one & only

9 0 0
                                    

Pagi menjelang siang di SMA Cakrawala, lapangan dipenuhi oleh seluruh siswa maupun siswi, duduk sejajar berbaris dengan berbagai obrolan sebagai pemanis.

"Hehe," suara tawa memecah keributan di lapangan, membuat atensi seluruhnya terpusat ke satu sisi

"Maaf maaf ulang ya, siang semua"

"Siangg" balasan sapa histeris terutama dari para siswi

"Pertama-tama mari kita ucapkan puji syukur kepada Tuhan atas segala rahmat-Nya, bapak/ibu guru yang terhormat serta staff dan jajarannya tak lupa teman-teman sekalian, terima kasih saya ucapkan kepada teman-teman semua atas kepercayaannya untuk memilih saya sebagai ketua OSIS SMA Cakrawala, semoga kedepannya saya dapat menjalankan tugas ini dengan amanah mohon bantuannya ya teman-teman terimakasih" pidato singkat itu pun selesai menuai suara riuh tepuk tangan dari para warga sekolah

Gema Mahendra siswa laki-laki penyuka seni, pecinta senja, dan berparas tampan pastinya, yang saat ini baru saja resmi memegang jabatan sebagai ketua OSIS SMA Cakrawala.

...

"kringg...." bel sekolah berbunyi menandakan waktu belajar telah usai

Langkah kaki para siswa dan siswi memenuhi lorong sekolah, berjalan menuju pintu gerbang dengan tujuan untuk pulang. Hal itu tidak berlaku bagi Gema dan juga rekan satu kabinetnya, setelah pulang sekolah mereka harus menggerakan kaki menuju ruang OSIS, sudah terhitung 2 minggu setelah acara pemilihan dan serah terima jabatan berlangsung. Kini Gema dan rekannya sedang disibukkan dengan acara "Art day" yaitu sebuah pameran dan pertunjukkan seni rutin yang diselenggarakan setiap setahun sekali. Kegiatan ini juga menjadi event pertama bagi Gema dan jajaran kabinetnya sebagai pengurus OSIS.

"Nara izin keramaian sama tempat parkir udah?" tanya gema kepada salah satu rekannya

"Udah, itu suratnya ada diatas meja" balas Nara selaku sie ketertiban dan keamanan

"Okee, kalau pamflet sama spanduk gimana?"

"Kemarin katanya Sakha yang mau ngambil" ucap Heksa

"Lah apaan kan Rendi yang mau ngambil" timpal Sakha

"Engga ya, kan kemaren terakhir Sakha yang bilang bisa" ujar Rendi

Perdebatan terus berlanjut di ruang OSIS, membuat Gema akhirnya harus melerai dengan mulai bersuara

"Jadi intinya sekarang belum diambil?"

"Be-belum,"

"Oke gini sekarang siapa yang bisa pergi buat ambil, soalnya spanduk sama pamflet besok sudah harus dipasang, paling nggak nanti malam udah harus ada"

"Aku deh" jawab Hana

"Eh jangan jangan gue aja" sela Rendi

"Iya han Rendi aja jobless dia soalnya" timpal Sakha

"anjir engga ya"

"Hmm okedeh" balas Hana

"Deal ya, Rendi awas jangan lupa lo"

Waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore, warna oranye mulai menghiasi langit dan bersamaan dengan itu rapat di ruang OSIS pun telah berakhir, semua anggota pulang ke rumahnya masing-masing. Hampir 70% persiapan acara selesai hanya tinggal memasang spanduk dan dekorasi, sisanya dapat terpenuhi saat acara telah dimulai.

Gema akhirnya bisa bernafas lega setelah hampir satu minggu dirinya terus disibukan dengan persiapan acara. Perbedaan pendapat dan kesalahpahaman yang terus terjadi antara dirinya dan juga rekan kabinetnya, membuat mereka harus berpikir dengan kepala dingin demi mencapai hasil yang maksimal.

Kabinet dan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang