30 - nightmare .

149 13 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 10 malam, tepat dimana para manusia tertidur dengan lelapnya. itulah yang dialami oleh bocah berusia 15 tahun yang kini tengah terbaring di kasur king size miliknya.

Malam ini hujan turun begitu derasnya, gemuruh petir saling bertegur sapa diluar sana membuat suasana malam ini sedikit lebih menyeramkan dibanding malam sebelumnya.

Vandero, pria tinggi itu mengetuk pintu kamar tuan mudanya. hanya sekedar mengecek keadaan, karena ini adalah hal yang rutin ia lakukan setiap malam.

karena tak kunjung mendapat jawaban, Vandero masuk ke dalam lalu meletakkan lilin yang ia bawa di atas meja nakas. ia tersenyum puas saat melihat tuan mudanya tertidur dengan raut wajah yang cemas.

benar, petirlah yang menjadi penyebab nya. Vandero naik keatas ranjang lantas merebahkan dirinya disamping tuan mudanya, tangan besar miliknya mulai mengelus surai hitam pekat milik anak itu.

"saatnya memanipulasi ingatan mu, maafkan atas kelancangan ku tuan muda" tangan yang tadinya mengelus lembut surai hitam itu, kini berhenti tepat di atas ubun-ubun milik gaffrion.

pun Vandero terpejam sedang mencoba mengalirkan ingatan palsu yang ia buat kedalam memori tuan mudanya itu.

raut wajah gaffrion menjadi semakin cemas, kejadian mengerikan yang ia alami beberapa tahun lalu kini terulang kembali di ingatan nya.

teriakan sang adik yang meminta tolong pada nya, menggema dengan jelas di telinganya.

gaffrion mulai mengigau dan berteriak seolah mimpinya itu adalah kenyataan.

"tidak.. maafkan aku.." racaunya. keringat dingin mulai membasahi sekujur tubuhnya. ia ketakutan saat ini.

jantung yang semula berdetak normal, kini berpacu dengan cepatnya seperti habis berlari puluhan kilometer jauhnya.

"kumohon! tidak! GHEA!" teriaknya lalu membuka matanya. salah satu lengan miliknya terangkat ke udara, nafasnya terengah-engah.

"ah... hanya mimpi.." gumamnya lalu mengusap wajahnya kasar. gaffrion menghela nafas panjang.

gaffrion bangun dan mengubah posisinya menjadi terduduk, ia melihat kearah jam yang kini menunjukkan pukul 4 pagi. karena kembali tertidur lagi adalah hal yang mustahil, anak itu memilih pergi ketempat dimana para pelayannya berada--dapur--.

° . ><><><> ⊹ - ⊹ <><><>< . °

Kini jam menunjukkan pukul 9 pagi. saat ini gaffrion bersama ketiga pelayannya tengah berada di gazebo halaman belakang rumahnya. anak itu sedang menikmati sejuknya udara pagi, ditemani secangkir teh hangat dan beberapa kue kering.

tak lupa, ia juga ditemani oleh sebuah boneka mannequin cantik berambut cokelat panjang sepinggang, dengan gaun putih cantik yang menambah kecantikannya, boneka itu terletak di kursi yang bersebrangan dengan nya.

"aku akan sedikit bercerita tentang diriku.. tolong dengarkan dengan baik ya.." ujarnya pada lawan bicaranya yang ternyata sebuah boneka.

sebelum bercerita, anak itu terlebih dahulu menyesap teh hangat yang tersaji untuknya. setelah menyesap sedikit demi sedikit, ia kembali meletakkan cangkir teh tersebut ditempat semula, lalu menopang dagu dan mulai bercerita.

"pada suatu hari disebuah desa terkutuk, hiduplah kakak beradik yang sangat dibenci oleh seluruh warga desa disana.." ujarnya dengan nada khas seperti seorang narator.

"sang kakak bernama Gaffrion, dan sang adik bernama Ghea. mereka berdua adalah yatim piatu yang tinggal di puing-puing rumah, bahkan tempat tersebut tak layak disebut 'tempat tinggal'.." lanjutnya seraya mengangkat bahu acuh tak acuh. ia kembali menopang dagu, lalu melanjutkan ceritanya.

Make A Contract With Devil  [ NOREN ]✔ Revisi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang