Lisa pov.
"cepatlah! Sepertinya mau hujan."
"Iya-iya aku akan bersiap-siap dulu."
Aku menutup telepon dan memasukkan ponselku ke dalam ransel. Pagi ini mendung, langit terlihat akan menjatuhkan air hujan kapan saja. Tapi itu tak menghentikan niat ku untuk menjemput kekasihku.
Ku buka kaca helm full faceku, dan seketika hembusan angin menerpa wajahku. Dingin? Tentu saja, pukul 6 pagi, cuaca mendung, dan hembusan angin pagi yang bisa membuat sakit perut.
Tapi tak apa, itu semua demi kekasihku Roseanne Park yang mungkin saat ini sibuk berdandan memoles wajahnya sana-sini.
Sudah 15 menit aku duduk diatas motorku menunggunya keluar, tapi aku cukup sabar karena mata kuliah kami dimulai 45 menit lagi. Ya sesantai itulah Roséku. Aku pernah menyuruhnya cepat-cepat tapi kau tahu yang kudapat? bukan mendapat permintaan maaf darinya karena ia terlalu lama tapi yang kudapat adalah kebisuan kepada diriku selama seminggu.
Tapi aku tak pernah bisa marah padanya, aku tak pernah bosan kepadanya. Inilah rutinitas pagiku, menjemputnya untuk pergi ke fakultas yang sama, mengantarkannya pulang, kencan, atau mengantarkan ia bekerja sekalipun.
TIK!TIK!
Akhirnya air hujan pun menyapaku. Tak apa belum terlalu deras.
"Lisa-yah! apa yang kau lakukan ayo cepat nyalakan motormu!!!"
Itulah dia Rosé ku.
Ku pacu motorku dalam kecepatan normal, titik-titik air hujan membasahi bajuku. Aku tetap melajukan motorku, tak ada niat berteduh karena Rosé juga semakin mempererat pelukannya. Tak ada protes ataupun komplain lainnya.
"Lisa-yah kau tau film yang kemarin kita bicarakan?" ucapnya setengah berteriak.
"Ya, kenapa?" ucapku berusaha mendengar suara Rosé karena suara hujan sedang bertabarakan dengan suaranya.
"Bisa kita menontonnya lebih awal? aku sudah tidak sabar."
"Apa?!"
"FILM!! AKU INGIN CEPAT MENONTONNYA!!!"
"Ah ya!! akan ku pesannkan tiketnya nanti."
-----
To Rosé :
Aku sudah mendapatkan tiketnya.From Rosé :
Mianhae Lisa-yah, spertinya aku tak bisa pergi sekarang.
Pak Lee mengajakku menemui produser rekaman.To Rosé :
Benarkah!?
Wah luar biasa Rosé-ah, tak apa kita bisa pergi lain waktu.Lisa memegang 2 tiket ditangannya, tak ada rasa kesal atau apapun, ia memakluminya bahkan sangat senang karena Rosé akan menemui produser yang ia harap-harapkan dulu. Rosé bekerja menjadi seorang penyanyi cafe, impiannya untuk menjadi penyanyi terkenal memang tak main-main dan kali ini impiannya untuk menjadi terkenal sudah didepan mata.
"Halo?"
"Jennie-yah, mau nonton film denganku?"
Lisa pov end.
.
.
.
Rosé pov.
"Rosè-ah perkenalkan dia Koo Junho, produser."
"Ah ya, perkenalkan saya Roseanne Park."