Ø5. SEGITIGA BERMUDA

16 5 0
                                    


***

dertt.. dertt..

Gadis yang tengah memilih baju yang akan ia kenakan nanti, terganggu akibat panggilan video call. Gadis itu langsung mengangkat dengan bagian kamera handphone yang ia tutupi menggunakan tangan.

"FAK! WOI, LU KAN BISA CHAT GUA. GUA LAGI BOKER ANJ--"

tutt..

Samuel, gua tandain lo di batu nisan.

Sengaja berbohong pada Samuel, supaya langsung dimatikan olehnya. Setelah Nilam mengenakan dress hitam sampai sikut dan juga lutut, serta sepatu kets warna putih. Rambut panjang itu ia gerai bebas, wajah tanpa make up apapun sudah menjadi kebiasaan dan Nilam merasa tak cocok atau tak mau memakai make up, lebih nyaman murni.

Ia menyelempangkan tas cream, tak lupa membalas pesan dari Samuel.

Keluar dari rumah, sudah ada Samuel yang menunggu disana. Tak perlu basa basi, mereka langsung ketempat tujuan.

Sesampainya di Kampus yang saat ini mereka masuki, sudah ramai banyak orang disana. Nilam menyeringitkan dahinya, acara ini seperti tak asing.

"Kak, ini lu mau sunatan?," tanya Nilam ketika sudah duduk di kursi pengunjung.

Samuel menoyor kepala Nilam, "Kondangan."

"Hah?, lu mau jadi panitia dangdut?,"

"Jangan sampe suara ngeden lu waktu boker gua hidupin make mic."

"BRENG---" Samuel membekap mulut Nilam dengan cepat, emang dasarnya barbar mau gimana lagi.

Nilam yang tak terima, akhirnya mencubit pinggang Samuel keras. Empunya meringis lalu melepaskan bekapan itu.

Baru saja Samuel ingin membalas, tiba tiba ada seseorang sedang membawa semangkuk sop panas, namun seseorang itu tersenggol dengan orang orang yang berlalu lalang, sehingga sop panas itu tak disengaja tumpah mengenai bahu serta lengan Nilam. Nilam berteriak juga terkejut.

Samuel yang melihat itu segera melepas jas nya yang sekarang tersisa kaos putih, lalu jas itu Ia kenakan ke Nilam. Nilam menahan perih dengan matanya yang ingin mengeluarkan air mata.

Ia melirik kearah orang yang menumpahinya tadi, terlihat orang itu bengong dan terkejut. Tak kalah terkejut lagi dengan dirinya yang tahu orang itu cukup kenal pada dirinya, melirik kearah belakang tepat pada orang itu, sama hal dengan rasa terkejut. Samuel pun ikut terkejut, tak mau basa basi, Ia langung membopong Nilam menuju kamar mandi wanita. Menyuruh nya untuk mandi, Nilam yang masih keadaan terkejut hanya menuruti.

Didalam kamar mandi, Nilam menjalankan apa yang Samuel suruh, mandi. Perih, sakit, yang ia rasakan di bahu dan lengannya.

Itu yang gua rasain selama ini.
Perih, sakit, hancur, kurang apa lagi?

Tanpa Ia sadari, air matanya turun.

Sesampai manapun tingkat depresinya, ada lintasan untuk melukai diri sendiri. Namun, Ia berfikir, itu akan sakit. Dan Ia berusaha untuk jauh mengendalikan depresinya itu dengan menangis, sepuasnya.

Dan yah, tanpa Ia lakukan, sekarang sudah terjadi. Selang beberapa menit, rasa perih dan sakit di bahu serta lengannya sudah hilang. Ntah ini emang yang Ia rasakan, atau emang akibat rasa sakit yang ada dihatinya jauh lebih sakit dari pada luka di fisiknya.

Segitiga Bermuda ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang