Tigapuluh

4.4K 476 14
                                    

"Berhenti membicarakan gadis miskin itu."

Mark dan Taeyong spontan menolehkan kepalanya, melihat kearah sang ayah yang sepertinya baru saja pulang dari kantor, terlihat dari pakaian yang masih dia gunakan jas yang disampirkan di lengan kirinya dan kemeja tangannya yang digulung sampai sikutnya, tidak mengurangi kadar ketampanan seorang Jung Jaehyun meskipun usianya telah memasuki setengah abad, terlihat begitu berwibawa dan berkharisma.

"Ah kau sudah pulang."Taeyong menghampiri suaminya, menghilangkan sedikit kecanggungan yang tengah terjadi.

Sementara Mark tidak melepaskan sedikitpun tatapannya pada sang ayah, bahkan tangannya telah terkepal kuat.

"Jae, kau lihat Mark mengunjungi kita."ucap Taeyong sambil membawa jas milik Jaehyun.

"Dia bukan berkunjung Tae, tapi dia sedang menentang ayahnya."

Mark terkekeh dengan apa yang ayahnya ucapkan, bukankah ayahnya sendiri yang telah menentang Mark dan berakhir dengan ketidakakuratan diantara keduanya lalu kenapa dia malah menyudutkan Mark, sebegitu inginkah Jaehyun melihat putranya hancur.

"Kau yakin aku yang menentangmu."

"Apa kalian tidak bisa melihat ku tenang sehari saja, sampai kapan pertengkaran diantara kalian berakhir."Taeyong yang hanya menyaksikan keduanya berdebat pun berusaha melerainya.

Tidakkah mereka berdua sadar jika apa yang mereka lakukan membuat hati Taeyong sakit, suami dan putranya tidak pernah akur. Jika sudah seperti ini siapa yang harus disalahkan keduanya memiliki sipat yang sama, sama-sama egois, keras kepala dan tidak mau ditentang.

"Maafkan aku untuk kali ini mom, karena suamimu telah melebihi batasannya."

"Apanya yang melebihi batas Mark, aku rasa apa yang kulakukan masih diatas kewajaran."

"Berusaha mencelakai keluarga Haechan, apakah itu bisa disebut dengan wajar."

Ya akhir-akhir ini Mark sering mendapatkan kabar bahwa ada orang yang berusaha mencelakai keluarga nya Haechan, untung nya Mark memiliki seorang mata-mata yang bisa memberikan informasi tentang Haechan dimanapun dan kapanpun Haechan berada, tanpa sepengetahuan Haechan sendiri.

Dan berakhir dengan mencurigai sang ayah karena selama ini orang yang tidak menyukai Haechan, terlebih setelah memiliki hubungan dengan Mark adalah ayahnya sendiri, jadi salahkah Mark?

"Aku tidak pernah melakukan hal itu, Mark."

Merasa apa yang Mark katakan tidak benar Jaehyun berusaha membela dirinya sendiri, bahkan tatapan matanya berubah menjadi lebih tajam dengan rahangnya yang mulai mengeras.

"Kau yakin, bukankah itu sifat aslimu membunuh siapa saja yang menghalangi jalan mu untuk mendapatkan keinginan tak berujung mu."

"Hentikan omong kosong mu Mark, aku adalah ayahmu, apakah ini balasanmu padaku."

Taeyong semakin dibuat tidak mengerti dengan apa yang suami dan putranya katakan, semuanya semakin memanas saja, bahkan ruangan tamu milik keluarga Jung terasa sangat mencekam.

Siapa yang dicelakai? Dan siapa yang mencelakai? Haruskah keluarga Taeyong berakhir dengan seperti ini, Tuhan kesalahan apa yang Taeyong lakukan dimasalalu hingga hidupnya seperti ini, jika seperti ini percuma saja Taeyong hidup dengan bergelimang harta tapi keharmonisan keluarga nya sangat nol besar.

"HENTIKAN."teriak Taeyong.

"Apa kalian sadar, jika kalian tengah menyakiti satu sama lain."

"Dia yang memulainya mom."

"Aku tidak peduli siapa yang memulai pertengkaran ini, tapi bisakah kalian berhenti untukku, bukan hanya kalian yang terluka, aku juga."lirih Taeyong.

Jaehyun dan Mark terdiam, melihat Taeyong yang sepertinya tertekan bahkan baru kali ini Mark melihat sang ibu ikut bicara dalam pertengkaran nya dengan ayahnya, Mark bahkan tidak pernah berpikir bahwa ibunya akan ikut terluka, bukan ini yang Mark inginkan, dia hanya menginginkan ayahnya agar tidak selalu ikut campur dalam masalah pribadinya.

"Aku harus pulang."akhirnya Mark bersuara.

Setelah kepergian Mark suasana ruangan menjadi hening kembali, Taeyong sedang lelah dan tidak ingin terlalu banyak berbicara jadi dia membiarkan putranya pulang.

"Aku sudah menyiapkan air hangat untuk mu mandi, segeralah turun jika sudah selesai, kita harus makan malam."final Taeyong, setelah itu pergi dia berjalan kearah dapur untuk memasak.

_________________________________________

Mark berjalan dengan kesan wibawanya, tanpa ada senyuman atau pun sapaan disetiap langkahnya, menyusuri lorong kantor untuk menuju ruangan nya sesekali Mark mengecek jam tangannya.

"Jam berapa jadwal rapat saya."tanya Mark pada Yeri.

"Tiga puluh menit dari sekarang."

"Kau sudah menyiapkan materinya."

"Tentu saja."jawab Yeri enteng, namun sebenarnya dari tadi Yeri sedang menunggu Mark menanyakan soal Haechan padanya, tapi sayang sepertinya manusia es disamping nya ini tidak memiliki minat akan hal itu.

Atau jangan-jangan Mark sudah mengetahuinya, mengingat Haechan pernah mengatakan bahwa dia sendiri yang akan memberi tahu Mark, tapi kalau itu benar kenapa Mark terlihat biasa saja, maksudnya ini diluar ekspetasi Yeri. Ah tapi lupakan yang penting hubungan mereka baik-baik saja kan.

"Yeri."

Yeri menoleh dan tersenyum lebar, akhirnya Mark pasti akan bertanya soal Haechan, pasalnya kalau Mark memanggil Yeri dengan nama saja itu artinya Mark ingin bicara serius, ayo berpura-pura tidak tahu Yeri, Yeri tertawa geli dalam hatinya rasanya senang sekali mengerjai direktur so tampan seperti Mark ini.

"Ya ada apa."jawabnya.

"Saya tidak melihat ketua Moon dan karyawan Huang, kemana mereka."

Yeri membulatkan matanya dan melongo tidak percaya, lagi-lagi ini diluar ekspektasinya, uh rasanya jika tidak ingat Haechan, Yeri ingin sekali menonjok wajah tampan milik direkturnya itu.

"Ketua Moon mengajak Renjun untuk melakukan pengamatan dan pengawasan quality produk yang berproses dilapangan kerja."jawab Yeri dengan malas.

Mark hanya mengangguk, dan kembali berjalan tanpa mengucapkan apapun. Sungguh Yeri merasa emosinya meradang sekarang, padahal Mark tidak melakukan apapun tapi kenapa dia begitu menyebalkan Yeri jadi berpikir bagaimana bisa Haechan bertahan bersama orang kaku seperti Mark.

"Karena dia mencintaiku."kata Mark, dan tentu saja Yeri terkejut, darimana Mark mengetahui isi pikiran Yeri apakah dikehidupan sebelumnya Mark menggelar sebagai cenayang.

"Sangat sulit dipercaya, laki-laki seperti mu akhirnya mengenal cinta."

"Aku lebih baik, daripada kau sibuk menyendiri dan mengurus hubungan orang lain."

Yeri menatap sinis pada Mark, lalu berjalan mendahului Mark tidak peduli sedikitpun meskipun Mark adalah direkturnya sekalipun. Ternyata si Mark Jung itu lebih menyebalkan saat berbicara.

Hai, gak tau kenapa pengen Update sekarang, double up lagi😁
Happy Reading and Fighting 😉

Stupid [Markhyuck Gs]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang