Siang ini perkuliahanku sudah selesai, Izura juga sudah pulang lebih dulu. Aku berjalan di koridor kampus. Tadi Bang Daru kembali diculik teman-temannya Huhhh... Aku berjalan menuju gerbang kampus. Siang ini cukup terik membuatku mempercepat jalanku. Pohon-pohon besar yang menaungi trotoar kampus menolongku sedikit menghindari terik matahari. Setelah keluar dari areal kampus aku melangkahkan kakiku ke halte bus. Halte terlihat sepi, aku duduk di bangku halte. Aku melihat ke arah jalanan, bus menuju rumahku belum muncul juga. Aku meraih handpone di dalam tas. Kulihat layar hp-ku, sudah jam 1 siang. Suara klakson yang kuat mengagetkanku. Aku menaikkan wajah...
"Oii..., Pijar..." Seorang pengandara motor berhenti di depanku. Wajahnya mengarah padaku, helm fullfacenya menghalangiku mengenali wajahnya.
"Ngapain Kamu di sini." ucapnya lagi. Suaranya seperti kukenal dan sosoknya juga kayak tidak asing. Lalu dia membuka helmnya... Mattew??? Dia tertawa lalu turun dari motornya.
"Matt?" ucapku. Mattew mendekatiku dan berdiri di depanku.
"Apa kabar?" tanyanya.
"Kamu kok di sini?" tanyaku tanpa menjawab pertanyaanya.
"Aku merindukanmu..." ucapnya sambil tersenyum. Aku tertawa.
"Kok ketawa..." ucapnya sambil duduk di sisiku.
"Ini masih belum libur semester lo, Matt. Kok kamu ada di sini?" ucapku tak peduli dengan ucapannya.
"Itulah namanya rindu tak tertahan, sampai aku terbang kemari." ucapnya dengan wajah serius, malah terlihat lucu bagiku. Aku kembali tertawa, Mattew menggaruk belakang kepalanya.
"Ketawa lagi..." ucapnya, Mattew yang kuliah di luar kota tiba-tiba muncul di depanku.
"Kamu di DO ya..." ucapku setelah berhenti tertawa.
"Kamu ya, selalu negatif kalau lihat aku." ucapnya.
"Habis kalau positif, hamil dong." ucapku lagi, Mattew menatapku terperangah.
"Jadi selama aku merantau kamu positif hamil?" ucapnya, dia mulai normal.
"Kita akan punya anak? Terima Kasih Tuhan." ucapnya dengan wajah terharu sambil meraih tanganku. Nah ini benar-benar normal. Ini baru Mattew si konyol. Aku menarik tanganku.
"Udah ah, ngapain kamu di sini?" ucapku geli sendiri lihat tingkahnya, Mattew tertawa.
"Aku kuliah di sini sekarang." ucapnya santai.
"Hahhh?" ucapku menatapnya heran.
"Aku pindah ke kampus ini." ucapnya lagi, memperjelas perkataannya.
"Kenapa? Bukannya itu kampus impianmu." ucapku tak percaya.
"Ternyata, impian tak seindah kenyataan." ucapnya sambil melihat ke depannya.
"Matt, serius dong." ucapku, nggak bisa memprediksi Matt lagi serius atau bercanda..
"Iya, beneran." ucapnya sambil melihat ke arahku. Aku mendesah pelan.
"Sayang banget." ucapku.
"Sayang apaan, Kamu aja nggak mau kuliah di sana." ucapnya.
"Kalau aku, emang udah takdir ada di sini." ucapku sambil melihat ke langit sambil menengadahkan kedua tanganku .
"Takdir apa kadir..." ucapnya aku tertawa kecil.
"Tapi kok aku baru lihat kamu, semester ganjil bukannya udah lewat beberapa bulan." ucapku sambil melihat Mattew.
"Baru ini aja aku sempat berleha-leha, ada hal yang harus kukerjakan setelah aku pindah kemari." ucapnya.
"Eh..., busku datang." ucapku tiba-tiba saat bus jurusan ke rumahku berhenti di halte.
"Ngapain naik bus, aku antarin pulang." ucapnya, aku meliriknya.
"Naik motor, panas tau." ucapku, Mattew menatapku tak percaya.
"Sejak jadi mahasiswa level kamu jadi beda ya." ucapnya, aku tertawa.
"Benaran lo panasss..." ucapku, Mattew membuka jaketnya dan menyerahkan padaku. Aku menatapnya.
"Pakai, biar nggak panas. Besok-besok aku bawa mobil supaya kamu nggak kepanasan." ucapnya.
"Besok-besok... Emang kamu mau antar jemput aku ya." ucapku.
"Kalau mood.." ucapnya, aku tertawa. Lalu Mattew berdiri dan naik ke motornya. Aku memakai jaket pemberian Mattew.
"Ayo..." ucapnya, aku berdiri dan berjalan mendekati Mattew.
"Kita beli helm dulu ya, di depan sana ada jual helm." ucapnya.
"Beli helm?" ucapku.
"Iyalah, aku nggak mau kita kena tilang dan dinikahkah." ucapnya
"Konyol, kena tilang kok dinikahkan..." ucapku, Mattew tertawa lalu menghidupkan motornya. Aku naik ke boncengan motor Mattew lalu kami melaju.
*******
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudut Hati
RomanceIjinkan aku menatapmu seperti ini, disisa waktumu ada di sekolah ini. Aku ingin mengisi mata dan pikiranku dengan sosokmu sehingga aku akan mengingatmu selama kuinginkan. Ntah waktu akan membawaku kembali bertemu denganmu atau tidak, aku tak kan mel...