PERINGATAN!!!
Cerita ini mengandung muatan dewasa dan berat seperti kekerasan, bullying, kata - kata kasar, dll. serta mengambil latar di Korea Selatan dan memuat tokoh dengan nama idol dan nama - nama orang korea, namun bukan maksud penulis untuk membuat citra buruk negara terkait di mata para pembaca.
Bagi pembaca yang belum cukup umur atau tidak nyaman dengan konten tersebut,
TIDAK DIANJURKAN UNTUK MEMBACANYA
Jadilah pembaca yang bijak dalam memilih
Mengabaikan sikap Jennie yang memang terbiasa dingin pada siapapun juga, Mingyu hanya mampu mengembalikan fokusnya pada Kim-ssaem yang saat ini sudah masuk ke dalam kelas dengan membawa buku setebal dosa. Kacamata bulat yang menjadi ikon dirinya ia gunakan untuk membantunya melihat dengan jelas para siswa yang berada di kelas manajemen 2. Menatap dengan teliti hingga mata tuanya itu menangkap seorang siswi yang pagi - pagi sudah menelungkupkan wajahnya pada meja.
Terkenal sebagai guru yang tidak pandang bulu, ia lantas mengeluarkan suaranya yang cukup berat dengan nada tinggi. Membuat seisi kelas terkejut lalu mengalihkan atensi mereka pada siswi yang sepertinya sedang tertidur itu. Para siswa kelas tersebut hanya mampu berdo'a supaya siswi itu selamat dari amukan dan hukuman yang diberikan Kim-ssaem.
"SIAPA YANG BERANI TIDUR DI KELASKU SEPAGI INI?!" bentak pria tua itu tak main - main. Terlihat dari urat leher yang muncul pertanda bahwa dirinya sangat marah saat ini.
Namun, saat siswi itu memperlihatkan wajahnya, wajah pria tua itu berubah. Yang sebelumnya sudah siap menyerang dengan segala cacian dan makian, kini berubah menjadi sedikit kikuk. Pertanda bahwa dia sudah melakukan hal yang kurang tepat di situasi sebelumnya.
"Kenapa?" jawab Jennie santai. Ya, siswa yang menelungkupkan wajahnya pada meja itu adalah Jennie.
"Kau ingin mengeluarkanku, ssaem?" tanya Jennie dengan suara datar pada guru yang tengah menatapnya dengan peluh yang keluar deras.
"T-tidak. Aku hanya memberikanmu peringatan karena kau siswi baru. Tidak boleh ada yang tidur dalam kelasku," bantah guru yang bernama lengkap Kim Deok Hwa itu.
Mendengar hal itu Jennie lantas memasang senyum miring pada wajah cantiknya yang amat sangat kentara. Berdecih dan kemudian berdiri dari tempat duduknya. Berjalan santai ke depan kelas dan berdiri tepat di depan guru tersebut.
"Jika kau ingin menghukum seseorang yang tidak taat aturan, maka lakukanlah tanpa pandang bulu. Hanya dengan itu keadilan bisa ditegakkan tanpa perlu menindas yang lemah. Dan itu juga menjaga citra baik anda selama ini sebagai guru yang paling ditakuti di sini. Saya permisi," ujar Jennie dengan kalimat terpanjang yang pernah dia keluarkan selama bersekolah di sini.
Membungkukkan tubuhnya sekilas sebagai tanda hormat dan berjalan keluar kelas. Membuat seluruh mata menatapnya kagum tanpa terkecuali. Saat punggung kecil itu hilang, Kim-ssaem lantas berdeham untuk mengembalikan konsentrasi siswa kelas tersebut dan memulai pelajarannya. Hal itu tentu saja membuat Mingyu mengalihkan pandangannya ke arah Kim-ssaem yang sedang menjelaskan dengan baik di depan kelas. Namun tidak dengan pikiran pemuda itu yang kini tengah sibuk beropini tentang sikap wanita yang sudah mengambil perhatiannya entah sejak kapan.
Di sisi lain, setelah kepergiannya dari kelas. Jennie mengarahkan kakinya menuju sebuah kelas yang hanya dihuni oleh laki - laki. Sepanjang perjalanan, saat melewati koridor, setiap langkah gadis cantik itu selalu diiringi tatapan memuja dari dalam kelas yang ia lewati. Padahal kelas tersebut dalam keadaan sedang berlangsung pelajaran dengan seorang guru yang menjelaskan materi di depan kelas. Namun sepertinya hal itu tidak mengurungkan niat mereka untuk menatap kagum Jennie dan melempar pujian - pujian meskipun dalam berbisik.
YOU ARE READING
The Underground
FanfictionSeperti mata uang yang memiliki dua sisi berbeda Layaknya hal yang nyata dan semu itu ada Tidak semua yang ada itu nampak Dunia bekerja dengan cara yang berbeda Seperti benda yang memiliki bayangan, Semua hal berjalan bersamaan namun dengan sistem y...