama-kelamaan, kenikmatan mulai mengambil alih dan Taehyung bergerak lebih cepat dan lebih kasar. Di bawahnya, Yoongi masih merasakan perih meskipun tak separah sebelumnya.

"Tae...ah...." erang Yoongi saat Taehyung kembali memompa penisnya yang masih sensitif.

Udara dingin di luar sama sekali tak dipedulikan oleh keduanya. Yang paling penting bagi mereka hanyalah saat ini. Saat mereka menyatu dengan iringan desahan nafas dan erangan keduanya.

"Yoon, aku mau keluar...."

Taehyung mencengkram pinggul Yoongi dan bergerak menggila hingga pelepasannya terjadi dan disusul oleh pelepasan kedua Yoongi malam itu.

Tubuh Taehyung ambruk ke atas Yoongi dengan wajah yang tersembunyi di ceruk leher Yoongi. Selama satu menit, keduanya tak bergerak sebelum Taehyung perlahan mengeluarkan penisnya, membuat Yoongi terkesiap. Taehyung duduk bersandar sementara Yoongi mencoba bangun dari posisinya sambil menahan nyeri di tubuhnya.

"Bisa tolong ambilkan handuk itu?" pinta Yoongi sambil meringis nyeri.

Taehyung meraih dan memberinya pada Yoongi yang membersihkan sperma Taehyung yang mulai mengalir di kedua pahanya.

Keduanya belum berbicara bahkan saat mereka kembali berpakaian. Yoongi berharap Taehyung akan memeluk, menciumnya, dan mengatakan kata-kata manis setelah percintaan pertama mereka yang sejujurnya tak ia sesali. Sedangkan Taehyung, ia kebingungan dengan apa yang harus ia lakukan sekarang.

"Aku menyesal," ucap Taehyung. "Aku benar-benar menyesal, Yoongi-ah."

Hati Yoongi retak. Ia tak mengharapkan penyesalan yang didengarnya dari temannya itu. Setelah kenikmatan yang mereka rasakan, sekarang Taehyung berkata bahwa ia menyesal? Yang benar saja!

"Apa tidak ada cara lain untuk menyakitiku?" tanya Yoongi dingin.

"Aku-"

"Cukup. Antar aku pulang. Tolong."

---

Yoongi membanting pintu mobil hingga tertutup dan melangkah menuju teras rumahnya tertatih-tatih. Ironis dan miris sekali mengingat betapa senang perasaannya tadi sore saat Taehyung menjemputnya dan betapa hancurnya perasaannya sekarang setelah Taehyung mengantarnya pulang.

Ia membuka pintu depan dan menutupnya tanpa repot-repot menoleh ke arah Taehyung yang terdiam di balik kemudi dengan tatapan kosong.

Setelah malam itu, keduanya tahu bahwa pertemanan mereka telah selesai. Mereka tak akan dapat kembali seperti sebelumnya lagi.


- Bersambung -

Ekhem! Ekhem!

Tenggorokanku gatel 😏

Major Kim, Teacher MinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang