Jadilah pembaca yang bijak. Tombol keluar terlihat jelas dan skip kalau anda merasa cerita ini terlalu merusak otak anda. Karena, saya hanya berharap anda cukup terhibur oleh cerita liar dan barbar saya. Terima kasih.
Violina melody.
--⭐--
" Ahhh....aaahhh...ahhhkhhh...kemarikan penismu yang kecil, Anjing..! "
Steven jelas mendengar desahan barbar didalam gudang diujung kelas tempat alat olahraga sekolah disimpan.
Jujur dia tidak terlalu penasaran, itu urusan mereka bukan. Stev yang rencananya ingin pergi tetiba diseret oleh geng Aftar.
" Af, lihat kami menangkap penyusup.. " ujar Anton mengencangkan tangannya pada leher Stev.
" Oh, China.. fuhhhhh...."
Asap rokok memenuhi ruang kecil itu, disana Aftar terlihat sudah selesai dengan urusannya, penisnya sudah lemas. Sementara Sofia, gadis populer disekolah itu masih sibuk memuaskan beberapa pria lain.
Stev berontak namun, Anton malah menekan leherx membuat dia sulit bernapas, belum lagi bau dari sela keteknya. Stev merasa pusing bahkan ingin muntah..
" Dudukkan dia.." jelas Aftar
Beberapa anak dengan siggap mengambil kursi lalu tali mengikat stev diatasnya.
" Sof, gua belum nih.. " pinta Anton membuka celana putihnya.
" Fuahhh...nggak...nggak...loe bau. Babi.. "
Terlihat Sofia yang sudah tak berdaya diatas matras, dia dimasuki dari dua sisi dari depan dan belakang bahkan mulutnya masih sibuk mengemut milik teman Aftar.
" Bau...bau tapi, gue punya besar, lonte. Punyamu kan gatel terus.. " sembari melepas celana dalam mendekati matras yang sudah penuh.
" Giliran, Asu..." Maki yang lain merasa diserobot.
" Af... " Mohon Sofia sudah gak kuat.
" Loe kuat, sof. Kan tadi udah gue kasih obat. " Senyum Aftar mengingatkan soal obat kuat yang membuat Sofia makin ketagihan sex.
Aftar melirik Steven, pria tampan yang memiliki performa terbaik disekolah. Pria idaman kaum ukhti serta para guru hingga, sekolah tetangga. Semenjak Steven muncul dirinya menjadi nomor 2 padahal dulu dia selalu dipuja.
" Buka celananya.. "
Para bawahan tersenyum lalu tanpa BaBiBu membuka celana seragam Steven yang berontak.
" Af, loe mau ngapain ? "
" Bacot loe, Jing.. "
Saat celana dalamnya dipaksa terbuka semua langsung terdiam. Pasalnya penis milik Stev memang besar serta agak panjang berbeda dengan milik mereka.
Sofia tertegun sembari menahan rasa didalam vaginanya. Mungkin akan ngilu bila milik Stev masuk kedalam dirinya.
" Wow...big Brother.. " Aftar tersenyum sembari menatap Sofia. " Sepong gih.. "