Hinata tersenyum tipis ketika melihat wajah-wajah gembira dari anak-anak yang sedang dia kunjungi di Panti asuhan. Hanya dengan makanan yang dia masak untuk mereka, senyum diwajah mereka sudah mengembang.
Dia sesekali tertawa, anak-anak kecil yang masih polos itu terlihat sangat menggemaskan ketika makan dan berdebat untuk merebutkan lauk pauk. Tapi pandangannya berubah kosong ketika dia mengingat akan perang dan Uchiha bersaudara yang ternyata memiliki hubungan dekat dengannya.
Apa yang akan terjadi dengan mereka selama perang? Sekalipun mereka ditempat yang aman atau menjadi Shinobi yang hebat, mereka masih terlalu muda untuk berurusan dengan perang nanti.
Sudah hampir 2 tahun dia disini, tapi masih belum juga menemukan rencana yang tepat. Hinata mengeluarkan buku catatan kecilnya, itu selalu ada di kantong senjatanya. Anggap saja sebagai hal wajibnya selain Kunai dan shuriken.
Hinata membuka halaman pertamanya, tanggal 21 agustus, disitu berisi semua tentang ketidakpercayaan-nya terhadap hal gila yang menimpanya. Lalu halaman kedua 25 September, itu berisi tentang bagaimana bencinya dia pada klan Hyuuga yang kolot. Halaman selanjutnya berisi tentang umpatan kasarnya kepada Sang Godaime Hokage yang memberinya latihan sampai tulang-tulangnya patah. Lalu halaman selanjutnya tentang hari dimana dia bertemu dengan seluruh Rookie 12 secara bersamaan.
Hinata tertawa geli ketika membaca semua halaman itu, itu membawa memori ketika dia masih belum akrab dengan dunia Shinobi ini. Tentang Chakra, Taijutsu, Ninjutsu, Genjutsu, dan segala macamnya. Meskipun sudah menonton anime ini, masih banyak yang tidak Hinata ketahui. Kenyataan bahwa dunia ini jauh berbeda benar-benar membuat Hinata pusing 7 keliling.
Dia kembali membuka halaman selanjutnya, itu foto-nya dengan rekan satu timnya. Ketika mereka selesai menjalankan misi rank B untuk pertama kalinya. Hinata tersenyum kecil mengingatnya.
Lalu matanya berkilat tajam dan dingin ketika halaman selanjutnya terbuka, itu berisi tentang rencana awalnya. Apa saja yang harus dia gapai, bagaimana cara menjadi kuat, dan Jutsu yang sekiranya cocok untuk seorang Hyuuga Hinata yang baru.
Matanya bertambah tajam ketika halaman berikutnya dia buka, tentang Sakura dan segala kebodohannya. Hinata tidak akan berdusta dengan berkata bahwa dia tidak membenci Sakura, karena kenyataannya Hinata sangat tidak menyukai Sakura. Tapi itu mungkin lebih baik daripada kebencian Sakura pada Hinata.
"Menyebalkan. Sasuke memang selalu benar." Gumam Hinata pelan.
"Apa yang kau lakukan disini Hina-chan? "
Hinata menengok dan tersenyum canggung pada ibu panti itu."Tidak, hanya sedang mengenang sesuatu saja Baa-san." Ibu panti, atau Yona. Dia menatap Hinata bingung, senyum-nya mengembang tipis.
"Ada masalah?" Hinata menggeleng, dia tidak ingin memberikan banyak beban pikiran kepada sosok yang sudah dia anggap sebagai Ibu baptis-nya itu.
"Kau bisa bercerita padaku jika mau," Ucap Yona, "Tapi aku tidak akan memaksa jika kau memang tidak mau." Ucapnya lembut sambil mengelus kepala Hinata.
Hinata tersenyum sambil memejamkan matanya, menikmati elusan lembut di puncak kepalanya.
Jujur saja, Hinata ingin mengungkapkan semuanya. Tapi itu akan merubah terlalu banyak hal, dia tidak akan mengambil resiko itu.
Hinata mengidolakan Itachi, Jiraiya, dan Neji. Jadi dia akan menyelamatkan mereka, setidaknya salah satu dari mereka. Dan jika dia ingin, jalan cerita tidak boleh berubah terlalu banyak. Setidaknya tidak lebih dari 70% alur sebenarnya.
~~Sugar~~
Hinata berbalik setelah berpamitan, dia harus pulang karena sudah pergi selama 1 ½ tahun dari desa. Dia sudah berjanji akan pulang hari ini pada adiknya, dan dia pasti sudah menunggunya dengan sangat tidak sabar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn as Hyuuga Hinata
Fiksi PenggemarHidup hanya sekali. Mahiru sudah mendengar kalimat berisi 3 kata itu berulang kali. Tapi dia masih berharap untuk bisa hidup lagi di dunia lain setelah mati, seperti Novel-novel ber-genre transmigrasi yang dia baca. "Aku mati?" Gumaman Lirih itu dia...