|| 02. After 13 Days ||

1.2K 103 12
                                    

|| Vote & Komen ||~●○●○●○●○~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

|| Vote & Komen ||
~●○●○●○●○~

"Maaf" ucap Ezer yang merasa tidak enak.

Bellie terlihat tidak peduli. Gadis itu merapikan selimut yang tadinya di pakai untuk menghangatkan tubuhnya.

Bellie juga merapikan barang-barangnya dan memasukkannya kembali ke dalam tas yang masih sedikit basah.

"Sepertinya kau memang lebih baik sendirian" ucap Bellie tanpa memandang atau menoleh kearah Ezer.

"Maaf" Ezer kembali meminta maaf.

Tetapi lagi-lagi gadis itu hanya diam dan tidak menyahut.

Ezer terus memperhatikan gadis itu.

Saat Bellie akan beranjak pergi Ezer segara turun dan menahan tangan gadis itu.

"Aku tidak mengizinkanmu untuk pulang. Tataplah tinggal, karena sepertinya aku membutuhkanmu" ucap Ezer.

Bellie berbalik setelah mendengar ucapan Ezer. Gadis itu menatap Ezer cukup lama. "Kau serius?" tanyanya. Ezer pun mengangguk singkat sambil bergumam.

"Baiklah. Itu artinya kau harus habiskan makanamu sekarang." Bellie berucap dengan wajahnya yang terlihat serius.

Tapi sepertinya Ezer tidak setuju, ia menggeleng pelan. "Bubur itu hambar. Aku tidak ingin memakannya lagi."

Bellie menghela nafasnya, karena ternyata membujuk laki-laki tersebut tidaklah mudah. "Baiklah kalau begitu aku akan pulang" Bellie berbalik namun Ezer kembali menahan gadis itu.

"Aku sudah baik-baik saja. Aku tidak membutuhkan makanan itu. Tidak bisakah kita keluar sekarang dari rumah sakit ini" ucapnya dengan tatapan memohon.

"Baik? Wajahmu saja masih terlihat pucat. Kalau kau tiba-tiba pingsan lagi di jalan bagaimana?"

"Tidak akan. Jika berada di sini terlalu lama orang-orang itu akan menemukanku" Ezer tetap bersikeras.

Bellie mengerutkan kening. "Orang-orang? Kau sedang di kejar?" tanyanya.

Ezer menatap mata Bellie yang menatapnya dengan rasa penasaran. "Ya sebut saja begitu."

"Kau tidak melakukan kejahatan bukan?" tanya Bellie yang menatap curiga.

Ezer menghela nafasnya. "Tidak. Yang jelas aku harus menghindari mereka."

"Kenapa?" Bellie terlihat penasaran.

"Dari pada terus bertanya. Akan lebih baik jika kita pergi sekarang" Ezer berbalik dan dengan sekali tarikan dia melepaskan infus ditangannya.

"Hei berhati-hatilah. Tanganmu bisa terluka jika kau menariknya sekeras itu" Bellie meraih tangan Ezer untuk melihat apakah laki-laki terluka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

After 13 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang