Chapter 8 : Pertukaran

74 5 0
                                    

Hari telah berlalu begitu cepat. Membuat beberapa orang menjadi khawatir akan hal yang terjadi di masa depan.

Termasuk Neko yang tahu-tahu dicengkeram oleh kakaknya dan dibawa ke hadapan Queen beserta Kivat. Begitu juga dengan Queen, ia membawa tawanan yang sangat berharga bagi Neko, sang kamen rider diend, Kaito Daiki.

"Nii-san, jangan lakukan itu," pinta Neko. Tetapi, kakaknya sama sekali tidak menuruti permintaannya. Hiiro langsung meninju perut Neko yang membuat Neko terjatuh hingga tidak bisa berdiri sedikitpun.

"Bodoh! Apa yang kau lakukan pada adikmu," protes Kaito.

Hiiro tidak peduli atas hal yang dikatakan oleh Kaito dan menyerahkan Kivat ke tangan Queen. Setelahnya, para anak buah Queen langsung melepaskan Kaito yang masih dalam ikatan tali.

Dengan tertatih dan menahan sakit, Neko mendekati Kaito dan berusaha melepaskan ikatan tali itu. Sebelum berhasil melepaskannya, Queen sekali lagi menyakiti Neko dengan mencoba menendang Kaito. Tetapi, Neko berhasil menangkis kaki Queen dengan sisa tenaganya.

"Apakah kau merasa tidak cukup untuk mengambil kebahagiaanku? Kau sudah mengambil kakakku, sekarang kau mau menyakiti Kaito?" ucap Neko yang mendapat tawa dari Queen.

"Masa bodoh dengan kebahagiaan. Ingatlah, ayahmu yang merubah semua aturan Fangire dan aku akan membenarkan semuanya," ucap Queen.

Tanpa mereka sadari, Neko telah merubah wujudnya menjadi seorang Fangire. Neko adalah red rose fangire, seorang fangire yang memiliki kekuatan bunga mawar merah untuk menyerang lawannya. Sementara Queen, kebanyakan Queen memiliki wujud pearl shell fangire dengan serangan beberapa mutiara.

"Jangan kau kira jika aku adalah setengah fangire dan setengah manusia, Queen. Aku berdarah murni, seorang putri dari kerajaan Fangire," ucap Neko yang langsung mengangkat tangannya dan membuat pusaran kelopak mawar merah yang membuat Queen berusaha menyerangnya. Namun nihil, tidak ada siapapun dihadapan Queen.

Queen yang mengetahui Neko kabur hanya bisa berdecak kesal saja. Tetapi, Kivat masih ditangan mereka. Setidaknya, Neko tidak bisa berbuat lebih dari sebelumnya.

Disisi lain, kehadiran Neko sebagai Fangire membuat Natsumi beserta Yuusuke terkejut. Kivaara menjelaskan semuanya pada Natsumi dan Yuusuke, sehingga mereka bisa jauh lebih tenang.

"Apa yang akan kau lakukan setelah menyerahkan Kivat pada Queen bodoh itu?" tanya Kaito pada Neko yang sudah kembali ke wujud manusianya.

"Queen adalah teman masa kecilku. Ia sangat itu akan berbagai hal yang aku miliki. Mulai dari mainan, keluarga, segalanya. Awalnya, ia mengira kebahagiaanku terletak pada mainan yang selalu ayahku beri. Tetapi, lama-lama ia tahu jika kebahagiaanku berasal dari kakakku," jelas Neko dan ia pun tersenyum.

"Kakakku tidak akan membiarkan aku bersedih untuk kedua kalinya," sambungnya sembari memberikan senyuman terbaiknya pada Kaito.

"Jangan-jangan ... King sudah kembali?" tebak Natsumi.

"Um! Nii-san sudah kembali dan kita tinggal menunggu Kivat berhasil kemari. Jika tidak, aku akan membantu pertarungan dalam wujud fangire," ucap Neko dengan tawa kecil di akhir ucapannya.

Kaito daiki hanya bisa memperhatikan putri Fangire tersenyum di situasi seperti ini. Entah bagaimana, rasanya ... senyuman itu telah mengisi lubang dalam hatinya.

Rasa rindu pada kakak dan kampung halamannya seperti terbayar sudah. Tapi, mungkinkah ia jatuh cinta pada seorang gadis yang bukan berasal dari ras nya?

Brak!

Pintu studio ini dibuka secara kasar oleh seseorang pria yang tidak dikenal. Ia tampak terluka parah yang membuat mereka langsung mengambil kotak obat-obatan dan mengobati pria itu.

Tetapi, secara mendadak, Neko menghentikan aktivitasnya dan menatap pria itu dengan penuh keraguan.

"Ada apa dengan wajah itu?" tanya Kaito yang membuat Natsumi dan Yuusuke berhenti dari aktivitasnya.

"Keisuke Honda."

*****

Suasana gelap bersamaan dengan suhu dingin, mampu membuat tempat ini cukup menyeramkan. Setidaknya, untuk markas Fangire yang memiliki tahta seperti King dan Queen.

"Aku tidak menyangka Hiiro-kun sehebat itu untuk merebut benda ini dari adiknya," ucap Queen sembari menatap Kivat yang enggan menunjukkan pergerakan sedikitpun.

"Seorang raja memiliki banyak hal yang tidak Queen sangka. Kecerdikan, ketegasan, dan keberanian, aku memiliki semua itu. Jika hanya merebut Kivat, aku rasa itu bukan perkara yang sulit," ucap Hiiro dengan bangga.

"Oh, Hiiro-kun," ucap Queen lalu ia memeluk sang raja, "Aku tahu kau memang hebat."

"Tentu, aku memang hebat dalam segala hal. Termasuk satu ini," ucap Hiiro yang membuat Aoi menatapnya dengan tatapan heran, "Apa maksudmu?"

"Kau sudah dibutakan oleh cintamu padaku. Kau juga cemburu, karena yang ada di mataku hanya adikku seorang. Maka, aku juga dibutakan oleh rasa sayang pada adikku," ucap Hiiro dengan senyuman mengejek dan menunjukkan Kivat yang berhasil ia curi.

Aoi tampak kebingungan. Ia tidak percaya akan peristiwa yang terjadi di hadapannya.

"King!" gertak Aoi.

"Kivat, kembalilah. Aku akan menahannya. Jangan lupa sampaikan salamku pada adikku dan Kaito Daiki," ucap Hiiro yang membuat Kivat bangun, "Baik, King."

Kivat pun terbang sekuat yang ia bisa. Meninggalkan Queen yang tersakiti atas sikap rajanya.

Lantas, apa yang akan terjadi selanjutnya?

Panorama (Kamen Rider Diend ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang