Ketahuan

12 2 2
                                    

Kudengar alarmku berbunyi, jam 06.00 tepat. Aku masih mengantuk, kubiarkan mataku tetap terpejam. 10 menit lagi, cuma sebentar kok.

Jam 06.10, alarmku berbunyi lagi. Kukumpulkan semua kekuatan dan semangatku untuk bangun. Seperti biasa aku tidur larut tadi malam, padahal hari ini ada jadwal kuliah pagi.

"Hmmmm, Selamat Pagi Anesta! Semoga hari ini semuanya berjalan dengan baik", aku berkata pada diriku sendiri.

Kubuka jendela kamarku, kubiarkan udara pagi yang segar masuk kedalam kamarku. Menurutku pagi dan malam hari memiliki keindahannya sendiri dan aku suka keduanya.

Kugerak-gerakkan sedikit badanku, "Aku harus bersemangat pagi ini!", kataku menyemangati diri sendiri.

Aku segera mandi, bersiap berangkat ke kampus. Sepertinya sebelum berangkat kuliah, minum segelas teh hangat enak. Kusempatkan membuat teh hangat. Sesuatu yang jarang sekali aku lakukan, karena aku terbiasa terburu-buru berangkat ke kampus.

Tadi malam aku bertekad untuk bangun lebih pagi. Ntah mengapa aku ingin menikmati pagi ini dengan bahagia. Mungkin karena suasana hatiku pun sedang bahagia.

"Selamat Pagi Bee, aku rindu", kubaca pesan yang dikirim Mahesa.

Terkadang hanya dengan sebuah pesan sederhana sudah membuat aku merasa bahagia.

Kusempatkan membalas pesannya, "Selamat pagi sayang, aku mencintaimu". Aku mendadak romantis dibuatnya.

"Aku berangkat kuliah dulu, nanti malam kita ketemu ya?siang ini aku ada janji mau nganter Dea beli buku", aku nggak mau dia mendadak datang ke kos dan merasa kecewa.

"Oke, sampai ketemu nanti malam".
=========

Hari ini aku mengikuti dua mata kuliah. Begitu selesai mata kuliah yang kedua, segera kulangkahkan kakiku ke depan perpustakaan untuk nongkrong disana.

Kulihat, ada beberapa temanku sedang duduk asyik mengobrol. Ntah apa yang dibicarakan.

"Woiii! Lagi ngomongin apa sih serius banget?"

"Lagi ngomongin sepak bola, mau ikut taruhan nggak Nes?"

"Apa dulu taruhannya? Traktir makan siang?"

"Nes, kayaknya otak lu isinya makan mulu ya?"

"Hahahaha, gak usah sewot gitu dong. Aku nggak ikut taruhan ah, kantongku lagi tipis nih! "

"Lu sih, kere mulu Nes!"

"Iya, aku terima pinjaman tanpa berharap kembali. Mau minjemin aku?"

"Itu sih, enak di elu gak enak di gua Nes!"

"Hahaha, ya kali aja lu baik hati"

"Hallo Nes! Apa kabar? Kemarin romantis juga pegangan tangan diwarung", ku lihat senyum Arga mengembang.

Aduh, sial bener aku ketahuan!. Tuh kan, ini nih yang aku khawatirkan.

"Kok nggak manggil aku sih?" jawabku kalem, sebenarnya sih berusaha untuk kalem biar nggak semakin diledekin.

"Ya nggak lah, masakan orang lagi pacaran diganggu. Cakep juga pacarmu Nes, anak mana?"

"Serius Nesta punya pacar?", mulai deh cowok-cowok bergosip.

"Kami nggak bergosip Nes, hanya berdiskusi menanyakan kebenaran kabar dari Arga", si Robby sepertinya tau isi kepalaku.

"Sejak kapan Nes? Selamat dulu dong"

"Nggak usah ngeledekin ya. Nih ya, pengumuman!"

"Saat ini saya, yang bernama Anesta, sudah memiliki pacar. Hal-hal lain yang ingin kalian ketahui tidak perlu ditanyakan, karena aku males jawabnya. Sekian dan terima traktiran!"

Anesta dan Mahesa ( Sudah dicetak )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang