Mungkin belum terlihat dan terasa, tapi suatu saat perbedaan itu akan terasa sangat jelas dan meninggalkan luka di salah satunya...
____________________________________Apa salahnya memaafkan kesalahan yang tidak disengaja jika itu memang membawa kebaikan. Arsyila sebenarnya sedikit tersentuh ketika Ansel mengatakan bahwa dia selalu merasa kesepian. Arsyila yakin kalau Ansel sebenarnya orang yang baik, namun ia tidak tau harus bersikap bagimana.
"Ans? Kok kamu bisa tau kalau aku dan Anggi ada di Universitas Istanbul?" tanya Arsyila membuka obrolan melihat Ansel yang fokus menyetir.
Mereka kini menaiki mobil Ansel untuk menuju tempat yang ingin Neara tunjukkan ke mereka, mengingat waktu ashar akan tiba. Neara duduk disebelah kemudi, agar memudahkan ia menunjukkan arah jalan, sedangkan Arsyila dan Anggi duduk di kursi penumpang belakang kemudi.
"Gua nunggu kalian di loby, terus gua lihat dosen kalian masuk ke hotel dan segera gua mengahampiri dia. Dia yang kasih tau gua soal keberadaan kalian,"
"Owh, professor Andri."
"Namanya professor Andri? Dia orang yang cukup baik dan terlihat biijaksana," ucap Ansel seraya sesekali melihat Arsyila dari kaca depan.
"Ya, namanya prof. Andri. Beliau orang yang memang sangat baik dan bijaksana. Dia juga loh yang mengantar kamu sampai di kamar,"
"Iya, kamu benar. Bahkan dia juga ngasih izin ke gua untuk masih bisa menemui kalian."
Arsyila hanya ber-oh ria menanggapi ucapan Ansel. Ia melanjutkan aktifitasnya fokus ke layar ponselnya. Arsyila sedang melihat-lihat di akun sosial media tempat-tempat yang ingin ia kunjungi seklaigus beberapa tempat yang Neara rekomendasikan untuk mereka.
"Oh iya, kemana tujuan kita kali ini?" tanya Ansel yang masih terus mengemudi.
"University Marmara," jawab Neara tersenyum dengan sangat manisnya ke Ansel.
"What are we going to do there?"
"Let's see later,"
Arsyila mengernyitkan dahinya karena bingung dengan tujuan Neara membawanya ke Marmara University. Apa yang akan mereka lakukan disana? Atau mau trip kampus ? Arsyila hanya mengendikkan bahunya dan percaya saja dengan Neara.
***
Mereka sampai di Universitas Marmara, salah satu universitas terbaik juga di Istanbul. Neara segera mengajak Arsyila dan Anggi ke fakultas Teologi. Betapa terkejutnya mereka berdua ketika Neara menunjukkan tempat yang direkomendasikan untuk mereka.
"You took us to the Mosque?" tanya Arsyila tidak percaya, pasalnya yang dia tau kalau Neara sama seperti Ansel yang non Islam.
"10 minutes to prayer time, one of the mosque buldings with a very nice dome ceiling architecture," jelas Neara yang terus tersenyum dengan sangat cantiknya.
Meskipun Neara bukan seorang beragama muslim, tapi Neara sangat hafal kapan saja waktu sholat dan masjid-masjid terbaik dengan bangunan arsitektur yang sangat menakjubkan. Bukan hanya itu, ketika hendak memasuki perkarangan masjid, Neara segera membuka tasnya dan mengambil selembar selendang lalu menutupi kepalanya dengan selendang itu.
Arsyila yang melihat gerak-gerik Neara, tersenyum takjub. Neara begitu tau banyak hal tentang Islam. Bahkan Neara mengingatkan ia waktu sholat.
"Come on and carry out your obligations. Ansel and I will be waiting on the terrace of the mosque," ujar Neara.
Ansel yang melihat ini juga tidak percaya dengan Neara yang sangat paham. Ansel sedikit ragu untuk masuk ke halaman masjid, tapi ingatan Ansel kembali dimana ia merasa tentram di rumah ibadah umat muslim. Meskipun Ansel secara terang-terangan memakai kalung salib, orang-orang yang ada di masjid tidak melihat aneh ke arah dirinya. Mereka justru memberi senyuman terbaik ke Ansel, bahkan ketika kemarin ia berjalan bersama Arsyila dan singgah ke masjid, ia diberikan minum dan makan oleh seseorang bapak tua yang berpakaian putih dengan senyuman yang menentramkan.
Arsyila dan Anggi masuk kedalam masjid. betapa terkejutnya mereka dengan bangunan megah masjid yang terbilang indah itu. desain interiornya terbilang sangat unik. Langit-langit kubah yang berbentuk seperti tangga zig zag dengan kaca. Jika digambarkan seperti cangkang keong tapi ini benar-benar sangat indah. Arsyila tidak mau kehilangan kesempatan itu untuk memotretnya.
"Masyaallah, sungguh luar biasa indah rumah Allah ini," ucap Arsyila penuh dengan kekaguman.
"Allahu akbar, benar banget Syil. Masjid ini indah banget interiornya dan bisa betah ini kalau lama-lama disini," sahut Anggi yang juga ikut mengagumi bangunan indah itu.
Mereka berdua sholat dengan pakaian mereka yang memang bisa dipakai untuk sholat. Pakaian mereka berdua bisa dibilang sudah cukup syar'i, jadi tidak harus menggunakan mukena. Belum banyak yang hadir di masjid, tapi sudah mulai ada beberapa yang berdatangan, khususnya mahasiswa kampus itu.
Tidak berselang lama, adzan dikumandangkan dengan sangat merdunya menandakan waktu masuk sholat telah tiba.
***
Ansel diam dan tidak banyak bicara ke Neara karena merasa belum terlalu mengenal Neara.
"Do you like Arsyila?" tanya Neara memecah keheningan antara keduanya.
"What you Mean?"
"Like more than a friends."
"I don't know," jawab Ansel mengendikkan bahunya.
"You better give up, you are different from her. I say this, before you really like her and you end up getting hurt," Neara mulai menunjukkan air muka seriusnya.
"Why are you telling this?" tanya Ansel yang sedikit mulai paham arah pembicaraan Neara.
"Because I am the same as you, I like someone with different beliefs. The man I like is a devout Muslim, he often prays in this Mosque."
Setelah Neara menjelaskan bahwa ia juga menyukai seorang laki-laki muslim yang sering singggah di masjid ini untuk sholat, akhirnya Ansel paham. Ansel mulai mengerti maksud dari Neara, bahwa dirinya harus menyerah terhadap perasaannya. Perbedaan ia dan Arsyila sangat terlihat jelas. Tapi Ansel berpikir, tidak adakah jalan lain yang bisa membuat ia dan Arsyila kelak bersama? Salahkah Ansel jika menyukai seorang wanita muslim?
____________________________________
Perbedaan keyakinan itu rumit ya guys 🤔
.
.
.
Bye bye see you next part 👋😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Turkish Airlines-67 (END)
SpiritualitéBaca 3 Part dulu ya, kalau suka cus lanjutkan 😁 Btw jangan lupa follow ya .... Belum revisi ⚠️ _________________________________________ Ansel seorang laki-laki yang lekat dengan kehidupan malam tidak sengaja bertemu dengan gadis muslim pada perja...