⚠️ tw // car crash
- if you're not comfortable with this kind of content, please skip this chapter.this chapter inspired by Angel's Last Mission - Love ep. 2 - ep. 3 ( the car incident )
-
-
-
-
-Sejak bertemu dengan Ten, tepatnya tiga tahun lalu, Sera tidak pernah mau mendapatkan transplantasi mata.
"Aku nyaman dengan diriku yang sekarang," katanya.
—
Tiga tahun lalu, pernikahan antara Ten dan Sera dilakukan. Kun, selaku satu-satunya keluarga Sera, memberikan kepercayaannya pada Ten untuk menjaga dan menyayangi sang adik.
Tak lama, Kun juga menikah. Ten dan Sera pun hadir, memberi selamat dan doa.
"Ten, ayo ke rumah Gēgē!" ajak Sera. Sedikit merengek, mungkin karena ia merindukan sang kakak, dan mungkin sedikit bawaan hamil.
Iya, Sera mengandung. Sudah memasuki minggu kelima, tapi gadis itu semakin manja. Bukan maksudnya Ten tidak suka, ia justru sangat menyukainya. Katanya, Sera jadi lebih manis.
"Kalau besok, bagaimana? Hari ini kita di rumah dulu, katamu mau bersantai sejenak dari kegiatan di toko?" jawab Ten lembut.
Sera memajukan bibirnya. Kalau kata orang, pouting.
"Oh ayolah, Ten. Sudah lama kita tidak mengunjungi Gēgē dan Jiějiě! Aku bahkan merindukan băobèi. Apa kamu tidak merindukan băobèi?" ucapnya lagi, bahkan memeluk lengan Ten.
"Baiklah, kita berangkat sore nanti, bagaimana? Sekitar jam 4, supaya kita sekalian menginap."
—
Sore menjemput dengan cepat, bahkan langit hampir menjadi jingga. Awan-awan menghiasi dengan Indah.
Ten, yang sedang memasukkan tas berisi keperluannya dan sang istri ke dalam bagasi mobil, menatap langit.
"Ten? Sedang apa? Apa kita akan berangkat sekarang?" Sera bertanya, keluar dari rumah dengan pakaian yang indah.
"Hm? Oh, tentu." ucapnya.
Keduanya terdiam. Ten yang menatap langit, kemudian menatap Sera yang tersenyum.
"Kau tau, langit sore itu indah. Awan putih yang menghiasi langit jingga yang perlahan berubah menjadi pink, kemudian menggelap menjadi malam. Ku harap, nanti kita bisa melihat indahnya senja bersama. Bahkan, bukan hanya senja, tapi seluruh dunia."
—
"Sera, kau mengantuk?" tanya Ten.
Sera yang hampir terlelap menegakkan kembali kepalanya. "T-tidak! Tidak apa, aku tidak mengantuk."
Ten tersenyum gemas, mengusak surai Sera. Begitulah, Sera tidak pernah mau tertidur dalam perjalanan bersamanya.
"Tidurlah, perjalanan masih sedikit jauh. Aku akan menepi sebentar, nanti kamu pindah ke belakang, oke?" ucap Ten.
Sera mengeratkan genggamannya pada tas kecil miliknya yang ia pangku. "Nanti kamu sendirian."
"Tidak apa, kamu kan lelah."
Satu jam perjalanan setelah Sera tertidur di belakang, hujan turun. Deras, bahkan tanpa permisi. Membuat jalanan yang tadinya kering, kini basah dan licin.
Ten yang memang sebelumnya menekan kecepatan agar lebih cepat sampai, supaya Sera dapat tidur lebih baik di kasur, menyesali keputusannya menambah kecepatan.
Mobil keduanya berjalan dengan kecepatan yang lumayan, bahkan berbahaya di bawah hujan. Membuat Ten kesulitan untuk mengontrolnya.
Kecelakaan tak dapat dihindari.
Mobil keduanya menabrak pohon besar, kepala Ten terbentur, bagian depan mobil hancur.
-
宝贝 ( băobéi ) : baby, bayi
哥哥 ( gēgē ) : kakak laki-laki
姐姐 ( jiějiě ) : kakak perempuan
YOU ARE READING
NIRMALA | TEN LEE
Любовные романы[ON GOING] [FLUFF - ANGST] "Nirmala, indah tanpa cacat." Kata Ten, kala ia diminta untuk mendeskripsikan Sera. Meskipun hampir seluruh dunia menganggap perempuan itu cacat - hanya karena keterbatasannya dalam melihat, Ten justru melihat itu sebagai...