Your highness

784 97 25
                                    

Akan ada beberapa tokoh yang di matikan, harap jangan di masukkan ke hati:))

Enjoy and happy reading~!!



Semilir angin menerbangkan beberapa bunga salju hingga sebagiannya menempel pada permukaan jendela, tampak cantik jika dilihat dari dalam kaca. Udara dingin mungkin terasa menusuk bagi orang normal, mereka pastilah tengah duduk di perapian dengan selimut atau baju rajut di tubuh, jika itu orang malas maka mereka hanya akan mendekam di bawah selimut tebal di atas ranjang. Begitupun dengan para nenek yang duduk di kursi goyang sembari merajut sweater tebal untuk cucu mereka. Tapi itu berlaku bagi manusia biasa. Lain halnya dengan kaum yang memang sudah menjadi teman dari rasa dingin.

Pucuk Pinus tampak melambai-melambai, bergoyang kesana-kemari seiring dengan hembusan angin yang menyapa. Tumpukan salju tampak begitu putih di permukaan hingga cokelatnya tanah tak lagi bisa di lihat oleh retina mata. Tapakan kaki hewan juga manusia begitu kentara di atas salju.

Tiga buah kayu bakar di lempar masuk ke dalam perapian yang apinya tampak menyala-nyala dengan warnanya yang begitu indah. Cerobongnya tampak di kepuli oleh asap di permukaan atap rumah atau bisa di sebut sebuah kastil?

"Your Highness, bagaimana bisa Anda berpikir untuk turun tangan membantai desa kecil itu? Bukan saya bermaksud melarang atau bagaimana, kami selaku pengikutmu yang setia hanya tidak ingin membuang waktumu untuk hal sepele seperti ini"

Pria tampan dengan rambut merah menyala itu tampak diam dengan sebuah senyuman miring di sudut bibirnya, kakinya yang saling bertumpangan di atas meja ia turunkan lantas berdiri dari duduknya untuk berbenah pakaian yang sama sekali tidak kotor.

"Waktuku tidak akan terbuang sia-sia, anggap saja ini menjadi hiburan untukku" Sembari kaki melangkah menuju jendela yang menampilkan pemandangan hutan dengan pohon pinus yang menjulang tinggi. Tangan kanannya terulur meminta sesuatu dari pelayan pribadinya, Kim Minseok.

Seakan mengerti, Minseok dengan segera mengulurkan nampan berisi satu buah gelas berwarna merah pekat yang langsung di terima oleh pria tampan di depannya.

"Siapkan pasukan secukupnya, dan kita akan berangkat malam ini" Titahnya diakhiri dengan satu tegukan pada minumannya. Bau anyir dari cairan itu seakan candu baginya, begitu wangi dan penuh akan gairah.

"Sesuai perintah,  Your Highness"

Sedetik kemudian, pria itu menghilang di balik pintu untuk melaksanakan perintah dari pemimpinnya. Meninggalkan dua orang pria di dalamnya yang kini tengah dilingkupi oleh keheningan.

"Chanyeol"

Satu deheman terdengar,menuai senyuman tipis dibibir sang pelayan pribadi yang kini memeluk nampan di dadanya. Tubuhnya dia sandarkan di almari, memusatkan berat tubuhnya pada punggung yang bertumpu pada benda besar tersebut.

"Tidakkah dia akan takut padamu? Maksudku kau sendiri yang akan pergi, besar kemungkinan dia akan melihat pembantaian dan berakhir yeah kau tau....takut? "

Bibir bawahnya dia jilat, takut atau tidaknya itu akan sama saja. Sama-sama akan berakhir di dalam kuasanya.

"Aku sudah menunggu terlalu lama"

Minseok menghela nafas, jika di ingat-ingat dia selalu menghitung tahun. Dan menurutnya terlalu dini untuk berlutut di bawah kuasa seorang park Chanyeol, Raja dari segala vampire di negeri Twilight.

little VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang