"Katakan siapa orang yang kau maksud."
Lucas menyandarkan tubuhnya kebelakang sofa, lalu tersenyum penuh arti. Menghela nafas terlebih dahulu Lucas kembali duduk keposisi semula.
"Mina, Hyunjin mungkin."katanya dengan mengendikkan bahu.
"Katakan dengan benar."
"Itu benar Mark, kau pikir aku asal bicara apa."jangan meragukan Lucas yang notabenenya adalah seorang detektif lulusan Hongkong, dia terkenal dengan keahliannya dalam memata-matai orang yang menurutnya mencurigakan, untuk Mina dan Hyunjin sendiri sebenarnya Lucas awalnya tidak tahu menahu hanya saja waktu itu kebetulan Lucas bertemu dengan mereka berdua disebuah cafe di Hongkong, ntah bagaimana caranya mereka berdua bisa bertemu, tapi dari apa yang Lucas dengar mereka berdua sama-sama sedang berlibur dan tidak sengaja untuk bertemu, berkenalan, lalu saling bercerita setelah mengetahui masalah masing-masing mereka berdua memutuskan untuk bekerja sama untuk menghancurkan Mark, karena memiliki dendam yang sama.
"Mina merasa sakit hati saat kau memutuskannya secara sepihak mungkin dia juga merasa dipermalukan."
"Dia yang mempermalukan dirinya sendiri, kenapa dia tidak terima."
"Wanita picik sepertinya mana tau soal seperti itu, yang dia pikirkan hanya kesenangan."kata Lucas, dengan menyeringai.
"Lalu Hyunjin, apa masalahnya denganku."tanya Mark, pasalnya Mark tidak mengenal Hyunjin sama sekali, jika diingat-ingat pun Mark rasa dia hanya pernah bertemu sekali dengan Hyunjin, saat ditaman dan itupun waktu Mark mencari Haechan. Jadi dimana letak kesalahannya terhadap laki-laki bernama Hyunjin itu.
"Ck. Kau ini memang selalu memandang remeh suatu kejadian Mark, kau lupa jika waktu itu kau mengaku sebagai kekasihnya Haechan, dan inilah dampaknya."
"Wanita ular itu, menghasut Hyunjin agar mau menjadi partner nya balas dendam padamu, lewat Haechan".
"Mark, mereka tahu kelemahan mu adalah Haechan."lanjut Lucas.
Mark terdiam raut wajahnya yang berubah menjadi mengeras tatapan nya menajam, pandangan nya lurus kedepan dengan kilatan amarah yang begitu terlihat. Kenapa banyak orang yang hanya mementingkan keegoisan sendiri jika. Manusia-manusia seperti mereka seharusnya tidak pernah hidup, lihat saja jika mereka melakukan hal yang membuat Haechan-nya terluka maka Mark tidak akan segan-segan untuk membuat keduanya merasakan pembalasan yang lebih menyakitkan dari apa yang telah mereka lakukan.
Mark mencari-cari ponselnya untuk menghubungi sang kekasih, tapi dimana dia meletakkan ponselnya, apa tertinggal diruang rapat tapi Mark rasa dia membawanya, berdiri mendekati meja kerjanya Mark mencarinya kembali. Lucas yang merasa bingung pun bertanya apa yang sedang Mark lakukan.
"Kau sedang apa."
"Mencari ponselku, aku harus menghubungi Haechan agar dia tidak pergi sendirisendiri."
"Bukankah kau mengirimkan beberapa pengawal untuk menjaga Haechan."tanya Lucas.
"Dia marah dan menolaknya jadi aku menarik mereka kembali."jawab Mark sambil terus mencari-cari ponselnya.
Mengusap wajahnya kasar Mark kesal, dimana sebenarnya dia meletakkan ponselnya kembali ke sofa Mark mencarinya kembali dan akhirnya dia menemukannya, ternyata ponselnya ada dibawah bantal sofa. Segera saja Mark membuka ponselnya dan ternyata ada pesan dari Haechan, langsung saja Mark membukanya.
From: Haechan-ie
Mark, terimakasih untuk bunganya ini sangat wangi aku sangat menyukainya dan aku akan datang ke taman.Mark aku mencintaimu ❤
"Sial."Mark mengumpat, dan mengeratkan pegangannya pada ponsel miliknya lalu berlari keluar dari ruangan nya. Lucas mengerutkan dahinya karena tidak mengerti. "Hey Mark ada apa".tanya Lucas sambil mengikuti Mark.
_________________________________________
"Kau masih marah padaku."
Taeyong tetap diam, dia tidak berniat untuk menjawab pertanyaan suaminya dia marah, dan sedang tak ingin berdebat.
"Tae, ayolah ini bukan pertama kalinya."
"Ini bukan yang pertama kalinya, tapi apakah kau tau selama ini aku hidup dalam penderitaan, kau pikir selama kalian terus seperti ini aku bahagia."
"Jae, aku tidak pernah meminta untuk hidup dalam harta yang bergelimang, bahagia bersama keluarga saja sudah membuat kucukup."
"Taeyong-ah".
"Berhenti berlarian dimasalalu mu Jae, cobalah untuk ikhlas dan cobalah untuk menerima semuanya."
Suasana kembali menjadi hening, deru nafas Taeyong terlihat begitu kentara, ini untuk yang pertamakalinya Taeyong memperlihatkan ketidaknyamanan nya selama ini, dia menyayangi keduanya tapi jika mereka terus seperti itu membuat Taeyong hancur. Bahkan benteng pertahanan yang Taeyong bangun selama ini telah roboh, sudah cukup dia tidak kuat lagi jika harus terus berpura-pura bahagia terus, sudah cukup juga suami dan anaknya berada dalam zona pertengkaran mereka yang tak ada habisnya.
Jaehyun memandang istrinya dengan tatapan sendu, berusaha memikirkan apa yang Taeyong katakan memang ada benarnya namun keegoisan nya menolak semua yang Taeyong katakan, yang ada dalam pikiran Jaehyun hanya ingin rasanya merengkuh tubuh bergetar milik istrinya.
Saling berhadapan tidak membuat keduanya berpikir untuk saling meredakan emosi, Taeyong yang terus bersikeras agar membuat Jaehyun keluar dari masalalu kelamnya.
"Kenapa kau diam."
Jaehyun menatap sang istri, bibirnya bergerak seperti akan mengatakan sesuatu namun semuanya terasa begitu kelu dan kaku.
"Sudah cukup kau melibatkan masalalu mu dengan putraku, cukup Jae."
"Itu terlalu sulit untuk ku lupakan."jawab Jaehyun dengan menundukkan kepalanya sebesar apapun Jaehyun menyela, tapi hati kecilnya merasa membenarkan apa yang Taeyong katakan.
Masalalu yang Jaehyun alami terlalu menyedihkan sehingga membekas sampai sekarang, penghinaan yang pernah dia alami dulu adalah sebuah kejadian yang masih terekam sampai sekarang, bahkan Jaehyun tidak pernah rela jika terus mengingat kejadian naas yang menimpanya, itulah latar belakang kenapa Jaehyun selalu seenaknya pada orang lain, karena dia pernah menjadi korban, bukannya belajar dari masalalu untuk menjadi lebih baik justru Jaehyun malah menjadikan masalalunya sebagai panutannya agar bisa melakukan hal yang sama yaitu menindas siapapun yang mengusiknya termasuk orang-orang tidak punya.
Tapi sayang dia tidak pernah berpikir bahwa apa yang ia lakukan berakibat dengan menghambat kebahagiaan sang anak, bahkan dengan secara tidak langsung dia juga menyakiti istrinya. Jadi apakah sekarang Jaehyun akan berubah setelah Taeyong mencurahkan isi hatinya?.
"Bukan masalah sulit atau tidaknya, tapi kau tidak pernah berusaha."
Memandang sang istri dengan lamat. "Apakah jika aku berubah, Mark akan menerima ku kembali."
"Mengingat apa yang telah aku lakukan padanya selama ini, aku rasa itu akan sulit."
Akhirnya merasa lega dan tersenyum kepada suaminya.
"Tidak ada yang tidak mungkin Jae, kau ayahnya sebesar apapun Mark membencimu aku yakin sebenarnya dia juga menyayangimu."
Membawa istrinya kedalam pelukan hangat nya, Jaehyun mengusap lebut punggung sang istri.
"Tolong bantu aku untuk itu."katanya, dan Taeyong hanya mengangguk pelan.
Hallo
Ayo tetap bersemangat 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid [Markhyuck Gs]✔
FanfictionHidup tidak akan selalu mudah dan menyenangkan bukan, adakalanya kepahitan menghampiri kita. Menurutku tertawa adalah pilihan paling ampuh untuk melupakan masalah. Tidak peduli seberapa besar mereka memaki kita, selama kita tidak membebani mereka...