CHAPTER 9 PART II

44 1 0
                                    

Sehari, dua hari, bahkan kini satu minggu telah Airin lewati melakukan segala kegiatan berbau mahasiswa yang sedang melakukan program KKN, dari sosialisasi ke masyarakat sampai menyambangi tempat pelayanan masyarakat sesuai dengan proker yang telah kelompok mereka buat. Selama itu pula Nisa, Sinta dan Rara masih terus mengacuhkan kehadiran Airin. Bahkan mereka bertiga sering memanfaatkan Airin dengan seenaknya.

“rin, tangan aku sakit. Kamu aja yah yang cuci piring” ujar Rara yang saat ini menjadi teman piketnya hari ini.
Airin pun tak bisa menolak permintaan rara. Setelah Airin sudah selesai mencuci, rara tanpa terima kasih pun langsung melengos begitu saja. namun sebelumnya ia sempat mencuci tangannya terlebih dahulu bertingkah seolah-olah dirinya pun sudah mencuci piring.

“jadwal piket ra?” rara yang sedang berjalan meninggalkan ruangan dapur langsung disambut oleh Hisyam yang sepertinya akan pergi ke belakang.

“eh, iya syam...habis nyuci piring sama Airin” jawab rara dengan ramah. Hisyam pun tersenyum pada teman sekelompoknya itu.

“saya  mau ke dapur dulu...”
Rara pun mempersilahkan hisyam untuk melewati dirinya. Dengan hati yang berbunga-bunga karena telah disapa oleh ketua kelompoknya itu, Rara pergi ke kamar menemui Nisa dan Sinta.

“rin....”

Airin terhenyak saat suara hisyam terdengar olehnya. ia yang sedang menaruh piring-piring di rak pun menolehkan badanya ke belakang.

“eh...” airin pun tersenyum kikuk pada hisyam.

“kalian belum akrab?” kembali Airin menggeleng canggung, karena takut banyak berinteraksi dengan Hisyam ia pun melanjutkan kembali pekerjaanya lalu segera menyelesaikannya.

“saya tahu rara tadi ga ngerjain tugas piketnya...” airin yang sudah berjalan pergi itu pun terdiam disamping Hisyam.

Hati airin tiba-tiba bergerumuh. Kenapa hal-hal yang memalukan selalu di ketahui oleh Hisyam yang selalu sempurna itu.

“kenapa sih kamu selalu bikin aku terlihat memalukan?! ” hisyam memandang ke wajah Airin disampingnya. Mendengar suara istrinya yang bergetar itu membuat rasa bersalah dalam dirinya muncul.

“rin...”

Belum sempat hisyam melanjutkan pembicaraanya, airin langsung berlari.
Saat sampai di ruang TV airin pun bertemu dengan Dimas yang terlihat sedang memainkan ponselnya.

“menu makan hari ini apa rin.... lho rin kamu kenapa matanya merah?” Airin yang kaget ada dimas disana pun langsung menggeleng dan berlari ke ruangan khusus perempuan.

“lah,, kenapa tuh bocah....” cicit dimas keheranan, saat ia akan bangkit dari kursinya. Ia melihat kedatangan Hisyam dari arah dapur.

“eh, syam syam tadi si Airin kayak yang nangis gitu, matanya merah...lo lihat ga?” Hisyam pun terdiam mendapat pertanyaan yang diberikan dimas.

“tadi saya habis dari kamar mandi dim...” beberapa saat kemudian Hisyam pun menjawab dengan mengubah raut mukanya seperti tidak ada apa-apa.

“oh....eh, tapi syam nanti pas evaluasi kita bahas tentang kenyamanan tiap anggota yah, gue ada unek-unek nih"

“boleh dim, ide bagus banget....”
Akhirnya hisyam dan dimas pun melanjutkan kegiatannya masing-masing.

Kembali pada Airin yang sudah meneteskan air matanya, ia pun langsung mengambil tisu lalu menyeka buliran-buliran air matanya yang terus keluar. Nisa, sinta dan rara yang sedang mengobrol diatas kasur pun melihat tingkah Airin itu. namun diantara mereka tidak ada yang peduli mereka pun malah kembali melanjutkan obrolan yang tertunda tadi.

KUPU & KURA LOVE STORY [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang