AMAH [16]

167 10 7
                                    

"APA?!"

"Sekarang lo siap-siap dan langsung kesini, nanti gue share lok lewat chat." ujar Alkaa lalu mematikan sambungan teleponnya

Seseorang tolong katakan pada Adel bahwa Bintangnya tidak kecelakaan! Tolong katakan! Adel mohon katakan!

"Hiks.. Ini nggak mungkin kan?"

"Bintang pasti kuat, hiks.."

Tanpa bersiap-siap, Adel meraih tas cangkleknya dan keluar dari pekarangan rumah tersebut. Adel memberhentikan taxi yang kebetulan lewat dihadapannya.

"Rs. Melati Indah. Ngebut aja pak, saya lagi buru-buru!"

"Iya neng, sabar."

Karena jarak rumah sakit dan rumah Adel tak begitu jauh, kini Adel sudah berada didepan rumah sakit. Gadis itu buru-buru bayar dan berlari masuk kedalam rumah sakit itu.

Adel bertanya pada salah satu suster dimana letak UGD. "Sus, anterin aaya ke UGD!" ujar Adel dengan air mata yang terus mengalir dari kelopak matanya

Suster itu mengangguk dan mulai berjalan mendahului Adel. Selama berjalan menuju UGD, tatapan gadis itu kosong. Ia selalu meyakinkan pada dirinya sendiri bahwa Bintang tidak akan terkena apa-apa. Bukankah Bintangnya kuat?

Tanpa disadari, kini Adel sudah berada didepan pintu UGD. Disana terlihat Alka sedang duduk dengan tatapan kosong.

"hiks... Al, Bintang baik-baik aja kan? Dia nggak kenapa-kenapa kan? Bintang dimana ALKA?!"

Dirinya sudah tak tahan jika hanya bisa menangis dalam diam. Adel sudah cukup tersiksa selama ini! Tolong, jangan buat gadis itu kehilangan semangat hidupnya.

"Bintang masih ditanganin sama dokter." ujar Alka lirih

Tiba-tiba pintu UGD terbuka, menampakkan pria paruh baya yang menggunakan pakaian dokter. "Keluarga mas Bintang?" tanya dokter

Alka lantas berdiri. "Saya sepupunya, dok."

"Jadi gini, Bintang harus segera dioprasi. Akibat tak memakai helm, dibagian kepala laki-laki itu juga terdapat keretakan. Kaki kiri Bintang juga patah akibat ketindihan motornya. Anda harus menandatangani bahwa anda setuju jika Bintang dioprasi. Karena jika tim medis tidak gerak cepat, kaki Bintang akan mati rasa dan laki-laki itu juga bisa hilang ingatan"

Alka dengan gesit menandatangani surat itu. Laki-laki itu lantas memeluk dokter dan membisikkan sesuatu. "Berikan yang terbaik untuk sepupu saya, dok! Saya akan bayar semahal apapun asalkan sepupu saya sembuh!" bisik Alka tepat ditelinga Dokter tersebut

Adel membeku ketika mendengar kata yang diucapkan oleh dokter. Tidak, Bintangnya pasti akan sembuh! Adel yakin dengan itu.

"HIKS...HIKS...HIKS...BINTANG BAKAL SEMBUH KAN AL? DIA PASTI BAKAL NEMENIN GUE TERUS KAN AL? BINTANG PASTI KUAT KAN? DIA PASTI SEMBUH KAN AL? HIKS..."  isak tangis Adel terdengar begitu memilukan ditelinga semua orang yang mendengarnya.

Alka memegang pundak Adel erat. "Jangan nangis, Bintang pasti sedih kalo lo nangis kaya gini. Lo tau kan, kelemahan Bintang itu apa? Air mata lo. Itu yang jadi kelemahan dia." ujar Alka mencoba menenangkan Adel

"Hiks...Dia bakalan baik-baik aja kan?" tanya Adel masih dengan air mata yang turun deras dari kelopak matanya

"Percaya sama gue, Bintang itu tipe orang yang kuat. Gue yakin, dia pasti sembuh." ujar Alka masih meyakinkan Adel

"Hiks...Gue nggak mau dia lupa sama gue! Dia pasti akan selalu inget gue kan, Al? Hiks..hiks...hiks..."

"Iya, dia pasti bakal inget kita semua." ujar Alka disertai senyum manisnya. Jujur, sebagai sepupu, Alka juga merasakan apa yang dirasakan oleh Adel.

Air Mata Anak Haram [Update Setiap Hari!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang