Jimin mana pernah mengira bahwa cermin di kamarnya bisa membawa ia ke dunia lain yang bahkan tidak pernah ia bayangkan. Padahal setiap hari ia bercermin disana dan tidak merasa ada yang aneh dengan cermin itu. Yah walau sebenarnya cermin itu hanya media untuk manusia seperti Jimin yang mau dan sudah mendapat ijin utk masuk ke dalamnya. Dan apa yang pernah Suga janjikan kepada Jimin ternyata benar, bahwa Jimin bisa kapanpun masuk ke dalam dunia Suga, bahkan tanpa ditemani oleh sosok itu. Namun sepertinya tawaran itu akan Jimin biarkan seperti kupon potongan belanja di kamarnya. Karena, mana mungkin Jimin punya nyali masuk ke dalam dunia Suga? Ia tidak kenal siapapun, terlebih jelas-jelas mereka berbeda. Belum tentu semua sosok seperti Suga akan ramah padanya.
"Bagaimana? Tidak jauh berbeda dengan duniamu kan?" Suga menoleh kepada Jimin yang masih termangu di tempatnya.
Suga benar, kondisi dunianya dan dunia normal yang manusia tempati memang tidak jauh berbeda. Semuanya hampir sama kecuali bahwa di dalam dunia Suga, kondisinya temaram seperti hanya diterangi oleh lampu tidur, namun suasananya tidak mencekam sama sekali. Bahkan meninggalkan kesan seolah-olah mereka ada di waktu subuh menjelang matahari terbit. Meski pada kenyataannya tidak ada matahari di sini.
Tadinya Jimin juga berpikir akan mendatangi kerajaan seperti di film dunia fantasi yang pernah ditontonnya saat kecil. Tapi ternyata, kerajaan Suga berbentuk seperti mansion yang sangat mewah. Masih tergolong normal dibandingkan bayangan Jimin.
Namun, semirip apapun dunia ini dengan dunianya, Jimin tetap tidak bisa merasakan ketenangan seperti saat berada di dunianya. Bagaimanapun, ini tetaplah berbeda, pikir Jimin.
Dan disinilah Jimin berada sekarang. Di hadapan pasangan Raja dan Ratu
dunia ini. Gelar raja memang sangat pantas diberikan kepada sosok di depan Jimin. Aura mendominasi, bijaksana namun sangat tegas menguar dengan sangat kuat di sekitarnya. Sedangkan sang ratu mencerminkan betul definisi ketenangan, kehangatan dan cinta kasih. Paras keduanya pun melengkapi title yang disandang keduanya."Namjoon-nim, Seokjin-nim." Suga menyapa keduanya sambil membungkuk menunjukkan rasa hormat. Jimin yang melihat itupun meniru apa yang dilakukan Suga, hanya saja tanpa sepatah kata yang keluar dari mulutnya.
Namjoon menatap tegas pada Jimin dan Suga sampai akhirnya terdengar suara sang Ratu menjawab "Oh Yoongi-ya akhirnya kau datang juga. Bersama....?" Seokjin menggantung kalimatnya.
"Jimin-imnida ee..Ratu?" suara Jimin mengecil menunjukkan keraguannya memberi panggilan pada sang ratu.
"Kau bisa memanggil kami dengan Namjoon-nim dan Seokjin-nim, Jimin-ah. Bagaimanapun, kau telah dibawa oleh Yoongi bertemu kami. Dan kami yakin itu berarti kau adalah orang yang berarti untuk Yoongi. Jadi sebaiknya kau juga mulai membiasakan diri dengan apapun yang berhubungan dengan Yoongi. Bukan begitu, Namjoon-ah?"
Begitu Ratu menyebutkan nama sang Raja, disitulah Jimin sadar bahwa sedari tadi sang Raja hanya mematai mereka lekat tanpa berbicara apapun. Mau tak mau Jimin pun menurunkan pandangannya. Suga yang merasakan kegugupan Jimin pun akhirnya meraih tangan Jimin. Ada terbersit rasa bersalah di benaknya, karena seharusnya sebelum bertemu Raja dan Ratu ia terlebih dahulu menjelaskan semuanya pada Jimin. Namun sebenarnya Suga hanya takut, jika ia menjelaskannya pada Jimin, pemuda itu mungkin akan langsung pergi menjauh tanpa pikir panjang.
"Melihat keberanian kalian berdua saat ini untuk menemui kami, kami simpulkan bahwa hubungan kalian memanglah sudah sangat serius dan kalian sudah mengetahui dengan jelas konsekuensi apa yang harus kalian tanggung saat ini. Bukan begitu Jimin-ssi?"
"Ne?" Jimin mengangkat pandangannya pada Namjoon lalu menoleh bingung kepada Suga.
"Ckckck melihat responnya yang terlihat bingung, aku meragukan dia mengerti apa yang saat ini sedang terjadi dan menjadi pembahasan kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Find Love In The Dark
FantasíaPark Jimin seorang namja dengan wajah yang bisa dibilang lumayan. Kecerdasannya? Lumayan, buktinya dia bisa lulus dengan predikat cumlaude. Kepribadiannya? Lumayan, buktinya dia punya beberapa sahabat yang menyayanginya. Namun mengapa ia sering mera...