Awal

189 22 4
                                    

Pagi ini aku melenguh panjang.

Baru jam 6.30 dan Tsukki sudah membangunkanku dengan alasan nanti telat masuk sekolah.

Fyi, sekolah kami masuknya jam 08.00

Dan kami kepagian.

***

"Kei sialan, aku bahkan tidak diberikan waktu untuk sarapan" gumamku kesal sembari merutuki pelan pemuda tinggi didepanku.

Tsukki sepertinya mendengarnya, tapi memutuskan pura-pura tuli dan akupun juga tak peduli.

"Hoi pendek, kau mau sarapan apa?"

Aku mendongak, melihat Tsukki yang tiba-tiba berhenti didepanku.

Aku menggeleng, Tsukki mendengus.

"Tadi kau bilang kau lapar, tapi tak mau makan. Bagaimana sih pendek?" ujarnya sambil menatap tajam aku yang asik memperhatikan gantungan kunci brontosaurus yang berwarna pink milikku.

Aku menatap Tsukki lagi, "aku malas makan." Meraih gantungan kunci yang sama tapi berbeda warna yang tergantung di tas Tsukki.

"Tch."

Tanganku ditarik dan digandeng erat olehnya. Kami berjalan kearah kafe terdekat karena waktu masuk masih sangat lama. Aku menatap kepalan tangannya yang memerah dan telingannya yang berubah warna seperti gantungan kunci milikku.

ahh tsundere memang menggemaskan fufufu.

***

"Kau. . " geram Tsukki saat aku dengan kekeh tidak membuka mulut.

Kami dikafe sekarang. Tsukki bersikeras menyuapiku, tapi aku tak mau. Bukannya tak mau tak lapar, hanya ingin melihat seberapa jauh Tsukki membujukku. Hahahah.

"Ayolah, sesuap spagetti tidak akan membunuhmu, plus kau harus banyak makan pendek." Ujarnya tajam.

Aku mendelik, menggigit bibirku kesal dan berhasil membuat Tsukishima panik.

"Hoi hoi, jangan menggigit bibirmu. Nanti terluka dasar tukang ambek." Ia menaruh garpu yang penuh dengan spagetti itu dan beranjak duduk disampingku.

Aku manyun, menjauhkan pantatku darinya dan sialnya tidak sempat karena dirinya sudah keburu merangkul pinggangku erat.

"Makan." Jawabnya.

Aku menghela nafas, dari pada dicium ditempat umum, lebih baik aku menurutinya.

Tsukki terlihat puas saat dengan tak rela aku menyuapkan spagetti itu kemulutku.

Tanpa sadar, bibirnya tertarik dan tersenyum kecil.

***

"Kau tau tidak? katanya Tsukishima sudah punya pacar!"

Aku menyipitkan mata, menatap gerombolan siswi yang terang-terangan membicarakan pacarku.

Tsukki memang terkenal akan kemampuan bermain Volley dan kepintaran otaknya.

Sedangkan aku? entahlah.

Aku hanyalah gadis biasa, aku tak tau bakatku, aku cenderung biasa saja.

Sangat sangat sangat biasa saja.

Kenapa Tsukki mau denganku, itu urusannya, aku tak peduli selama dirinya tak menyakiti perasaanku.

Masih penasaran, aku mendekati gerombolan siswi tadi, berniat nimbrung.

"Hmm apakah benar Tsukishima sudah memiliki pacar?" Pancingku.

Beberapa siswi itu menengok kearahku dengan antusias,

Bucin | Tsukishima KeiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang