GG CHAPTER 1

33.4K 1K 21
                                    

ciao!!
ini cerita pertama aku, jadi kalau rada gak nyambung dan gak sesuai ekspektasi maaf ya, enjoyy semoga suka!

ciao!! ini cerita pertama aku, jadi kalau rada gak nyambung dan gak sesuai ekspektasi maaf ya, enjoyy semoga suka!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

# 1 . GADIS MANJA DAN PEMUDA PENYABAR

***

Sinar matahari pagi masuk menembus jendela kamar yang sudah terbuka dan membangunkan seorang gadis mungil yang sedang tidur nyenyak di atas kasur empuk, ia meraba-raba sisi ranjang dan saat menyadari sesuatu ia lantas membuka matanya.

"GARA? GARA KEMANA?" Teriak gadis itu saat menyadari disampingnya kosong tidak ada kehadiran seseorang yang biasanya selalu memeluknya.

Bibirnya sudah melengkung kebawah dan matanya berkaca kaca, air matanya sudah siap akan menetes dan membasahi pipinya.

Dia beranjak dari tidurnya dan pandangannya mengitari seluruh kamarnya.

Masuk lah Laki-laki berperawakan tinggi dengan kaos oblongnya menghampiri gadisnya dengan sedikit berlari raut wajahnya menampilkan raut khawatirnya. Ia menangkup wajah gadisnya, pipinya sudah dibanjiri oleh air mata dan hidungnya tampak memerah.

"Kenapa, sayang? kok nangis?" Tanya Gara sambil memeluk tubuh mungil tunangannya seraya mengusap kepalanya untuk menenangkan gadisnya yang sudah sesegukan dengan sesekali menarik ingusnya.

Gema menggelengkan kepalanya "Ga-gara kemana? kenapa ninggalin gema?" cicit Gema dengan sedikit sesegukan.

Ya, beginilah Gema saat sakit manjanya semakin menjadi, 24 jam dirinya harus berada di sisinya, tapi itu tidak menjadi masalah besar malah membuat Gara gemas walaupun terkadang kewalahan menghadapi sikap manjanya.

"Gak kemana mana, sayang. Tadi aku habis nyiapin makanan buat sarapan kita, karena Bi Surmi lagi pulang kampung jadi gak ada yang masak." jelas Gara seraya melepaskan pelukannya dan memberikan kecupan ringan pada kening gadis itu dan tak lupa mengusap lehernya.

"Lain kali jangan teriak teriak sakit nanti tenggorokannya, sekarang sarapan ya panasnya udah mendingan ini." Lanjut Gara yang dilanjuti dengan mengecek suhu panas dikening Gema dan dibalas anggukan kepala oleh Gema.

"Aku gendong biar gak capek." tanpa menunggu jawaban dari Gema, Gara menggendong tubuhnya dengan gaya ala koala dan keluar menuju meja makan.

Setelah sampai di meja makan Gara mendudukkan gadisnya dikursi yang biasa dia duduki dan diikuti Gara yang duduk disampingnya.

"Sekarang makan, tadi aku beliin bubur ayam Pak Amin depan komplek, habis makan langsung minum obat biar cepet sembuh." titah Gara seraya mengusap rambut Gema.

"Ndak ndakkk, Gema ndak mau minum obat, obatnya pahit Gema ndak suka Gema ndak mau minum obat Gara!" rengek gadis itu sambil menutup mulutnya dengan telapak tangannya sendiri.

Ahh menggemaskan sekali tunangannya ini.

"No! Gema harus minum obat biar cepet sembuh dan bisa jalan-jalan ketaman lagi kayak minggu lalu." bantah Gara.

Gara & Gema - My FiancéeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang