KIM RAE
Hari ini Alea akan pulang ke Indonesia, menggunakan penerbangan terakhir, pukul 8 malam.
beberapa hari belakangan ini, aku merasakan kekacauan di dalam diriku.
Ada hal yang tidak bisa aku jabarkan tentang rasaku pada Alea.
Rasa yang tidak mampuku tolerir.
tidak bisaku definisikan.
tidak dapatku utarakan danku ungkapkan.Dan aku tidak tahu rasa apa itu.
Apalah ini rasa seorang kakak untuk adiknya?
Tapi rasa untuk Alea ini tidak sama dengan yang aku rasakan untuk Nari.Apakah ini rasa untuk seorang sahabat?
Tapi rasa untuk Alea ini tidak sama dengan yang aku rasakan untuk Minki hyeong.Lalu perasaan apa ini?
Perasaanku sangat kacau hari ini.
Membuatku benar-benar bersikap sangat sensitif terhadap apapun."Aku akan mengantar Alea ke airport," kataku.
"Itu tidak mungkin Rae.
terlalu beresiko, di sana tersebar banyak sekali cctv," kata hyeong."Aku berkeras, hyeong," kataku keras kepala.
"Kenapa kau keras kepala sekali?" keluh nuna.
Dan aku tidak peduli itu."Kita harus bicara," kata Alea padaku.
"Kita bicara di kamarku," kata ku sambil melangkah menuju kamar.
Kulihat Alea menoleh kepada hyeong dan nuna untuk meminta ijin.
"Pergilah," kata mereka.
Aku duduk di tepi ranjangku.
Alea datang dan duduk tepat di sampingku menghadap padaku."Ada apa?
Kenapa kau keras kepala sekali?" tanya Alea kepadaku."Aku hanya ingin mengantarmu ke airport, apa itu sesuatu yang berlebihan?" tanyaku.
"Ya, karena itu sangat beresiko," jawab Alea.
Aku mendengus kesal.
"Tolonglah, jangan membuatku merasa tidak enak pada Mr. Kim dan eonni."
Aku menarik nafas panjang,
"Baiklah, tapi penuhi permintaanku.""Apa itu?" tanya Alea.
"Aku ingin merekam suaramu mengaji, mengajilah seperti waktu itu."
"Permintaan apa ini?" tanya Alea bingung.
Aku memang sangat ingin mendengarkan suara memgaji Alea.
Aku ingin bisa mendengarnya setiap hari seperti saat dia berada di rumah ini.Aku suka mendengar suara mengaji Alea.
Suaranya sangat merdu.
Mendayu-dayu mendamaikan jiwa dan pikiranku.
Kadang suaranya juga melengking indah.
Entah tekhnik suara apa yang dia pergunakan saat mengaji, hingga suaranya terdengar mengalun sangat merdu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUSAN, LOVE AFTER GI
RomanceCerita fiksi Hanya sekedar imaginasi dari penulis. Senja menyapa kota Busan. Ombak menjilati bibir pantai gwangalli. Matahari turun sepenggalan dalam pandar serupa cadar. Pada jarak puluhan ribu mil, Ada rindu yang terhampar Pada jingganya langit se...