[4] FRUSTRATED

19 12 2
                                    


"Serumah denganmu adalah neraka bagiku."

"Apa tante? Erza enggak salah dengar kan?." Kata erza shock sambil berharap dia salah dengar.

"sayangnya kamu enggak salah dengar sayang. Lagipula, ini kan demi kamu juga sayang. Kamu itu cewek. Biarpun kamu kuat, tetep aja kamu kalah dibandingkan dengan kekuatan cowok. Tante ingin putra temenin kamu disini entah sampai kapan itu terserah putra. Bagaimana?." Kata tante putra dengan mimic serius.

"satu rumah dengan cowok sengak ini? Astaga! Mimpi apa gue semalam jadi kayak gini?! Satu sekolah saja udah bikin gue pengen bunuh diri, apalagi kalau satu rumah! 24 jam ketemu! Hidup gue bakal dibatasin! Tidakkkkk!!!." Teriak Erza frustasi.

"bentar tante,,, erza boleh ngomong sama putra sebentar di belakang?." Kata erza sambil berdiri

"boleh kok eza. Silahkan saja." Kata mama putra tersenyum

mendengar itu, erza langsung berbisik di telinga putra yang ada duduk disampingnya " gue mau ngomong sama elo di belakang. Sekarang juga." Setelah itu pergi menuju taman belakang.

mendengar itu, putra tersenyum dan langsung menyusul erza ke taman belakang dan melihat erza duduk termenung di ayunan sambil menatap kolam, putra mendekatinya dan berkata "lo mau ngomong apa?."

"gue pengen elo enggak setuju soal permintaan gila nyokap elo! Gue gak mungkin serumah sama elo! Gue bisa jaga diri gue sendiri, please kak. Gue mohon." Kata erza memohon.

"gue gak bisa tulusin permintaan elo za. Karena gue pengen ngejaga elo. elo mau nyokap bokap elo khawatir di negeri orang kalau dengar elo kenapa-kenapa? Ingat, gue adalah calon tunangan elo dan gue wajib ngelakuin apa yang gue rasa benar selama itu gak ngerugiin gue."

"sebelum gue setuju dengan perjodohan ini, gue enggak kenapa-kenapa kan? Padahal gue tinggal sendiri! Bagi elo itu benar dan tak merugiin elo, tapi bagi gue, itu salah dan sangat merugikan gue! elo gak mikir apa dampaknya kalau satu sekolah tau kita dijodohin dan elo tinggal dirumah gue?! gue bakal naroh muka dimana Tuan Putra Eduardo Pradipta yang terhormat?." Kata erza sengit.

"pokoknya keputusan gue bulat, gue akan tinggal dirumah elo. titik! Kalau perlu, gue bakal bujuk nyokap elo agar gue bisa tinggal berdua sama elo, Dan gue janji gue gak akan bilang sama siapa-siapa kecuali Rico dan Restu soal hubungan ini dan kita tinggal serumah. Jelas nyonya Erza Noor Assifa yang paling gue sayangi?." Kata putra dengan mimic puas.

"terserah lo deh!." Kata erza pergi ninggalkan putra dengan hati penuh dongkol dan masuk ke kamarnya sambil membanting pintu tanpa mempedulikan tatapan heran dari keluarga Putra dan tatapan maklum dari orang tua Erza.

"putra, erza kenapa? Kok dia jengkel begitu? Kamu berantem sama dia?." Kata mama putra heran ketika melihat anaknya masuk ke ruang makan dengan penuh senyum kemenangan.
"biasa ma. Entar dia baik sendiri kok. Iya kan tante?." Kata putra sambil menatap mamanya Erza.

"iya Jenni. Entar Erza baik sendiri kok. Enggak usah dipikirkan." Kata mamanya mencoba tersenyum dan mencoba mngalihkan pembicaraan.

Selama satu jam mereka berbicara, mamanya putra berkata "sudah jam 10 malam ini. Pah? Bagaimana? Sudah selesai kan? Maaf meizsa kalau kedatanganku merepotkan kalian terutama erza. Sekalian aku mau ngabarin kalau aku besok bakal balik ke jerman dengan Mark. Jaga diri kalian baik-baik ya." Sambil cipika-cipiki dengan mamanya erza.
Setelah selesai pamitan, mama putra dan ayahnya berjalan duluan menuju mobilnya, putra mendekati mamanya erza dan berkata

"tante, putra boleh minta tolong tidak?."

"minta tolong apa putra?."

"putra pengen menjaga erza tante, putra pengen tinggal dirumah tante dengan erza. Kalau erza enggak mau, dia bisa tinggal dirumah putra. Putra janji gak akan ngapa-ngapain erza. Bagaimana tante?."

TRAZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang