Memasuki dunia kerja, sebagai karyawan termuda dengan status kejombloan sudah tentu memancing banyak pergerakan bapak dan ibu di kantor untuk mencarikan jodoh. Aku tidak pernah bermasalah dengan hal ini, bagiku, tidak ada yang salah dengan menambah teman. Sudah 3 tahun sejak kisahku dengan Mas Yoga berakhir, mungkin juga sudah waktunya aku untuk melangkah. Membuka diri dalam arti yang sebenarnya.
Bu Ratih namanya, HR di kantorku. Mungkin melihatku yang single ini membuatnya iba sehingga beberapa kali mencoba mengenalkanku dengan lelaki pilihan yang sudah disortir sedemikian rupa hahaha. Sampai akhirnya datanglah masa dimana aku dikenalkan dengan salah satu staff sister company bernama Mas Adit. Beda dengan kisah-kisah sebelumnya, ada sesuatu di dalam diri Mas Adit yang membuatku tertarik.
Seperti biasa, jika Chia tertarik maka Chia akan mengaktifkan semua radar yang dimiliki untuk mengetahui seluk-beluk siapakah yang sedang Chia hadapi. Hal ini berlaku juga untuk Mas Adit. Setelah mendapatkan nama lengkapnya, google save my life first. Satu blog memunculkan nama Mas Adit, blog yang dibuat oleh seorang perempuan bernama Yunita. Sepertinya pacar Mas Adit. Kukabarkan hal ini pada Tia, as my assistant ahli tafsir radar hahaha. Kami membuat berbagai kemungkinan, tapi seperti biasa tidak ada yang pas hipotesisnya. Maka diputuskan untuk menjalani hubungan ini mengikuti arahan takdir :")
Bulan kedua akrab dengan Mas Adit, aku belum juga menemukan siapakah Yunita ini. Tapi Mas Adit pernah mengutarakan bahwa dia single. Jadi sementara disimpulkan bahwa Yunita adalah mantan kekasihnya. Libra dan Aries adalah tukang kepo dan tukang menyimpulkan banyak kemungkinan seenak jidat memang. Mungkin itu yang menjadikan aku dan Tia akrab hingga hari ini meskipun sudah berbeda kota.
Naik turunnya kehidupan perkantoranku didampingi oleh Mas Adit yang kebetulan di sister company juga merupakan staff HR. Dia bagaikan peppermint tea which combats mental stress akibat kehidupan perkantoran wkwk. Suatu hari, Mas Adit menelpon Bu Ratih karena aku menangis,
Mas Adit : Mba, Mba Ratih ini kan HR di sana, masa ngga bisa mendamaikan situasi?
Bu Ratih : Hah? Gimana?
Mas Adit : Chia digangguin mulu sama dia, kasian, mentalnya jadi ngga bagus ada di situ. Apa harus aku yang nyelesaiin?
Bu Ratih : Sabar Dit, nanti coba aku ajak ngomong baik-baik. Kita selesaikan secara kekeluargaan.
Mas Adit : Loh aku juga bisa nyelesaiin secara kekeluargaan, maksudnya aku datengin keluarganya biar pada tahu
Bu Ratih : Ngga gitu caranya Dit. Kamu kayak gini apa ngga mikirin efeknya ke Chia?
Mas Adit : Mending kontraknya Chia ngga usah diperpajang Mba, aku bawa Chia ikut aku aja ke Medan.
---
Kejadian hari itu membuatku merasa spesial. Sudah tentu, perempuan mana yang tidak merasa spesial Miskah? Wkwkwk. Soal Medan, Mas Adit bulan depan resign dari kantor karena mendapat tawaran lebih menarik di Medan. Hubunganku dengan Mas Adit sudah lebih dari sekedar akrab. Tapi tidak kunjung menemukan kepastian. Sedangkan waktu keberangkatan Mas Adit ke Medan sudah semakin dekat. Si Libra baik hati ini akhirnya memilih untuk mengakhiri tanpa kejelasan.
Meskipun tetap diwarnai kegalauan bersama Tia, tapi pada akhirnya bisa memilih untuk bye aja. Enam bulan setelah kepindahan Mas Adit ke Medan, Mas Adit menghubungiku untuk mengirim undangan pernikahan bersama Yunita. Hari itu, Tia si Aries ngegas ngomel sengomel-ngomelnya. Sekali lagi, aku hanya tertawa meratapi kisah cinta yang aneh ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEA OF MY LIFE
Short StoryHidupku akhir-akhir ini seperti sedang mencicipi berbagai jenis teh. Beberapa hadir untuk memberi bahagia tanpa efek samping, beberapa sisanya justru memberi efek samping yang berlebihan. Panggil aku Chia, seorang ambivert berzodiak Libra. Setelah m...