[5] SLEEPING BEAUTY

19 10 0
                                    

Tiba..tiba....
BLEPP! Mati lampu tengah malam dan hujan lebat di temani petir sukses membuat erza yang parno dengan gelap dan petir langsung bangun dan teriak sekencang-kencangnya.

"arrggggghh!! Mati lampu! Ini lampu emergency kenapa gak nyala coba?! Huaa,,, mamaa.. paapahh...mpok surti.. tolong... huhu." Kata erza sambil menangis ketakutan dan menelungkupkan wajahnya di kedua tangannya.

putra kaget mendengar erza teriak ketakutan dan menangis, langsung bangun dan menyalakan sentar yang selalu dia letakkan di samping tempat tidur. Kemudian dia keluar dari kamarnya dan mengetuk pintu kamar dengan pelan "Erza... ini gue. elo kenapa?."
erza yang parno dengan gelap, mendengar bunyi petir menggelegar dan suara pintu kamarnya diketuk membuat dia semakin histeris. Sambil menangis dia berkata "elo siapa? Please.. jangan ganggu gue. gue udah ketakutan, jangan dibikin takut lagi."
putra yang hampir tertawa melihat seorang erza yang berani menantang dia, selalu sok jagoan ternyata takut dengan suara petir dan ruangan gelap. Kemudian dia berkata "gue putra za. Elo buka pintu kamar deh. Gue janji gak ngapa-ngapain elo."

"beneran elo putra? Bukan orang yang nyamar jadi putra?." Kata erza semakin paranoid

"bukan! Sejak kapan ada orang bisa nyamar jadi cowok seganteng gue? udah lo buka pintu kamar aja deh. Kita ngobrol ampe pagi juga gak ada gunanya." Kata putra membujuk.
erza yang menyerah dengan keadaan, berusaha mencari handphonenya dan menyalakannya. Kemudian sambil berusaha berjalan menuju pintu, tiba-tiba bunyi petir terdengar lagi dan melihat pantulan kilat di cermin membuat erza langsung tersimpuh di lantai dan berteriak nyaring sambil menutup kedua telinganya dan menangis.

putra yang panic mendengar erza teriak, mulai gelagapan mencari cara supaya bisa masuk kamar erza dan menenangkan gadis itu, sebelum dia mendapat ide yang tepat, tiba-tiba pintu kamar sudah terbuka dan erza memeluk dia sambil menangis ketakutan kemudian berkata "huhuhu... gue takutt kaa,,,,,. Aaaaaaaa!!." Teriak erza histeris karena bunyi petir terdengar nyaring dan semakin mengetatkan pelukannya kepada putra.

putra yang kaget dengan sikap erza, tak ingin buang-buang kesempatan, langsung mengelus rambut erza dan berusaha menenangkan gadis itu dengan berkata "elo aman sama gue za. Kita tidur yuk?."
erza menggeleng pelan dan berkata "elo boleh ketawa put, tapi gue takut gelap dan gue gak bisa tidur dalam kegelapan kecuali ada yang temanin gue."

"gue aja yang temanin elo tidur gimana? Gue gak bakal apa-apain elo kok."
erza yang kaget dengan usul putra, langsung melepas pelukannya dan berkata "serius lo? Enggak boleh! Pasti lo mau macem-macem?! Iya kan?!." Tuduh erza

"yaudah kalo elo gak mau. Gue gak maksa kok." Kata putra sambil pura-pura menjauh meninggalkan erza yang kebingungan.

"Iyaa deh.. elo boleh temanin gue, tapi Cuma temanin ya! Jangan macam-macam!." Kata erza putus asa.

"nah gitu dong.. ayo kita masuk. Gue bawa senter kok." Kata putra sambil menuntun erza masuk ke kamarnya.

"Elo tidur aja za. Gak usah mikirin gue." kata putra tersenyum melihat erza duduk di sisi ranjang sambil memeluk bantal.
"besok kan sekolah. Entar elo ketiduran di kelas lagi." Kata erza khawatir

"gue mah udah biasa tidur di kelas. Udah elo tidur aja. Gue gak kemana-mana kok." Kata putra sambil mengacak rambut gadis itu dan duduk di sampingnya.

"yaudah gue tidur dulu ya." Kata erza sambil menarik selimut dan yang membuat putra kaget, dia tidur menghadap putra sambil memegang tangan kanannya. Putra tersenyum melihat erza bisa tidur pulas dan sesekali menutup kedua telinga gadis itu agar dia tidak terbangun gara-gara bunyi petir.

Selama sejam menunggu, membuat putra tertidur dengan posisi duduk dan bernapas lega karena lampu sudah nyala dan hujan mulai berhenti. Dia menatap gadis itu dan tersenyum "ini cewek manis banget kalo tidur. Kayak semua beban dia hilang. Berat juga dia tidur sendiri dirumah sebesar ini. Gue harus bisa membuat dia selalu marah, tersenyum dan tertawa dan tak ingin ada awan mendung di wajah dia karna gue. gue gak pengen wajah manis dia hilang." Kata putra dalam hati.

TRAZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang