AMAH [17]

196 9 14
                                    

Adel tak henti-hentinya menangis didalam kamarnya. Rasanya begitu sakit ketika orang tua Bintang tidak menyukainya. Apakah Adel harus meninggalkan Bintang? Atau justru ia harus mempertahankannya?

Menjalankan hubungan tanpa restu orang tua itu bagaikan masakan tanpa garam. Hambar! Adel tak ingin hubungannya terhalang oleh restu.

Gadis itu mengubah posisinya menjadi duduk. Ia meraih ponselnya dan membuka aplikasi berwarna hijau. Dissna tertara nama Alka yang menelpon serta mengirimkan chat. Gadis itu membuka chat yang dikirimkan oleh Alka.

Alka
Online

Alka
Lo udah sampai?

Alka
Lo baik-baik aja kan?

Alka
Del?

Alka
Jangan sedih, Bintang udah sadar. Opresinya juga berhasil!

Alka
Bintang nanyain lo waktu dia baru bangun.

Alka
Besok kerumah sakit ya? Ortu Bintang besok kerja kok ke singapur

Alka
Tenang aja, nanti gue jemput

Alka
Jangan lupa makan

Alka
Jaga kesehatan juga ya

Alka
See you!

Adel amat bahagia ketika membaca pesan Alka yang memberitahukan bahwa Bintang sudah sadar dari operasinya. Dirinya tak sabar menunggu hari esok untuk bertemu Bintangnya.

Gadis itu mengetikkan sesuatu pada kontak Alka.

Anda
Lo serius, Bintang udah sadar?

Anda
Kalo sekarang ada ortu Bintang nggak, Al? Gue kangen banget sama dia:(

Alka
Iya serius, Bintang udah sadar!

Alka
Bintangnya lagi tidur:)

Alka
Nanti aja ya? Gue janji, setelah Bintang bangun, gue bakal telpon lo lagi.

Alka
Jangan sedih, lo bakal segera bertemu sama dia!

Alka
Udah dulu ya, gue mau makan dulu. Laper😁

Anda
Okee:)

Adel menaruh handphone nya dengan perasaan kecewa. Dirinya merindukan Bintang! Namun sayangnya, Bintangnya sedang istirahat.

Dilain tempat, Alka tengah memaki Kania yang sedari tadi tak henti-hentinya menempel pada Bintang.

"Bintang nggak butuh lo, jadi lebih baik lo pergi sekarang!" ujar Alka dengan penuh penekanan. Ia tak perduli dengan adanya Dinda yang menyuruh Tania untuk datang menemmani Bintang

"Apaan sih, gue tuh kesini ditugasin buat jagain Bintang!" jawab Kania ketus

"Gue nggak butuh lo." ujar Bintang dengan nada santai

Kania, Dinda, dan Alka sepontan mengarahkan pandangannya pada Bintang. Dinda menghampiri Bintang dan duduk disamping putra tunggalnya.

"Nggak boleh ngomong gitu, Bintang. Niat Kania baik, dia mau menemani kamu sampai sembuh." ujar Dinda seraya mengelus lembut surai hitam anaknya

Air Mata Anak Haram [Update Setiap Hari!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang