Setelah tiba di apartement, tanpa berganti pakaian Farel langsung menuju dapur. Ia mencoba mencari makanan instan di sana namun ia tak menemukannya. Ia membuka kulkas yang ternyata hanya berisi sebotol soda dan satu ikat kangkung yang Farel yakini sudah lama berada di sana. Ia menutup kembali kulkas itu dan beralih membuka rice cooker."Hah. Nggak ada apa-apa anjir," gerutu Farel, ia sedang malas untuk keluar lagi. Farel menuju kamar dan berganti pakaian lalu kembali ke dapur.
Dengan bahan seadanya ia memilih memasak tumis kangkung dan menanak nasi di ricecooker. Aroma harum masakan tercium disana membuat Farel tersenyum senang. Setelah matang ia memindahkan tumis itu ke piring lalu menaruhnya di pantri. Sambil menunggu nasi matang ia memilih untuk memainkan hpnya, berbalas pesan dengan Jordan. Bertepatan dengan nasi yang sudah matang terdengar pintu apart yang terbuka. Farel mengacuhkannya dan mengambil nasi kemudian di letakkan ke piringnya lalu duduk di pantri. Setelah suapan pertama Reynard datang sambil membawa kantong kresek warna hitam kemudian berjalan ke arah kulkas. Farel melirik dari tempat duduknya, Reynard terlihat memasukkan beberapa botol minuman yang Farel yakini adalah minuman bersoda.
"Mending ke club, minum bir. Dari pada minum kek gitu. Cupu," cibir Farel. Reynard hanya melirik kemudian berjalan ke arah kompor ia membuka lemari kecil yang berada di atas kompor itu, Farel tak membukanya tadi karena ia tak sampai untuk menggapai lemari itu. Farel membelalakan mata disana ada banyak macam mie instan, dan Reynard dengan mudah mengambil satu bungkus mie itu. Farel membanting sendoknya ke atas piring sehingga menimbulkan suara yang nyaring.
"Lo niat ngledek gue? Pindahin ke lemari bawah nanti," ucap Farel mendengus. Reynard malah mengembalikan mie itu ketempatnya dan beralih mengambil piring kemudian menyendokan nasi ke piringnya. Ia kemudian duduk berhadapan dengan Farel lalu mengambil tumis kangkung tadi dan menyuapkannya ke dalam mulut. Farel menatap Reynard sinis.
"Siapa yang ngebolehin lo makan masakan gue?" Bukannya menjawab Reynard masih asik menyantap makanannya.
"Woy. Lo diajak ngomong-"
"Diem," potong Reynard. Farel mendengus kembali lalu melanjutkan menyuapkan makanan kemulutnya.
~
Pagi ini Farel dan kedua temannya tidak bolos kelas, mereka masuk kelas dari pelajaran jam pertama. Tapi bukannya belajar Farel dan Haikal malah meletakkan kepala diatas meja dan tidur. Sedangkan Jordan ia tengah serius mendengarkan penjelasan guru di depannya.
Kring Kring Kring
Setelah bunyi bel istirahat berbunyi semua siswa berhamburan untuk mengisi perut. Termasuk Farel, Haikal, dan Jordan, mereka baru saja duduk di kursi yang biasa mereka tempati.
"Mana si cupu, tumben nggak dikantin," ucap Farel sambil menatap sekeliling. Jordan mengangkat bahu tanda tak tau sedangkan Haikal hanya diam saja.
"Kal. Dimana?" Haikal mendongakkan kepala menatap ke arah Farel.
"Siapa?"
"Erza,"
"Kagak tau. Nggak masuk kali," ucap Haikal dengan wajah yang tak seperti biasanya.
"Lo kenapa?" tanya Jordan.
"Kenapa apanya?"
"Lo lagi ada masalah?" Haikal menggeleng.
"Ya udah biar gue pesenin. Kek biasanya kan?" ucap Farel beranjak dari duduknya. Namun saat hendak melangkah ke stan pedagang pandangannya beralih ke arah orang yang sedang ia cari. Erza tengah berjalan di samping tubuh Reynard dengan jalan yang tertatih dan beberapa lebam diwajah dan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOO (BXB)
Teen FictionSlow Update (!)⚠️ Seorang badboy bernama Farelion Damasya dijodohkan dengan seseorang yang beku yang notabene adalah musuhnya sendiri.