Selamat membaca Zafrania 🤍
🦢🦢🦢
Zafran sudah berada di restorannya bersama Bioma—sang asisten untuk menunggu sang klien datang. Ia juga sudah meminta pegawainya untuk dibuatkan minuman.
”Zafran?” sapa seseorang yang sudah berdiri didepan Zafran. Serentak Zafran dan Bioma berdiri. Zafran kemudian menjabat tangan pria paruh baya tersebut.
“Apa kabar Om?” tanya Zafran. Pria baruh baya itu lalu tersenyum. “Baik nak, kamu sehat?” Zafran mengangguk.
“Om sudah lama tidak bertemu kamu, Fran. Terakhir mungkin saat pemakaman Teressa dan Fernan benarkah?” Zafran tersenyum tipis lalu mengangguk.
Pria paruh baya didepannya ini memanglah besan sang papa sekaligus mertua kakaknya. Walaupun kedua anak mereka telah tiada, namun hubungan baik masih terjalin diantara mereka walau hampir tidak pernah bertemu.
“Ada apa Om Brata menghubungi Zafran?”
“Perusahaan Om cabang Bali, Fran. dua hari yang lalu terbakar. Om sudah menemukan pelakunya, om yakin itu dia. Kemarin juga om sudah melapor namun om tidak punya bukti cukup kuat untuk menang dipersidangan.”
Zafran mengangguk paham. Bratasena Natama ini memanglah seorang pengusaha sekaligus arsitek senior sukses, dia punya sepuluj cabang perusahaan yang bergerak di bidang property dan desain. “Apa Om sebelumnya ada masalah sama pelaku?”
“Masalah izin bangun hotel Fran, ia dalam keadaan krisis ekonomi lalu datang ke Om dan menuduh tanah yang dulu om beli dari dia itu masih illegal karena sertifikatnya di dia. Padahal om sudah bayar uang muka full setahun yang lalu sebelum hotel itu buka. Sertifikatnya juga ada di Om, tapi ikut terbakar di perusahaan Bali. Itulah kenapa Om curiga kalau itu ulah mereka. agar sertifikat itu hilang dan seolah ada ditangan mereka.”
“Kita cari saja dulu bukti sebanyak mungkin. Nanti biar Zafran suruh anak buah Zafran untuk ke Bali, dan Zafran pastikan sudah mendapat bukti sebelum sidang pertama.”
Brata mengangguk seraya tersenyum tipis. “Om sangat mempercayai kamu.”
“Om sudah menghubungi orang om yang ada di Bali juga Zafran. Om akan menyuruh mereka untuk membantu anak buah kamu,” ujar Brata pada Zafran. Kini mereka sedang berjalan menuju tempat parkir.
“Om menyetir sendiri?” tanya Zafran setiba mereka di tempat parkir.
Brata mengangguk. “Supir tengah Om suruh untuk mengawasi seseorang.” Ujarnya lalu pamit pada Zafran untuk memasuki mobil.
“Hati-ha—“
DORR DORR…
Ucapan Zafran terpotong saat melihat peluru pistol yang menancap di punggung Brata. Tepat sasaran!
“OM!” teriak Zafran dengan cepat berlari kearah Brata.
“Kalian kejar orang tadi jangan sampai lolos,” suruh Zafran pada keamanan restonya
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAFRANIA (Revisi)
Romance𝑺𝒚𝒓𝒊𝒏𝒈𝒆𝒔 𝒂𝒏𝒅 𝒕𝒓𝒊𝒂𝒍 𝒉𝒂𝒎𝒎𝒆𝒓𝒔 Zafran Ragaska Rajash, pengacara muda yang memiliki sejuta pesona. Tidak hanya menjadi seorang pengacara, sebagai CEO Rajash Law Firm membuat ia lebih diidolakan daripada ketiga saudara laki-lakinya...