32. SALAH PAHAM

163 16 0
                                    

[Udah vote & komen belum? Kalau belum, yuk vote & komen dulu!❤️]

Happy Reading!❤️📚

***

Sebuah motor terparkir di depan rumah Alsya. Seseorang sedang menunggu di atas motornya sambil memainkan handphone-nya. Satya. Satya sedang menunggu Alsya dan Sasya. Dia mau menjemput adiknya. Tapi, di rumah Alsya kosong. Tidak ada orang di dalam rumah. Dia sudah berkali-kali menghubungi Alsya dan Adiknya. Namun, tak di angkat. Satya menelpon nya lagi, menghubungi Sasya.

"Al, Rafha gak mau maafin gue."

Satya menoleh ke arah sumber suara. Dia melihat ada Alsya dan adiknya menuju ke arahnya.

"Udah, jangan nangis lagi. Nanti gue kasih tau dia biar mau maafin lo."

Satya turun dari motornya, menghampiri mereka berdua. Dia mengernyit melihat adiknya yang sedang menangis.

"Kenapa nangis?" Tanya Satya.

Alsya dan Sasya mendogak. Keduanya sama-sama melebarkan matanya.

"B-bang Satya?" Lirih Sasya. Sasya langsung memeluk Satya. Dia tidak mau Satya marah nantinya melihat Sasya menangis.

"Lo kenapa nangis, dek?"

"Gak, gue gak nangis. Tadi cuma jatuh doang," jawab Sasya bohong.

"Al, Sasya kenapa nangis?" Tanya Satya pada Alsya. Satya tau kalau Sasya sedang berbohong padanya.

"I-itu bang," Alsya bingung mau menjawab apa. Kalau dia menjawab Sasya menangis gara-gara Rafha, pasti Satya akan marah besar.

"Itu apa? Jawab yang jujur!"

"Bang, gue gak apa-apa, kok," Sasya melepaskan pelukannya.

"Bohong, pasti ada macem-macem kan?"

"Ng-nggak kok."

Satya menghela, sampai kapan adiknya ini mau jujur? "Handphone Lo mana?"

"Ada di rumah Alsya," jawab Sasya.

"Nih, handphone Lo mati tadi," Alsya mengembalikkan handphone Sasya ke pemilik nya.

"Pasti gara-gara Rafha kan?" Satya menaikkan satu alisnya.

Keduanya sama-sama tidak bisa menjawab lagi. "Diapain dia, Lo? Sampe nangis kayak gini?"

"Ng-nggak bang, gue ng--"

"Sampai kapan Lo mau jujur, dek. Abang udah tau semuanya. Kenapa Lo nyembunyiin ini semua dari Abang?"

"Aqilla, kan, yang udah nge-bully Lo di sekolah, gara-gara Rafha?"

"M-maaf bang," lirih Sasya.

"Al, kita pulang dulu. Makasih udah jagain Sasya," ucap Satya yang diangguki oleh Alsya. Satya naik ke atas motornya dan memasang helm-nya. Sasya juga naik ke atas motor Satya dengan hati-hati. Dia agak takut kalau Satya sedang marah.

"Al, gue pulang dulu," pamit Sasya. Alsya mengangguk dan langsung masuk ke dalam rumahnya. Satya menghidupkan motornya dan melajukan motornya menuju rumahnya.

***

Rafha duduk di ujung kasurnya. Dia masih memikirkan Sasyabila. Haish! Tidak seharusnya dia seperti itu tadi.

Ting!

Tangan Rafha bergerak mengambil Handphone-nya di sebelahnya. Membuka chat yang baru masuk.

REMISSION ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang