Hinata bersender pada pintu sambil menatap Shin yang sedang terbaring dengan selang infus ditangan kanannya. Dia menghela nafas.
Kemarin, setelah semua upaya yang dia kerahkan, dia berhasil membawa si Shin ini. Meskipun secara paksa. Mau bagaimana lagi? Dia terus menolak, sampai Hinata dongkol sendiri dan menutup aliran chakranya.
Dia berjalan mendekat dan duduk disebelah kanan Shin, "Seharusnya kau tidak menolak, maaf ya..." Ucap Hinata sedikit tidak ikhlas.
Hinata menatap Shin dalam diam, matanya perlahan memberat dan kepalanya mulai terkantuk-kantuk. Dia mengantuk dan membutuhkan tidur barang sejenak. Kemudian Hinata melipat kedua tangannya dan menenggelamkan wajahnya, dia memejamkan matanya dan tenggelam di alam mimpi.
Srekkk...
Belum sampai 5 menit dia terlelap, pintu sudah dibuka dengan kasar. Hinata mengangkat kepalanya dengan lesu, matanya menatap sosok gadis berambut pirang yang diikat Ponytail itu dengan malas.
"Ada apa?" Tanya Hinata tanpa minat, meskipun dalam hati dia sudah misuh-misuh dan menyebutkan semua nama hewan di kebun binatang.
"Jangan berpura-pura melupakan janjimu, Hinata. Bukankah kau bilang Hyuuga tidak akan ingkar janji?" Ucap gadis itu dengan nada main-main yang kentara, tangannya berada dikedua sisi pinggangnya.
Hinata mengangkat wajahnya bingung, dia menelisik ingatannya. Janji...
Ahhh!!! Benar, dia membuat janji dengan Ino kemarin. Astaga... kenapa malah kelupaan?"Kau melupakannya ya?!" Ucap Ino menuding Hinata.
Hinata menggaruk telinganya canggung, dia memang kelupaan. Tapi ada alasan lain, dia harus menjaga Shin. Itu adalah tanggung jawabnya sebagai orang yang membawa Shin ke sini.
"Gomen~" Hinata menunjukkan tanda 'V' menggunakan jari telunjuk dan jari tengah-nya.
Ino menggeleng pasrah, dia tidak bisa marah juga pada Hinata. Hinata terlalu lucu untuk dimarahi, dan dia tidak sanggup jika harus berhadapan dengan Puppy Eyes Hinata. Lagipula baru kali ini Hinata melupakan janji mereka.
"Kenapa bisa lupa?" Tanya Ino sambil menatap Hinata.
Hinata melirik Shin, "Aku harus merawatnya." Ucap Hinata.
Tanpa ditunjuk, Ino sudah tahu bahwa Hinata disuruh untuk menjaga laki-laki yang terbaring di ranjang rumah sakit. Dia menoleh dan menatap laki-laki itu intens.
Tak lama kemudian, wajahnya mulai berseri-seri. Dia menoleh dan menatap Hinata dengan mata berbinar.
"Kami-sama!!!! Dia tampan sekali, Hinata!!"
Sudah diduga, Ino dan pria tampan adalah sesuatu yang membuat heboh.
****
"Apa?!" Ino bertanya dengan keras.
Hinata segera menggenggam tangannya erat, dan meletakkan jari telunjuknya didepan bibirnya. Padahal dia tadi sudah memperingati Ino, tapi gadis ini masih saja berteriak.
"Gomen~ Gomen~" Ucap Ino dengan memasang wajah tanpa dosa.
"Jadi dia sungguh anggota Anbu Root?" Tanya Ino memastikan.
"Aku tidak tahu pasti, tapi dia sendiri yang bilang begitu." Ucap Hinata sambil melirik brangkar Shin.
Ino menganggukkan kepalanya mengerti, dia juga baru mendapat kabar dari ayahnya bahwa ada seseorang yang akan dan harus dia interogasi hari ini atau besok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn as Hyuuga Hinata
FanfictionHidup hanya sekali. Mahiru sudah mendengar kalimat berisi 3 kata itu berulang kali. Tapi dia masih berharap untuk bisa hidup lagi di dunia lain setelah mati, seperti Novel-novel ber-genre transmigrasi yang dia baca. "Aku mati?" Gumaman Lirih itu dia...