ALEA AL ZAHIRA
Aku bersyukur bisa bertemu dengan orang-orang yang baik seperti keluarga Mr. Kim.
Malam ini sangat menyenangkan.
Kami menghabiskan waktu dengan makan malam bersama di halaman belakang rumah, bercanda dan tertawa.Mereka menganggapku bagian dari keluarga mereka.
Rasa lelah yang aku rasakan hari ini, karena beberapa hal saat latihan teater tadi menguap begitu saja.
Aku merasa jauh lebih baik sekarang. Malam ini moodku kembali bagus.
Kepalaku terasa lebih ringan, dan aku merasa lebih santai."Oppa, bantu aku menyalahkan kembang api ini," pinta Nari pada Rae.
"Baiklah, aku datang," katanya sambil berdiri.
Rae, aku rasa ada sedikit perubahan pada dirinya.
Sekarang dia lebih sering tertawa dari pada saat pertama kali aku bertemu dengannya.Napsu makannya juga jauh lebih baik.
Awal aku tinggal disini, saat berada di meja makan, dia lebih sering bermain dengan makanannya daripada memakannya.Dia juga tidak lagi mengurung diri dikamar, sering kali kulihat dia berkumpul bersama kakak dan keponakannya, entah itu untuk menonton TV, bermain game atau sekedar ngobrol.
Perubahan yang sangat bagus menurutku.
Karena sekarang dia tampak lebih hidup, tidak seperti zombie lagi."Alea, kau harus makan lebih banyak.
Aku tidak mau orang tuamu salah paham kepada kami karena kau terlihat kurus", kata eonni sambil menambahkan banyak daging dan sosis di piringku."Wow ... Sepertinya malam ini aku akan berubah serupa ikan buntal karena terlalu banyak makan," kataku tertawa melihat tumpukan daging di piringku.
"Meskipun kau berubah serupa ikan buntal, kami akan tetap menyayangimu," kata eonni sambil memelukku.
"Kau menangis eonni?
Kenapa kau menangis?
Apa aku membuat kesalahan?" tanyaku panik ketika kurasa eonni terisak di pundakku."Dia memang cengeng.
Kami hanya sangat bersyukur kepadamu Alea, kami sangat berterima kasih kepadamu," kata Mr. Kim."Apa yang kau bicarakan Mr. Kim?
Aku tidak mengerti.
Bersyukur apa?
Kenapa berterima kasih kepadaku, sedangkan aku disini telah banyak merepotkan kalian.""Kau telah mengembalikan Rae kami. Senang melihatnya bisa banyak tertawa lagi," kata eonni sambil mengusap air matanya.
"Aku?
Aku tidak melakukan apa pun," kataku bingung."Kau menolongnya saat dia hampir pingsan," ujar Mr. Kim.
"Aku akan melakukannya juga kepada kalian berdua dan Nari."
"Manis sekali, kau memang sangat baik. Ketulusanmu itu yang menyadarkan Rae bahwa ada banyak orang yang mencintainya," eonni memelukku kembali.
"Lihatlah senyumnya yang lebar, sudah berbulan-bulan kami kehilangan senyum itu."
Kulihat Rae dan Nari tengah tertawa sambil berlari dan melompat-melompat kecil.
"Dia terlihat sangat bersemangat. Sekarang aku tidak perlu lagi mencemaskan masa depannya."
"Alea sayang, penuhilah permintaan eonnimu ini, berjanjilah kepada kami kau akan selalu ada untuk Rae kami."
"Aku ... aku ...," aku tak tahu harus menjawab apa.
"Aku mohon," pinta eonni.
"Baiklah eonni, aku akan berusaha," jawabku pada akhirnya.
"Terima kasih Alea," eonni menggenggam jemariku erat.
Dan kulihat Mr. Kim mengangguk-angguk tersenyum puas.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUSAN, LOVE AFTER GI
RomanceCerita fiksi Hanya sekedar imaginasi dari penulis. Senja menyapa kota Busan. Ombak menjilati bibir pantai gwangalli. Matahari turun sepenggalan dalam pandar serupa cadar. Pada jarak puluhan ribu mil, Ada rindu yang terhampar Pada jingganya langit se...