Mawar melambangkan banyak hal. Kebahagiaan, ketulusan, kesedihan, kekesalan, dan masih banyak lagi.
Tetapi, bukankah ini sangat aneh jika kelopak bunga mawar justru menghujani bumi?
Apakah yang sebenarnya terjadi?
Pertanyaan itu terus menerus muncul di pikiran manusia yang telah dilindungi oleh Neko dan Honda.
Saat ini, Neko dan IXA sedang bertaruh hidup mati dihadapan Legendorga yang terus-menerus memaksa mereka untuk melepas semua manusia agar menjadi pengikutnya. Tidak sampai disitu, Legendorga juga mengatakan jika ia akan memberikan keabadian dan kebahagiaan untuk mereka berdua jika mereka menuruti permintaannya.
Tentu saja hal itu ditolak mentah-mentah oleh Neko. Selaku penerus Kiva dan keturunan dari Queen Fangire terdahulu, ia tidak sudi menyerahkan manusia hanya untuk menjadi mayat hidup.
Pertarungan terus menjadi sengit. Baik Kiva maupun IXA terus-menerus dihantam oleh serangan Legendorga.
"Datanglah, Garuru!"
Neko merubah wujudnya menjadi biru bangsa wolfen. Ia bergerak lincah, loncat kesana kemari demi mencari sebuah celah untuk menyerang. Dan saat sudah menemukan, ia mengganti wujudnya menjadi bashaa magnum.
Tembakan demi tembakan ia lontarkan. Namun sayang, hal itu hanya terbuang sia-sia. Neko diserang dengan serangan yang hanya bisa ditahan oleh Dark Kiva. Dari serangan itu, Kivat memisahkan diri dari Neko dan jatuh dengan jarak yang cukup jauh serta menghantam tembok.
Melihat kesempatan itu, Legendorga mencoba mendekati Neko. Tetapi, ia dihadang oleh IXA yang sistemnya tampak mulai rusak seutuhnya.
Legendorga itu tidak menampakkan sisi ampun. Ia langsung mengeluarkan kekuatannya dan merusak seluruh sistem IXA hingga menyisakan Honda yang sekarat.
"Honda!" Neko berteriak sekuat yang ia bisa. Hal itu tentunya membuat Legendorga dihadapannya tertawa puas, "Bagaimana, ingin menerima tawaranku?"
Neko hanya diam. Ia merasa, Kivat juga kesakitan karena Legendorga bukan tandingan mereka. Ya, memang tidak ada pilihan lain.
Neko merubah wujudnya menjadi wujud Fangire dan menyebarkan kelopak mawar merah. Melihat hal itu, Legendorga semakin tertarik untuk semakin memaksa Neko menyerah.
Legendorga mulai memerintahkan pasukannya untuk menyerang Neko. Sayangnya, pasukan itu berhasil ditepis begitu saja oleh Neko.
Marahkah dirinya? Salahkah dirinya? Lelahkah dirinya?
Tidak ada yang tahu kondisi Neko saat ini. Yang terlihat jelas dimatanya hanya hasrat untuk menghabisi lawan dihadapannya.
Dalam satu rentangan tangan, angin berhembus dan membawa kelopak-kelopak itu terbang lalu menepis semua kekuatan Legendorga hingga lawannya terhempas sedikit jauh dari hadapannya.
"Oh, kekuatanmu boleh juga. Mengapa kau tidak bergabung bersama kami? Menjadi seorang penguasa, daripada dibawah pimpinan King," ucap Legendorga yang sama sekali belum menyerah dari pendiriannya.
"Maaf saja. Aku rasa dia sudah menolakmu berulang kali. Benar bukan, Neko?"
Meskipun suara itu ada, tetapi Neko hanya diam. Ia tidak berniat berkata sedikitpun.
Rasa kehilangan, rasa sakit, rasa hampa sudah menguasai dirinya. Ia hanya mengamuk sejadi-jadinya. Dan dalam beberapa serangan, Neko berhasil membuat Legendorga itu mundur dari peperangan yang menyisakan dirinya dengan Kaito.
"Mau sampai kapan kau ada di wujud itu, Neko," ucap Kaito dengan tatapan yang sulit dijelaskan.
Neko tetap membisu. Ia melontarkan serangan demi serangan pada Kaito. Tetapi, bukan Diend namanya jika tidak bisa menghindar. Dan disaat Neko lengah, ia memeluknya dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Panorama (Kamen Rider Diend ver.)
FanfictionMenjadi seorang kamen rider yang berkeliling dunia rider untuk mencari harta adalah hal yang biasa bagi Kamen rider Diend. Bak yin dan yang, ia bisa menyempurnakan seluruh gerakan rekannya, Kamen rider Decade. Tetapi, ada suatu kejadian dimana tempa...