bagian 1 : berbeda tidak mudah

252 27 104
                                    

Assalamualaikum~~

Ada yang kangen aku nulis genre religi romance? Rata-rata, sukanya genre ini bukan, sih? ❤

Ini baru permulaan, dan jangan berekspektasi sangat tinggi.

Update : setiap jumat. Namun, kalau aku rajin aku bisa update di hari lain.

Jangan lupa vote!

Dan happy reading....

🐧🐧🐧
🐧❤🐧
🐧🐧🐧

"Ca!"

"Ica!"

Gadis berpakaian sopan dan tertutup itu menoleh, menatap pada ke arah wanita berambut pirang yang melambaikan tangan dengan gembira padanya.

"Tumben makai jilbab yang warna soft, biasanya hitam melulu!"

"Aneh ya?" Gadis bernama Annisa atau yang lebih akrab disapa Icha oleh orang-orang terdekatnya, is menatap sahabatnya penuh tanda tanya.

"Nggak kok, malah makin cantik." Bianka segera menggandeng tangan Icha dengan senyuman merekah.

"Kamu lebih cantik kok, Bi."

"Oh! Kalau yang itu jelas, Ca."

Dua sahabat beda gaya dan penampilan itu cekikikan menatap wajah satu sama lain.

"Bi, makalah aku belum di acc sama Pak Ratno. Gimana nih?" tanya Icha sambil menyandarkan kepalanya pada bahu Bianka.

"Gue juga, haha. Udah tiga kali revisi tapi salah mulu. Dasar dosen gundul kerjaannya nyusahin mahasiswa aja!"

"Shttt, nggak baik ngomong gitu, Bi."

"Kan emang kenyataannya, Ca. Kepala Pak Ratno nggak ada rambutnya!"

"Aku udah begadang sampai jam satu pagi, Bi. Semoga makalahku bisa di acc kali ini."

"Amin." Bianka menepuk pundak Icha.

Baik Icha maupun Bianka mengambil posisi duduk yang nyaman di salah satu kursi taman.

Pembelajaran perkuliahan mereka dibubarkan sepuluh menit yang lalu.

Dua mahasiswi sementer 4 itupun fokus dengan aktivitas masing-masing.

Icha sibuk dengan novel romance yang sudah setengah halaman ia baca. Sementara, Bianka sibuk berselfie ria dengan ratusan gaya yang tidak ada habisnya.

"Ca, lihat sini, Ca! Senyum ...."

Dengan tenang Icha mengangkat kepalanya, menoleh ke arah kamera ponsel mahal Bianka yang menampilkan timer 10 detik lamanya.

Senyum Icha terbit terlihat nampak deretan gigi rapi nan putih gadis itu.

"Sempat-sempatnya!" Icha berkomentar, lalu membalik lembar selanjutnya dari novel yang tengah ia baca.

"Harus rajin update di instagram, biar followers gue nambah, Ca."

"Kamu mah terlalu narsis, Bi." Icha geleng-geleng kepala. Sudah sangat maklum dengan sahabat baiknya itu.

Iya! Icha dan Bianka sudah menjalani persahabat mereka selama lima tahun. Dimulai saat keduanya satu kelas, dan juga satu jurusan semasa SMA dulu.

"Ihh, ngeselin... yang komen malah tanyain tentang lo, Ca. Kata mereka tag ig temannya dong, kan kesel gue!"

"Aku kan, nggak main Instagram," ujar Icha menunduk, meraih pembatas bukunya yang jatuh di dekat sepatunya.

"Iya, gue juga tahu, Ca!"

KAMU! ISTIMEWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang