EPILOG

233 22 18
                                    

Changsub pergi menemui Yuri yang sedang menangis sejadi-jadinya. Yuri duduk di bangku kayu rendah di depan kamarnya dan memandangi jalanan sambil menangis sejadi-jadinya. Ia membelai pelan kepala Yuri dan memeluknya dengan hangat.

"Jangan bertahan kali ini" katanya pada Yuri "kau pasti sangat lelah dengan semua ini".

Yuri memeluk Changsub dengan erat sambil terus menangis.

"Aku disini, Yuri. Aku disini"

***

"Kemasi semua barangmu" kata Changsub kemudian hari "ia akan mencarimu kesini. Kau akan tinggal di rumah ibuku sementara waktu, nonaktifkan semua snsmu, tarik semua uangmu dan tutup rekeningmu di bank. Pindahkan semua uangmu ke rekening lain. Matikan ponselmu dan pakai ini" Changsub menyerahkan sebuah ponsel baru. Yuri menerimanya. Ia hanya menuruti apa kata Changsub.

***

Changsub melihatnya sendiri. Eunkwang sangat frustasi dan hampir gila karena kehilangan jejak Yuri. Sementara Yuri hidup dan dirawat dengan baik oleh Eommanya.

"Dimana dia Changsubie?" Tanya Eunkwang suatu ketika. Changsub diam saja. Ia tak menjawab apapun. Ia hanya menatap Eunkwang dengan pandangan dingin.

***

"Mereka pindah ke pesisir. Itu permintaan Sohee" kata Changsub suatu hari ia menjenguk Yuri di rumahnya. Yuri duduk termenung di atas menatap langit berbintang.

"Aku kasihan padanya, Oppa. Tapi Eunkwang oppa memilihnya. Ia akan sembuh dan mereka hidup bahagia. Aku dicampakkan" kata Yuri menerawang.

"Kau mau ..." Changsub ragu "hidup bahagia denganku, Yuri?" Changsub salah tingkah. Yuri menatapnya lembut dan memegang wajah Changsub dengan sebelah tangannya.

"Kau tau kau tak boleh jatuh cinta padaku, kan?" Tanya Yuri.

"Ya" kata Changsub singkat "tapi aku ..." ia menatap Yuri ragu-ragu. Yuri memeluknya.

"Maafkan aku oppa..." katanya pelan. Changsub mengerti. Hati Yuri pun tak semudah itu terbagi. Ia mengusap lembut kepala Yuri.

***

Yuri menerima pesan singkat tentang kematian Sohee. Changsub mengantarnya ke pemakaman setelah memastikan Eunkwang sudah pulang. Yuri masih enggan menemuinya.

Ia berjalan dan menemui Minhyuk yang masih ada disana.

"Jadi kau selama ini bersembunyi dirumah Changsub?" Tanya Minhyuk. Yuri mengangguk pelan. "Kenapa kau selalu lari, kenapa tak menghadapinya, Yuri?" Minhyuk membelai rambut Yuri "Kalian ..." katanya menatap Changsub.

"Dia menolakku, Hyung" kata Changsub ringan saja "aku hanya oppa baginya. Cintanya tak terbagi"

"Bertahanlah disana sampai semua membaik. Perasaan Eunkwang juga masih terluka" kata Minhyuk

"Aku mungkin akan pergi jauh Oppa" kata Yuri. Minhyuk tersenyum dan menggeleng pelan.

"Yuriku tak akan seperti itu"

***

Changsub melihatnya. Melihat tubuh wanita itu memeluk Hyungnya dari belakang. Ia tersenyum dan berbalik meninggalkan Eunkwang dan Yuri yang sedang saling berpagutan.

"Walau sudah disakiti berkali-kali, kau tetap memilihnya. Wanita bodoh" katanya sambil berlalu "tapi kalian layak berbahagia" Ia masuk ke dalam mobil.

"Melelahkan melihat mereka berdua" kata Minhyuk "kita tak akan mengunggunya, kan?"

"Kita pulang saja, Eunkwang hyung akan menyeretnya ke rumah tebing dan berbuat mesum" kata Changsub tersenyum jahil.

Mobil itu melaju. Meninggalkan Eunkwang dan Yuri berdua menghabiskan malam.

***

Hyunsik terbangun dari tidurnya. Rumah Eunkwang pagi itu kosong. Entah kemana Sungjae, Changsub dan Eunkwang. Ia masih setengah sadar mengambil air minum. Lalu kembali ke kamar Eunkwang. Ia meraih sebuah ponsel yang ternyata bukan ponselnya.

Kunci layar ponsel itu menyala dan membuat Hyunsik tersenyum

"Camelia" katanya melempar ponsel changsub yang tertinggal "kau juga, begitu changsub hyung" katanya tertawa pelan dan tertidur kembali.

Ponsel Changsub terkunci kembali. Menutup foto wanita bernama Camelia yang sedang tersenyum manis itu.

Camelia, bagi Changsub.

-END-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DEAR MY AHJUSSI 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang