O6. Buku Baru

10 1 1
                                    

Sudah lima tahun sejak kecelakaan yang menewaskan Ten terjadi. Sera kini tinggal bersama dengan putrinya, Shu Yu. Dan selama lima tahun ini, seringkali ia masih teringat akan Ten.

Namun, cepat atau lambat, ia harus membuka buku baru, bukan? Untuk Shu yu, pun untuknya sendiri.

Minggu pagi selalu menjadi waktu dimana Sera tertidur sampai jam delapan. Baik ia ataupun Shu yu yang berumur lima tahun. Keduanya biasa masih terlelap, namun tidak untuk minggu ini.

Keduanya kedatangan tamu.

Ding dong!

Bel berbunyi, menandakan tamu yang ditunggu sudah datang. Pukul delapan lebih sedikit, untungnya masakan Sera sudah selesai semua.

Shu Yu berteriak, kala Sera masih sibuk untuk membersihkan tangannya.

"Aku saja yang buka!!" teriaknya sambil berlari.

"Iya iya, sana buka. Jangan lari, nanti kamu jatuh!" jawabnya, kemudian mencuci tangan.

Membenahi beberapa hal sedikit sebelum membawa nampan berisi kukis ke ruang tamu, dirinya dikejutkan dengan kedatangan Guanheng yang nampaknya tidak sendiri.

Iya, tamu yang dimaksud adalah Guanheng, dokter yang beberapa tahun lalu membantu operasi mata nya, sekaligus teman Ten.

"K-kok banyak orang?" tanya nya gugup, namun tetap berjalan dengan senyum.

"Kun sama Jiějiě juga disini?"

Sera mendudukkan dirinya di salah satu single sofa disana. Menatap sedikit gugup pada kakaknya dan juga Guanheng. Ah, dan jangan lupakan orangtua Guanheng yang terus memberi senyum.

Pria paruh baya yang diketahui sebagai ayah Guanheng itu membuka suara, "Begini, Sera."

"Kami disini menemani Guanheng untuk melamar."

Dapat dilihatnya Guanheng menunduk, menyembunyikan senyumnya.

"M-melamar? Kun tau?" tanya nya.

Kun tersenyum, "Tau, lah. Kalau engga, Gēgē gabakal ada disini."

"Jadi bagaimana, Sera?" kali ini Guanheng berucap, menatap lekat pada obsidian wanita di depannya.

"U-uh.. Sebentar."

Sera berdiri, berjalan dengan tergesa menuju kamarnya. Meninggalkan orang-orang yang nampak kebingungan di ruang tamu.

"Shu Yu, ikut Shūshu tanya Mama, yuk?"

Kun memasuki kamar Sera bersama dengan Shu Yu di gendongannya. Anak lima tahun itu terdiam, menatap mama nya yang tengah menatap sebuah pigura.

"Sera?" Kun berucap, menduduki diri di samping sang adik. Mengusap perlahan rambutnya, seperti yang dulu sering ia lakukan.

"Gēge, Sera.. takut." ungkapnya.

Kun tersenyum, "Takut kenapa? Nggak ada yang perlu ditakuti, oke? Kamu tahu kan, Guanheng itu baik."

Sera meletakkan pigura berisi potret dirinya dengan Ten. Kemudian berucap sambil memainkan tangannya, "Apa dia baik untuk Shu Yu? Sera takut, dia cuma baik sekarang.."

"Juga, kalau Sera terima lamarannya, apa artinya Sera udah nggak sayang sama Ten?"

Tangis wanita itu pecah. Tumpah sedikit demi sedikit, namun sukses membuat punggungnya bergetar.

Shu Yu naik ke atas ranjang, kemudian menepuk pelan punggung Mama nya.

"Mama, Shu Yu suka sama Guanheng Shūshu. Mama jangan khawatir sama Shu Yu.."

"Papa Ten juga pasti mau Mama bahagia."

Anak berumur lima tahun itu berucap, menenangkan ibunda nya dengan begitu tenang, meski dengan pengucapan yang masih berantakan.

Sera menatap Ian, memeluknya erat. Kemudian menatap pada Kun, bertanya kembali, "Apa benar ngga apa-apa, ?"

Kun tersenyum, mengelus kembali rambut Sera, "Nggak apa-apa. Shu Yu bahkan sudah setuju."

-

Setelah lamaran Guanheng diterima oleh sang pujaan hati, keduanya segera memproses pernikahan. Mulai dari tema, tempat, catering, kue, bahkan sampai undangan.

Dan kini keduanya tengah memilih beberapa potret lama untuk dijadikan sebagai pajangan di depan venue. Beberapa potret bertiga dan beberapa potret saat 'kencan' berdua.

Iya, beberapa kali memang Guanheng secara tidak langsung mengajaknya berkencan, dengan bantuan dari si kecil Shu Yu.

Sesekali tertawa melihat beberapa foto. Berpikir, keduanya bahkan sudah terlihat seperti keluarga bahagia dengan Ian yang selalu melengkapi.

-

叔叔 (Shūshu) : paman

-

hayii,, sachie disini!
akhirnya, work ini selesai juga, hshshs. gimana menurut kalian? semoga kalian semua suka sama cerita ku yang ini.

untuk end, aku agak merasa kurang banyak. dalam artian, aku masih belum puas sama end yang cuma menceritakan sampai mereka menikah. kalau kalian, gimana? mau ngga, kalau aku buat bonus chapter?

terima kasih sudah membaca sampai sini dan meninggalkan jejak, ya! semoga harimu menyenangkan ♡

NIRMALA | TEN LEEWhere stories live. Discover now