🦢🦢🦢
Zergan mengangguk. “Gue nggak buat janji juga nggak papa kan sebenarnya. Tapi tadi gue di chat sama dokter Fania, dia dokter yang membantu ngerawat mama selain dokter utamanya,” ujar Zergan membuat Zafran membulatkan matanya, kenapa harus Fania? tanya sosok bawah alam sadarnya.
Mereka setelah itu sama-sama terdiam. Hingga beberapa menit kemudian ada suara yang menginterupsi.
“Kak Zergan,”
“Nah ini dia,” ujar Zergan seraya berdiri.
“Gimana mama?”
“Manggil nama Kak Zergan terus, beliau tadi cerita kalau mimpi buruk.”
Zergan terdiam merasa sangat sedih saat mendengar keadaan mamanya, takut kalau mamanya tidak akan bisa sembuh. Fania yang menyadari itu langsung membuka suara. “Kak Zer, nggak pa-pa. Kak Zergan harus yakin kalau tante akan sembuh. Asal kakak selalu sama beliau.”
Zergan mengangguk lalu kemudian menginterupsi Zafran untuk berdiri dan ikut kesana.
Fania membuka pintu kamar Sasmita. Dan itu membuat Zergan melihat keadaan mamanya yang sangat menyedihkan. Wanita paruh baya itu tengah duduk termenung dengan tatapan kosong. Wajahnya sangat berbeda, terlihat pucat dan sayu.
Fania menghampiri Sasmita terlebih dulu, untuk mengecek keadaan wanita paruh baya itu. “Tante, ada anak tante disini.”
Sasmita dengan cekatan langsung menoleh. Matanya walau kosong tapi menatap Zergan. Zergan menghampirinya.
“Mama okey? Zergan sudah disini,” ujarnya sambil memeluk mamanya.
“Mama. Mama kemarin mau dibunuh papa. Dia jahat hiks… hiks.. pisau itu… pisau itu nusuk mama hiks… kamu nggak nolongin mama.” Zergan mengeratkan pelukannya.
“No Ma, itu hanya mimpi. Dan itu tidak akan terjadi karena Zergan selalu disini untuk mama.”
“Hiks… dia bunuh mama. Dia bunuh mama…” racau Sasmita tak berhenti.
“Dia jahat. Dia iblis. Dia gantung mama di pohon, mama sudah menyuruhnya berhenti. Mama kesakitan. Dia iblisss…”
“DIA JAHATTT HIKS..” kini wanita tersebut meninggikan nadanya dan memberontka. Bahkan menjambak-jambak rambutnya.
Zergan meneteskan air matanya tak sanggup melihat keadaan mamanya seperti ini, dia juga makin mempererat pelukannya walapun mamanya memberontak. Tak hanya Zergan, Fania sedari tadi menahan air matanya agar tidak menetes. Begitupula dengan Zafran, pria ganteng itu terpaku, merasa tak sanggup melihat keadaan mama dari sahabatnya itu.
“Dia jahat… dia jahat…”
“Kamu nggak nolongin mama. KAMU MALAH PERGI NINGGALIN MAMA DISINI.” Racaunya sambil memukul dada Zergan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAFRANIA (Revisi)
Romance𝑺𝒚𝒓𝒊𝒏𝒈𝒆𝒔 𝒂𝒏𝒅 𝒕𝒓𝒊𝒂𝒍 𝒉𝒂𝒎𝒎𝒆𝒓𝒔 Zafran Ragaska Rajash, pengacara muda yang memiliki sejuta pesona. Tidak hanya menjadi seorang pengacara, sebagai CEO Rajash Law Firm membuat ia lebih diidolakan daripada ketiga saudara laki-lakinya...