"Halo, ini Seokjin-ssi. Jungkook sedang tidak bisa bicara sekarang. Dengan siapa?"
Suara lain terdengar diseberang sana. Ji Eun mengusap air mata dan berdeham untuk membuat suaranya lebih jernih.
"Ha-halo, Seokjin oppa. Ini dengan Lee Ji Eun, temannya Jungkook."
"Lee Ji Eun? Ji Eun mana?"
"Jungkook beberapa kali menjengukku saat dirumah sakit."
"Ah ya, aku ingat. Tapi.. Bagaimana kalian bisa berhubungan sampai sekarang? Maaf Ji Eun, aku tak bisa bicara lama-lama karena--"
"Apa Jungkook masih hidup? Dimana dia sekarang?"
Untuk beberapa saat, tak ada suara diseberang sana.
"Ya. Masih. Dirawat di rumah sakit Chonbuk ruang XI."
"Maukah kau mengabariku jika ada yang terjadi dengannya?"
"Ng.. Tentu."
"Terimakasih. Aku hanya ingin minta itu saja. Terimakasih oppa."
Ketika panggilan tersebut diputus, Ji Eun menjatuhkan dirinya disamping ranjang. Memejamkan mata dan meraup oksigen sebanyak-banyaknya. Setidaknya, apa yang ditakutkannya tidak terbukti.
Jungkooknya masih hidup.
Ji Eun merangkak mendekati laci nakas dan meraih obat penenang darisana. Meneguk dengan segelas air, entah dari kapan air dalam gelas tersebut berada dikamarnya. Napasnya masih sesenggukan, tapi air matanya sudah berhenti. Untuk saat ini, ia hanya bisa berharap bibi Park membalas pesannya secepat mungkin.
Ia mengirim pesan lagi pada Jimin untuk menginformasikan dimana Jungkook dirawat. Matanya terlelap kemudian. Ji Eun terlalu lelah menghadapi kehidupan hari ini.
ΦΦ
"Hyung," Jimin memanggil Namjoon tanpa melepaskan mata dari ponsel, "lihat ini."
Pria itu sedang menuangkan teh kedalam cangkir saat adiknya memanggil.
"Apa? Kau yang kemari. Aku mau minum teh."
"Assh," Akhirnya Jimin menarik kursi dan duduk didekat Namjoon, "ada pesan dari Ji Eun, kekasihnya Jungkook. Dia bilang Jungkook dicelakai orang dan keadaannya sedang gawat. Dia dirumah sakit sekarang."
"Kau serius?" Namjoon urung mengalirkan tehnya kedalam tenggorokan.
"Ya. Di Chonbuk. Mau kesana tidak?"
"Dicelakai maksudnya?"
Jimin mengangkat bahu.
"Kau telepon kekasihnya, tanyakan kronologisnya bagaimana."
Menuruti Namjoon, Jimin segera menelepon Ji Eun. Tetapi panggilannya tak diangkat. Berulang-ulang ia meneleponnya, tapi tak juga ada suara.
"Tak diangkat." Kata Jimin akhirnya.
"Aku ada meeting penting hari ini, kau duluan saja kesana. Nanti aku menyusul setelah selesai."
"Oke."
Tak membuang waktu, Jimin langsung meraih coat dan tasnya didalam kamar, kemudian ia melangkah pergi menuju rumah sakit.
Perjalanannya cukup dekat karena rumah sakit Chonbuk terletak ditengah kota. Pikirannya menerka-nerka, apa yang telah terjadi pada sahabatnya itu.
Sejak hari pertama, ia tak pernah melihat Jungkook sebagai karyawan. Pria itu terlalu lugu dan loyal pada orang yang telah memberikan kepercayaan padanya. Jadi, Jimin putuskan untuk menjadikan Jungkook sebagai sahabat. Tangannya sibuk membenarkan in ear dan menelepon Hoseok bahwa ia datang terlambat ke kafe. Diseberang sana, ia bisa mendengar Hoseok berteriak pada Taehyung untuk memberitahukan informasi mengenai Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
10000 Hours | Jungkook x IU
Fiksi Penggemar"Jika membutuhkan waktu 10.000 jam atau bahkan sisa hidupku, aku akan selalu mencintaimu." Warning: Action, might be includes blood content, angst, 🔞