KIM RAE
Kukerjap-kerjapkan mataku yang masih terasa sepat.
Aku terbangun karena gelitik cahaya matahari yang dengan tidak tahu diri menerobos masuk dari horden jendela kamarku yang tidak tertutup rapat.
Jam di dinding kamarku menunjukkan puku 08.41.
Aku menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelah itu aku segera ke dapur, perutku sudah sangat lapar sekali.
Untuk sarapan hari ini Alea masak apa ya?
Aku jadi semakin lapar karena membayangkan masakan Alea.Kenapa sepi sekali?
Kemana semua orang?
Hyung pasti sudah berangkat ke kantor.
Nari pasti juga sudah berangkat ke sekolah.
Alea? Nuna? Ada di mana mereka berdua.
Sekarang hari sabtu, seharusnya Alea libur latihan hari ini.
Apakah mereka sedang berbelanja?Aku menuju halaman belakang.
Ahhh ... itu nuna, dia sedang merapikan tanamannya.
"Selamat pagi nuna," sapaku.
"Pagi Rae, kau sudah bangun?
Apa tidurmu nyenyak semalam?""Ya, tidurku cukup nyenyak.
kemana semua orang, kenapa sepi sekali." tanyaku pada nuna."Sebenarnya siapa yang kau tanyakan?
Kau tahu persis hyungmu sudah pasti ke kantor dan Nari ke sekolah," kata nuna sambil tersenyum menggodaku."Emmm ... ya, aku pikir hari ini hari minggu," jawabku gugup.
"Benarkah? Hahaha."
"Alea pagi-pagi sekali sudah berangkat, katanya hari ini dia ada latihan," ujar nuna sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Aku tidak tanya soal Alea," kataku sambil memalingkan muka.
"Ahhh ... Baiklah, maafkan aku, anggap saja aku memberimu informasi," nuna menggodaku.
"Ishhh ...," Decakku dan lalu melangkah pergi meninggalkan nuna.
Setelah beberapa langkah, aku berbalik kembali kearah nuna,
"Uummm ... bukankah seharusnya dia libur di hari sabtu?""Dia? Dia siapa? Siapa yang kau maksud dengan dia?"
"Alea," desisku pelan.
"Hahaha ... kau lucu sekali Rae.
sepertinya ada sedikit kendala dengan pekerjaannya dan Alea sedang berusaha untuk menyelesaikannya.""Benarkah?
Aku harap dia tidak menghadapi kesulitan.""Ya, mudah-mudahan begitu, tapi aku rasa Alea gadis yang hebat, aku yakin dia bisa menyelesaikan semuanya."
"Ya, kau benar nuna."
"Kau sudah makan?"
"Mmm ... belum."
KAMU SEDANG MEMBACA
BUSAN, LOVE AFTER GI
RomanceCerita fiksi Hanya sekedar imaginasi dari penulis. Senja menyapa kota Busan. Ombak menjilati bibir pantai gwangalli. Matahari turun sepenggalan dalam pandar serupa cadar. Pada jarak puluhan ribu mil, Ada rindu yang terhampar Pada jingganya langit se...