kamulah takdirku END

1.8K 44 0
                                    

Setelah itu cakka belum bisa ditengok karna dia harus melalu beberapa pemeriksaan lagi dari dokter, semua yang menunggu kabar mengenai keadaannya hanya bisa berdoa untuk keselamatan seorang cakka . Sivia yang baru saja menerima kabar dari ify langsung berangkat ke rumah sakit, dan dia merasa kasihan melihat kak agni yang terlihat sangat terpuruk, wajahnya sudah tidak mengeluarkan air mata lagi, yang kini terlihat hanya wajah yang letih dan kusam, tatapannya kosong, matanya memerah dan berair akibat habis menangis tadi . Yang pasti keadaannya tidak baik saat ini, sangat dan sangat kacau .

Hening, tak ada yang mampu membuka suara untuk saat ini . Mereka semua menunggu kabar dari dokter yang memeriksa cakka didalam, tak henti - hentinya ify bergumam untuk meminta bantuan pada yang kuasa . Sementara rio hanya mampu berdiam diri duduk seraya bersandar didinding rumah sakit sambil terus memijit - mijit kepalanya yang terasa sedikit sakit . Semua keheningan itu berubah menjadi tegang saat om hanafi menerima sebuah panggilan dari seseorang .

"Yaa..."

"......."

"Baik, tapi yang bersangkutan sedang tidak bisa"

"......"

"Apa tidak bisa ditunda dulu ?"

"......"

"Ya sudah, saya akan sampaikan.."

Semua terdiam . Suara pembicaraan om hanafi dengan seseorang dalam sekejap menjadi perhatian mereka semua . Dari raut wajahnya ada rasa penyesalan dimatanya, semua menjadi tidak tenang melihat reaksi itu . Om hanafi menjadi sedikit tidak enak diperlakukan seperti ini, bagaimana bisa dia memberitaukan hal tersebut pada mereka dalam keadaan yang genting seperti ini . Om hanafi berjalan mendekati istrinya, dan menyeret agak jauh dari kerumunan keluarganya .

"Ada apa pah ?" Tanya tante gina dengan suara parau, sambil melihat kebelakang .

"Tadi papa baru saja nerima telfon dari pengacaranya, katanya cakka disuruh datang jam 3 sore" bisik om hanafi dengan membelakangi mereka agak jauh . Tante gina terkejut mendengarnya, bagaimana ini ? Tidak mungkin cakka ?

"Bagaimana ini ?" Tanya tante gina yang juga ikut bingung .

"Papa juga bingung.." Keluhnya dengan menatap istrinya frustasi .

"Kita batalkan saja pah.." Usul tante gina .

"Apa!! Gak.. Gak itu mungkin.. Cakka akan sangat kecewa jika mama melakukan itu.." Bantah om hanafi kuat .

"Terus gimna ? Agni juga sepertinya tidak stabil sekarang.." Sungut tante gina sambil menengok kearah agni yang masih ada disana dengan posisi yang sama .

"Papa akan kesana.." Ucap om hanafi mantap .

"Papa gila, mereka tidak akan mendengarkan perkataan papa, terkecuali cakka sendiri yang mengonfirmasikannya.." Ucap tante gina dengan kening yang berkerut .

"Terus kita harus gimana lagi mah ? Hanya itu satu - satunya cara kita.." Sungut om hanafi dengan tatapan yang sangat frustasi, tante gina menatapnya seraya mengangguk sedih .

"Ya sudah, mama serahkan semuanya sama papa.." Serah tante gina seraya menunduk sedih .

Om hanafi memegang kedua bahu ustrinya seraya menekannya kencang agar dia mau menatap matanya sungguh - sungguh .

"Papa akan melakukan yang terbaik untuk anak kita.." Ucapnya mantap sambil tersenyum manis . Berlahan tante gina mengangkat kedua ujung bibirnya sehingga membentuk seulas senyum tipis disertai dengan anggukan kecil . Om hanafi langsung memeluk istrinya erat dan penuh sayang .

"Makasih mah.. Makasih.." Ucap om hanafi tulus .

***

"Maaf saya terlambat.." Ujar om hanafi seraya duduk disofa besar hitam yang empuk . Orang itu mendekat dengan wajah ramah dan seulas senyum kecil .

kamulah takdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang