Part 1

327 34 0
                                    

“Hai, Nora.” Sapa seseorang sambil menyentuh pundakku.

Aku yang sedang sibuk melamun, terkejut karena sentuhannya. Aku menoleh. Dia sudah berada di sampingku. Duduk di atap seperti yang biasa kami lakukan sejak dua tahun terakhir. Sejak dia pindah dan menjadi tetanggaku bersama ketiga temannya. Bibirku tersenyum. “Hai,”

Dia tidak balas tersenyum. Cemberut seolah mengikat bibirnya.

“Ada apa denganmu?” tanyaku.

“Aku sedang kesal. Gadisku belakangan ini sering melamun. Entah apa yang dilamunkannya, aku tak bisa menebaknya.”

Senyumku menghilang. Mulai lagi. Dia membicarakan gadis yang disukainya sementara hatiku menjerit mengatakan agar dia berpaling untuk melihatku.

“Aku takut dia sedang memiliki masalah. Atau, dia sedang memikirkan pria lain,” lanjutnya.

Bibirku kembali melengkung ke atas dengan berat. Setidaknya aku harus menanggapinya dengan senyum. Walaupun, hanya sebuah senyum palsu.

Sure | Calum 5SOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang